Kaum Munafik Menghindari Seruan Nabi Melawan Romawi
Kamis, 14 Mei 2020 - 04:02 WIB
Kata Rasulullah kepada Jadd bin Qais - salah seorang Banu Salima: "Hai Jadd, engkau bersedia tahun ini menghadapi Banu'l Ashfar?"
"Rasulullah," kata Jadd. "Izinkanlah saya untuk tidak dibawa ke dalam ujian serupa ini. Masyarakat saya sudah cukup mengenal, bahwa tak ada orang yang lebih berahi terhadap wanita seperti saya ini. Kuatir saya, bahwa kalau saya melihat wanita-wanita Banu'l-Ashfar, saya takkan dapat menahan diri." Banu'l Ashfar ialah bangsa Romawi.
( )
Oleh Rasulullah ia ditinggalkan. Dalam hubungan ini ayat berikut ini turun:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي ۚ أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ
Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah". Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. (QS At-Taubah : 49)
Orang-orang yang memang sudah membawa bibit-bibit kebencian dalam hatinya kepada Rasulullah, mereka mengambil kesempatan dalam peristiwa ini supaya orang-orang munafik itu tambah munafik dan menghasut orang supaya tinggal di belakang medan perang.
Rasulullah melihat bahwa mereka itu tak dapat diberi hati, khawatir nanti akan merajalela. Ia berpendapat akan mengambil tindakan terhadap mereka dengan tangan besi.
Beliau mengetahui, bahwa banyak orang berkumpul di rumah Sulaim orang Yahudi itu. Mereka mau mengalang-alangi orang, mau menanamkan rasa enggan dalam hati orang dan supaya mereka tinggal saja di garis belakang. Didampingi oleh beberapa orang sahabat ia mengutus Talha bin 'Ubaidillah kepada mereka dan rumah Sulaim itu dibakar. Salah seorang dari mereka patah kakinya ketika ia melarikan diri dari dalam rumah itu. Yang lain-lain langsung menerobos api itu dan dapat meloloskan diri.
( )
Tetapi mereka sudah tidak lagi mengulangi perbuatan semacam itu. Bahkan itu menjadi contoh buat yang lain. Sesudah itu tak ada lagi orang berani melakukan perbuatan demikian.
Tindakan tegas terhadap orang-orang munafik itu ada juga bekasnya. Dalam mempersiapkan pasukan itu orang-orang kaya dan orang-orang berada telah pula datang menyumbangkan hartanya dalam jumlah yang cukup besar. Usman bin 'Affan saja sendiri menyumbang seribu dinar, dan banyak lagi yang lain, masing-masing menurut kemampuannya.
Setiap orang yang mampu tampil dengan perlengkapan dan biaya sendiri pula. Orang-orang yang tidak punya juga banyak yang datang ingin dibawa serta oleh Nabi. Mereka yang mampu oleh Nabi dibawa, sedang kepada yang lain ia berkata: "Dalam hal ini saya tidak mendapat kendaraan yang akan dapat membawa kamu."
Dengan demikian mereka pun kembali, kembali dengan bercucuran airmata. Mereka sedih, karena tak ada pula yang dapat mereka sumbangkan. Karena tangisan mereka itu mereka diberi nama Al-Bakka'un (orang-orang yang menangis).
( )
Pasukan yang sudah berkumpul mendampingi Rasulullah ini - yang disebut Pasukan 'Usra karena kesukaran yang dialami sejak mulai dibangun - sebanyak tigapuluh ribu Muslimin. Dalam menunggu Rasulullah kembali dari mengurus beberapa masalah di Madinah, sementara dia tidak ada, di tengah-tengah pasukan yang sudah berkumpul itu Abu Bakarlah yang bertindak sebagai imam sembahyang.
