Kondisi Bani Israil Saat Kelahiran Nabi Isa
Senin, 28 Desember 2020 - 17:02 WIB
Kisah Nabi Isa 'Alaihissalam (Isa Al-Masih) adalah hal yang penting untuk diketahui di samping para Nabi lainnya. Nabi Isa adalah sosok figur yang sangat berpengaruh di dunia sampai saat ini.
Nabi Isa diutus oleh Allah Ta'ala untuk melanjutkan risalah kenabian yang dibawa Nabi Musa 'alaihissalam (tokoh sentral bagi bangsa Yahudi). Misi lainnya memberitakan bahwa di kemudian hari akan diutus oleh Allah seorang Rasul, yakni Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang dibekali sebuah Kitab Suci (Al-Qur'an) yang membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya yang akan disampaikan kepada manusia.
(Baca Juga: Kontroversi Kelahiran Nabi Isa, Begini Pendapat Islam dan Nasrani)
Hasil penelitian Nurhidayat dalam tesisnya "Kisah Nabi Isa dalam Al-Qur'an (Suatu Kajian Sejarah)" Program Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar 2017 menyebutkan, kisah Nabi Isa adalah kisah yang penuh kontroversial dalam kehidupannya. Selain itu, kehadiran Nabi Isa sebagai Nabi utusan Allah menjadi perbincangan hangat di kalangan umat Islam, Nasrani dan Yahudi hingga saat ini. Ketiga doktrin agama itu memiliki pendapat dan keyakinan sendiri dalam memahami Nabi Isa.
Orang Nasrani yang beragama Kristen menyebut Nabi Isa dengan sebutan Yesus. Nama Yesus berasal dari bahasa Ibrani, awalnya Yoshua kemudian berganti ke dalam bahasa Yunani dengan nama Yesus. Nabi Isa diutus untuk mengukuhkan Kitab Taurat ajaran Nabi Musa sebagaimana dalam penuturan Injil Matius 5:17-20.
Berawal dari kelahirannya yang lahir tanpa bapak, kemudian diangkat sebagai Tuhan oleh Bani Israil serta pembunuhan dengan cara disalib. Akhir kehidupan Nabi Isa menjadi menjadi kontroversial. Bagi umat muslim meyakini bahwa Nabi Isa adalah utusan Allah yang diselamatkan dalam peristiwa pembunuhan dan penyaliban. Sementara dalam Alkitab diberitakan bahwa Nabi Isa dibunuh dengan cara disalib.
Bani Israil Saat Kelahiran Nabi Isa
Nurhidayat mengatakan, dalam kisah Nabi Isa menuntun kita untuk lebih percaya apa yang diberitakan oleh Al-Qur'an. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Sulaiman bin Daud adalah seorang Nabi sekaligus raja terakhir bagi Bangsa Israel. Beliau diganti oleh putranya Rabeam, yang melanjutkan tahta kekuasaan ayahnya selama masa fatrah (masa di antara dua orang Nabi) yang menurut para penutur cerita berkisar kurang lebih 17 tahun.
Setelah Rabeam wafat, bangsa Israel terpecah-pecah hingga mendekati kemusnahan akibat kekuatan intern dan faktor eksterm berupa penyerangan tanah Palestina dan daerah sekitarnya. Di antara faktor intrern adalah menjamurnya kerajaan-kerajaan kecil di kalangan Bani Israil pada masa yang bersamaan setelah mereka terpecah-pecah menjadi golongan dan suku-suku kecil.
Di kalangan mereka terdapat kerajaan yang dipimpin oleh orang saleh, ada juga berada di bawah kontrol orang-orang yang jahat dan beraliran sesat. Sedangkan faktor ekstern adalah kebangkitan seorang raja yang bernama Nebukadnezar yang berusaha menyerang tanah Palestina, menghancurkan Heikal di Baitul Maqdis dan mengasingkan Bangsa Israil ke daerah Babel serta menjadikan mereka sebagai budak yang dipaksa setia melayani mereka.
Setelah beberapa tahun berlalu mereka dikembalikan ke tanah asalnya yakni dari daerah Yusi ke tanah Palestina kemudian raja bertaruh kembali membangun Heikal. Heikal adalah tempat peribadatan yang dibangun oleh Nabi Sulaiman termasuk penyembelihan kurban untuk Allah.
Pada masa kelahiran Nabi Isa, Roma menyerang Mantiqah hingga Mantiqah dan Palestina tunduk di bawah kekuasaan Raja Herodes dan yang menjadi hakimnya pada masa itu adalah Pilatus al-Nabthi.
Di samping itu, di kalangan bangsa Israel juga bermunculan organisasi keagamaan hingga mencapai lima kelompok, yaitu:
1. Kelompok Saduki
Kelompok Saduki ialah kelompok yang termasuk paling kaya dikalangan Bangsa Israel, mereka memilki pusat-pusat penting dan berpengaruh. Mereka juga berpegang pada tradisi klasik dan menolak setiap bid'ah dan menyerahkan sepenuhnya Heikal (tempat peribadatan mereka) kepada masyarakat. Penamaan kelompok Saduki dinisbahkan kepada Saduki pada masa Sulaiman dan Daud untuk memelihara peribadatan.
2. Kelompok Farisi
Tingkatan mereka di bawah tingkatan Saduki baik dari segi perbendaharaan dan pusat-pusat penting maupun pengaruhnya, hanya saja mereka memiliki jumlah yang besar. Mereka dikenal sebagai kelompok yang tidak mau bekerjasama dengan kelompok lain dan merasa sombong serta ketat dalam menjalankan ajaran Taurat.
