Runtuhnya Logika Matematika, Pelajaran dari Perang Hunain
Sabtu, 26 Desember 2020 - 21:40 WIB
Hal berkebalikan terjadi pada perang Hunain. Niat dan sandaran muslimin yang semula bergantung kepada Allah semata bergeser menjadi bergantung pada jumlah pasukan yang banyak. Maka, Allah berikan pelajaran bagi muslimin dalam perang Hunain. Allah berlepas diri dari pasukan muslimin. Dampaknya, pasukan muslimin tercerai berai oleh serangan musuh. Pelajaran lainnya, meski yang bergeser sandarannya hanya sebagian pasukan muslimin, yaitu 2.000 orang yang baru masuk Islam, ternyata dampaknya bisa mengenai pasukan muslimin (tim) secara keseluruhan.
Maka, pada ayat lain, kita pun diingatkan, "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya." (QS. Al-Anfal [8]: 25)
Pelajaran perang Hunain yang dikisahkan dalam Al-Qur'an ini semestinya juga menjadi pelajaran bagi kita dalam menjalani hidup ini. Karena, Al-Qur'an adalah panduan abadi muslimin. Bahwa tauhid itu mesti kokoh, murni, dan tak boleh terkotori setitik nila pun.
Barangkali secara tidak sadar dalam kehidupan ini, kita terkadang mengesampingkan Allah dan menomorsatukan logika matematika. Logika matematika itu penting, namun ingatlah ia hanya tools untuk menyusun strategi dan mengkalkulasi kekuatan dan kelemahan. Ketika logika matematika dijadikan sandaran atau tolak ukur kepastian keberhasilan atau ketidakberhasilan, di sinilah tauhid telah terkotori.
Bukankah jika logika matematika dijadikan acuan, seharusnya muslimin kalah dalam perang Badar? Dan, berjaya pada perang Hunain? Namun, faktanya tidak seperti itu. Sekali lagi perang Hunain memberikan pelajaran penting bagi kita agar proporsional dalam menempatkan logika. Agar iman (tauhid) tetap menjadi panglima dalam beramal dan berkarya.
Usai perang Hunain yang akhirnya dimenangkan oleh muslimin dengan pertolongan Allah, maka muslimin memperoleh ghanimah berlimpah. Semisal, 25.000 ekor unta, 40.000 ekor kambing, dan 40.000 uqiyah perak. Ada kisah tentang iman lagi pada episode ini yang membuat kaum Anshar menangis tersedu kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Bagi siapa saja yang membaca penggalan kisah ini dengan penuh keinsyafan, pasti akan terbawa emosinya dan turut menitikkan air mata. Ah... kisah tentang iman ini memang selalu menyejukkan kalbu. Lain waktu akan saya tuliskan kisah ini. Insya Allah.
(Baca Juga: Saat Nabi Yusuf Terjepit, Beliau Selamat Berkat Burhan Tuhan)
Wallahu A'lam
Maka, pada ayat lain, kita pun diingatkan, "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya." (QS. Al-Anfal [8]: 25)
Pelajaran perang Hunain yang dikisahkan dalam Al-Qur'an ini semestinya juga menjadi pelajaran bagi kita dalam menjalani hidup ini. Karena, Al-Qur'an adalah panduan abadi muslimin. Bahwa tauhid itu mesti kokoh, murni, dan tak boleh terkotori setitik nila pun.
Barangkali secara tidak sadar dalam kehidupan ini, kita terkadang mengesampingkan Allah dan menomorsatukan logika matematika. Logika matematika itu penting, namun ingatlah ia hanya tools untuk menyusun strategi dan mengkalkulasi kekuatan dan kelemahan. Ketika logika matematika dijadikan sandaran atau tolak ukur kepastian keberhasilan atau ketidakberhasilan, di sinilah tauhid telah terkotori.
Bukankah jika logika matematika dijadikan acuan, seharusnya muslimin kalah dalam perang Badar? Dan, berjaya pada perang Hunain? Namun, faktanya tidak seperti itu. Sekali lagi perang Hunain memberikan pelajaran penting bagi kita agar proporsional dalam menempatkan logika. Agar iman (tauhid) tetap menjadi panglima dalam beramal dan berkarya.
Usai perang Hunain yang akhirnya dimenangkan oleh muslimin dengan pertolongan Allah, maka muslimin memperoleh ghanimah berlimpah. Semisal, 25.000 ekor unta, 40.000 ekor kambing, dan 40.000 uqiyah perak. Ada kisah tentang iman lagi pada episode ini yang membuat kaum Anshar menangis tersedu kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Bagi siapa saja yang membaca penggalan kisah ini dengan penuh keinsyafan, pasti akan terbawa emosinya dan turut menitikkan air mata. Ah... kisah tentang iman ini memang selalu menyejukkan kalbu. Lain waktu akan saya tuliskan kisah ini. Insya Allah.
(Baca Juga: Saat Nabi Yusuf Terjepit, Beliau Selamat Berkat Burhan Tuhan)
Wallahu A'lam
(rhs)
Lihat Juga :