Sekarang, setelah masalah-masalah dalam kota diserahkan kepada Muhammad bin Maslama; dan Ali bin Abi Talib diserahi urusan keluarga dan disuruhnya ia tinggal dengan mereka. Setelah segala sesuatunya sudah dianggap beres, ia pun kembali ke tempat semula memimpin pasukan. Ketika itu Abdullah bin Ubayy juga sudah siap dengan sebuah pasukan terdiri dari golongannya sendiri, akan berangkat di samping pasukan Rasulullah. Akan tetapi menurut Nabi, Abdullah dan pasukannya itu supaya tetap di Madinah saja karena selain kurang dapat dipercaya imannya juga ia tidak kuat. (Bersambung) ( )
"Rasulullah," kata Jadd. "Izinkanlah saya untuk tidak dibawa ke dalam ujian serupa ini. Masyarakat saya sudah cukup mengenal, bahwa tak ada orang yang lebih berahi terhadap wanita seperti saya ini. Kuatir saya, bahwa kalau saya melihat wanita-wanita Banu'l-Ashfar, saya takkan dapat menahan diri." Banu'l Ashfar ialah bangsa Romawi.
( )
Oleh Rasulullah ia ditinggalkan. Dalam hubungan ini ayat berikut ini turun:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي ۚ أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ
Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah". Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. (QS At-Taubah : 49)
Orang-orang yang memang sudah membawa bibit-bibit kebencian dalam hatinya kepada Rasulullah, mereka mengambil kesempatan dalam peristiwa ini supaya orang-orang munafik itu tambah munafik dan menghasut orang supaya tinggal di belakang medan perang.
Rasulullah melihat bahwa mereka itu tak dapat diberi hati, khawatir nanti akan merajalela. Ia berpendapat akan mengambil tindakan terhadap mereka dengan tangan besi.
Beliau mengetahui, bahwa banyak orang berkumpul di rumah Sulaim orang Yahudi itu. Mereka mau mengalang-alangi orang, mau menanamkan rasa enggan dalam hati orang dan supaya mereka tinggal saja di garis belakang. Didampingi oleh beberapa orang sahabat ia mengutus Talha bin 'Ubaidillah kepada mereka dan rumah Sulaim itu dibakar. Salah seorang dari mereka patah kakinya ketika ia melarikan diri dari dalam rumah itu. Yang lain-lain langsung menerobos api itu dan dapat meloloskan diri.
( )
Tetapi mereka sudah tidak lagi mengulangi perbuatan semacam itu. Bahkan itu menjadi contoh buat yang lain. Sesudah itu tak ada lagi orang berani melakukan perbuatan demikian.
Tindakan tegas terhadap orang-orang munafik itu ada juga bekasnya. Dalam mempersiapkan pasukan itu orang-orang kaya dan orang-orang berada telah pula datang menyumbangkan hartanya dalam jumlah yang cukup besar. Usman bin 'Affan saja sendiri menyumbang seribu dinar, dan banyak lagi yang lain, masing-masing menurut kemampuannya.
Setiap orang yang mampu tampil dengan perlengkapan dan biaya sendiri pula. Orang-orang yang tidak punya juga banyak yang datang ingin dibawa serta oleh Nabi. Mereka yang mampu oleh Nabi dibawa, sedang kepada yang lain ia berkata: "Dalam hal ini saya tidak mendapat kendaraan yang akan dapat membawa kamu."
Dengan demikian mereka pun kembali, kembali dengan bercucuran airmata. Mereka sedih, karena tak ada pula yang dapat mereka sumbangkan. Karena tangisan mereka itu mereka diberi nama Al-Bakka'un (orang-orang yang menangis).
( )
Pasukan yang sudah berkumpul mendampingi Rasulullah ini - yang disebut Pasukan 'Usra karena kesukaran yang dialami sejak mulai dibangun - sebanyak tigapuluh ribu Muslimin. Dalam menunggu Rasulullah kembali dari mengurus beberapa masalah di Madinah, sementara dia tidak ada, di tengah-tengah pasukan yang sudah berkumpul itu Abu Bakarlah yang bertindak sebagai imam sembahyang.
Sekarang, setelah masalah-masalah dalam kota diserahkan kepada Muhammad bin Maslama; dan Ali bin Abi Talib diserahi urusan keluarga dan disuruhnya ia tinggal dengan mereka. Setelah segala sesuatunya sudah dianggap beres, ia pun kembali ke tempat semula memimpin pasukan. Ketika itu Abdullah bin Ubayy juga sudah siap dengan sebuah pasukan terdiri dari golongannya sendiri, akan berangkat di samping pasukan Rasulullah. Akan tetapi menurut Nabi, Abdullah dan pasukannya itu supaya tetap di Madinah saja karena selain kurang dapat dipercaya imannya juga ia tidak kuat. (Bersambung) ( )
(mhy)