3. Kelompok Aseni dan Asen
Mereka dikenal sebagai kelompok yang berpegang teguh pada aqidah dan menjalankan ibadah serta menyatakan dirinya sebagai kelompok murni bangsa Israel. Sifat yang paling dominan dalam diri mereka adalah sifat kependetaan.
4. Kelompok Golat
Nabi Isa diutus oleh Allah Ta'ala untuk melanjutkan risalah kenabian yang dibawa Nabi Musa 'alaihissalam (tokoh sentral bagi bangsa Yahudi). Misi lainnya memberitakan bahwa di kemudian hari akan diutus oleh Allah seorang Rasul, yakni Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang dibekali sebuah Kitab Suci (Al-Qur'an) yang membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya yang akan disampaikan kepada manusia.
(Baca Juga: Kontroversi Kelahiran Nabi Isa, Begini Pendapat Islam dan Nasrani)
Hasil penelitian Nurhidayat dalam tesisnya "Kisah Nabi Isa dalam Al-Qur'an (Suatu Kajian Sejarah)" Program Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar 2017 menyebutkan, kisah Nabi Isa adalah kisah yang penuh kontroversial dalam kehidupannya. Selain itu, kehadiran Nabi Isa sebagai Nabi utusan Allah menjadi perbincangan hangat di kalangan umat Islam, Nasrani dan Yahudi hingga saat ini. Ketiga doktrin agama itu memiliki pendapat dan keyakinan sendiri dalam memahami Nabi Isa.
Orang Nasrani yang beragama Kristen menyebut Nabi Isa dengan sebutan Yesus. Nama Yesus berasal dari bahasa Ibrani, awalnya Yoshua kemudian berganti ke dalam bahasa Yunani dengan nama Yesus. Nabi Isa diutus untuk mengukuhkan Kitab Taurat ajaran Nabi Musa sebagaimana dalam penuturan Injil Matius 5:17-20.
Berawal dari kelahirannya yang lahir tanpa bapak, kemudian diangkat sebagai Tuhan oleh Bani Israil serta pembunuhan dengan cara disalib. Akhir kehidupan Nabi Isa menjadi menjadi kontroversial. Bagi umat muslim meyakini bahwa Nabi Isa adalah utusan Allah yang diselamatkan dalam peristiwa pembunuhan dan penyaliban. Sementara dalam Alkitab diberitakan bahwa Nabi Isa dibunuh dengan cara disalib.
Bani Israil Saat Kelahiran Nabi Isa
Nurhidayat mengatakan, dalam kisah Nabi Isa menuntun kita untuk lebih percaya apa yang diberitakan oleh Al-Qur'an. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Sulaiman bin Daud adalah seorang Nabi sekaligus raja terakhir bagi Bangsa Israel. Beliau diganti oleh putranya Rabeam, yang melanjutkan tahta kekuasaan ayahnya selama masa fatrah (masa di antara dua orang Nabi) yang menurut para penutur cerita berkisar kurang lebih 17 tahun.
Setelah Rabeam wafat, bangsa Israel terpecah-pecah hingga mendekati kemusnahan akibat kekuatan intern dan faktor eksterm berupa penyerangan tanah Palestina dan daerah sekitarnya. Di antara faktor intrern adalah menjamurnya kerajaan-kerajaan kecil di kalangan Bani Israil pada masa yang bersamaan setelah mereka terpecah-pecah menjadi golongan dan suku-suku kecil.
Di kalangan mereka terdapat kerajaan yang dipimpin oleh orang saleh, ada juga berada di bawah kontrol orang-orang yang jahat dan beraliran sesat. Sedangkan faktor ekstern adalah kebangkitan seorang raja yang bernama Nebukadnezar yang berusaha menyerang tanah Palestina, menghancurkan Heikal di Baitul Maqdis dan mengasingkan Bangsa Israil ke daerah Babel serta menjadikan mereka sebagai budak yang dipaksa setia melayani mereka.
Setelah beberapa tahun berlalu mereka dikembalikan ke tanah asalnya yakni dari daerah Yusi ke tanah Palestina kemudian raja bertaruh kembali membangun Heikal. Heikal adalah tempat peribadatan yang dibangun oleh Nabi Sulaiman termasuk penyembelihan kurban untuk Allah.
Pada masa kelahiran Nabi Isa, Roma menyerang Mantiqah hingga Mantiqah dan Palestina tunduk di bawah kekuasaan Raja Herodes dan yang menjadi hakimnya pada masa itu adalah Pilatus al-Nabthi.
Di samping itu, di kalangan bangsa Israel juga bermunculan organisasi keagamaan hingga mencapai lima kelompok, yaitu:
1. Kelompok Saduki
Kelompok Saduki ialah kelompok yang termasuk paling kaya dikalangan Bangsa Israel, mereka memilki pusat-pusat penting dan berpengaruh. Mereka juga berpegang pada tradisi klasik dan menolak setiap bid'ah dan menyerahkan sepenuhnya Heikal (tempat peribadatan mereka) kepada masyarakat. Penamaan kelompok Saduki dinisbahkan kepada Saduki pada masa Sulaiman dan Daud untuk memelihara peribadatan.
2. Kelompok Farisi
Tingkatan mereka di bawah tingkatan Saduki baik dari segi perbendaharaan dan pusat-pusat penting maupun pengaruhnya, hanya saja mereka memiliki jumlah yang besar. Mereka dikenal sebagai kelompok yang tidak mau bekerjasama dengan kelompok lain dan merasa sombong serta ketat dalam menjalankan ajaran Taurat.
3. Kelompok Aseni dan Asen
Mereka dikenal sebagai kelompok yang berpegang teguh pada aqidah dan menjalankan ibadah serta menyatakan dirinya sebagai kelompok murni bangsa Israel. Sifat yang paling dominan dalam diri mereka adalah sifat kependetaan.
4. Kelompok Golat