Begini Cara Nashruddin Meredakan Amarah Lelaki yang Dikecewakan Wanita

Jum'at, 29 Januari 2021 - 16:20 WIB
Ilustrasi/Ist
Berikut Canda Ala Sufi terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.



Jika Kakinya Terpotong, Jangan Potong Kepalanya

Seseorang yang amat kejam telah dikhianati istrinya, sehingga dia dendam pada semua wanita. Dia lalu mendatangi beberapa orang ulama dan para arifin untuk meminta petunjuk mereka. Jika salah seorang di antara mereka menjawab pertanyaan yang dibisikkan ke telinganya dengan jawaban yang tak disukainya, dia akan memenggal kepalanya.

Semua orang tak mampu mencegah perbuatannya yang lalim itu, sehingga mereka menunjuk Nashruddin untuk menyelesaikannya.



Mereka lalu mendatangkan Nashruddin dan mempertemukannya dengan orang itu. Setelah bertemu, orang itu berbisik padanya, "Kamu sudah berkeluarga atau bujang tua?"

Nashruddin menjawab, "Apakah orang setua aku ini masih dapat dikatakan bujang?"

Orang itu berkata kepada Nashruddin, "Kamu seperti mereka..."

Lalu dia memerintahkan anak buahnya untuk memenggal kepala Nashruddin.

Seketika itu, Nashruddin dapat memahami pokok masalahnya. Dengan cepat, dia berkata padanya, "Jangan tergesa-gesa, tolong tanyakan padaku tentang istrimu itu, apakah engkau telah menceraikanya atau telah kembali padanya? Ataukan dia telah meninggal atau menikah lagi? Atau, biarkan dia bersamaku sehingga engkau dapat menikah lagi dengan wanita lain, satu atau lebih? Apakah engkau telah mengalami posisi yang rumit ini? Aku ingat akan sebuah pepatah yang mengatakan: Jika binatang itu kakinya telah terpotong, maka kepalanya jangan kamu potong juga."

Begitu mendengar ucapan Nashruddin, hati orang itu menjadi lega. Dia berterima kasih padanya lalu melepaskannya.



Ada Perbedaan antara Aku dan Engkau

Suatu hari, Nashruddin pergi ke sebuah negeri untuk memberikan nasihat, lalu dia singgah di rumah para pemimpin negeri itu. Pagi harinya, salah seorang tokoh memanggilnya, dan Nashruddin mengajarkan hal yang telah diketahui orang itu.

Orang itu berkata pada Nashruddin, "Aku tak membutuhkanmu, karena aku telah membaca apa yang kamu baca dan aku telah menulis apa yang kamu tulis, lalu apa bedaku denganmu?"

Nashruddin menjawab, "Tidak, di antara kita terdapat perbedaaan yang sangat jauh. Aku datang dan berjalan dari negeri yang jauh selama perjalanan tiga hari dengan berbagai kesulitan dan tantangan. Andai suatu hari engkau tertimpa kesusahan, lalu engkau datang ke negeriku, maka aku akan mengembalikanmu seperti engkau mengembalikanku; dengan tangan hampa, tanpa memperoleh sesuatupun. Sehingga dengan demikian nasibmu sama denganku."

Anggur Berumur 40 Tahun

Suatu ketika, tetangga Nashruddin bertanya padanya, "Apakah engkau memiliki anggur yang sudah berumur 40 tahun?"

Nashruddin menjawab, "Ya, aku punya."

Orang itu berkata, "Beri aku sedikit."

Nashruddin menjawab, "Aku tak dapat memberikannya padamu."

Dia bertanya, "Mengapa?"

Nashruddin menjawab, "Jika aku memenuhi permintaanmu, berarti aku telah memberikannya pada orang lain. Dengan demikian, apakah dia akan tetap berumur 40 tahun?"

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Hadits of The Day
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More