Mimpi Rasulullah SAW Diperlihatkan Lailatul Qadar
Minggu, 17 Mei 2020 - 03:05 WIB
Dalam Hadis Sahih Muslim bab Kitab Puasa disebutkan tentang keutamaan Lailatul Qadar. Salah satunya mimpi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diperlihatkan Lailatul Qadar.
Beliau berpesan agar umat Islam bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar tersebt di 10 hari terakhir Ramadhan . Berikut Hadis Nabi pernah bermimpi diperlihatkan Lailatul Qadar.(Baca Juga: Ciri dan Tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar)
Dari Yahya dari Abu Salamah ia berkata: Kami ingat Lailatul Qadar , lalu saya mendatangi Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu (ia juga adalah temanku) lalu saya bertanya, "Tidakkah Anda keluar bersama kami ke kebun kurma?" Maka ia pun keluar dengan mengenakan jubah.
Kemudian saya bertanya lagi, "Apakah Anda pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan mengenai Lailatul Qadr?" ia menjawab; "Ya, kami pernah melakukan I'tikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sepuluh awal pertengahan Ramadhan .
Dan ketika kami keluar pada pagi hari ke dua puluh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bekhutbah seraya bersabda: "Sesungguhnya aku telah bermimpi diperlihatkan padaku Lailatul Qadar , namun aku lupa -atau- dilupakan lagi. Karena itu, carilah ia pada sepuluh terakhir Ramadhan, yakni pada setiap malam ganjil. Dan sungguh, di dalam mimpiku, aku bersujud di air yang lembab. Maka siapa yang mau melakukan Iktikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hendaklah ia kembali." Lalu kami pun pulang, dan saat itu saya tidak melihat kabut sedikit pun di langit.
Namun, tiba-tiba datanglah kumpulan awan, hingga hujan pun turun, hingga masjid tergenang air, padahal masjid itu terbuat dari pelepah kurma. Kemudian salat pun didirikan dan saya melihat Rasulullah sujud di atas hamparan air dan tanah yang melembab, hingga saya melihat bekasnya pada kening beliau...(HR Muslim No. 1995)(Baca Juga: Begini Rasanya Disalami Malaikat Jibril di Malam Lailatul Qadar)
Di hadis lain, Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah pernah iktikaf pada sepuluh malam pertengahan bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar sebelum hal itu dijelaskan pada beliau. Setelah sepuluh malam pertengahan itu berlalu, Rasulullah memerintahkan untuk dibuatkan bilik, tetapi kemudian dibongkar.
Kemudian dijelaskanlah kepada beliau SAW , bahwa Lailatul Qadar ada pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, lalu beliau memerintahkan untuk dibuatkan bilik lagi, akan tetapi dibongkar kembali. Kemudian beliau keluar dan menemui orang-orang dan bersabda: "Wahai sekalian manusia, sungguh, telah dijelaskan kepadaku tentang Lailatul Qadar , dan keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang hal itu. Namun kemudian datang dua orang yang sama-sama mengaku benar sedangkan mereka ditemani oleh setan. Sehingga Lailatul Qadar terlupakan olehku. Maka carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, carilah Lailatul Qadar pada malam kesembilan, ketujuh dan kelima (dalam sepuluh malam terakhir itu)."
Seseorang berkata, "Wahai Abu Sa'id! Kamu tentu lebih tahu bilangan itu dari pada kami." Abu Sa'id menjawab, "Tentu, kami lebih mengetahui tentang hal itu daripada kalian." Orang itu bertanya lagi, "Apa yang dimaksud dengan malam ke sembilan, ketujuh dan kelima?" ia menjawab, "Jika malam ke-21 telah lewat, maka yang berikutnya adalah malam ke-22, dan itulah yang dimaksud dengan malam kesembilan. Dan apabila malam ke-23 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam ketujuh, dan jika malam ke-25 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam kelima." Dalam riwayat lain Ibnu Khallad berkata "Redaksi keduanya sama-sama mengaku benar" seharusnya keduanya bersengketa. (Shahih Muslim No. 1996)
Dari Az Zuhri dari Salim dari bapaknya radhiallahu 'anhu, ia berkata; Seseorang bermimpi bahwa Lailatul Qadar terdapat pada malam ke-27bulan Ramadhan . Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku bermimpi seperti mimipimu, yaitu pada sepuluh malam yang akhir. Karena itu, carilah ia pada malam-malam yang ganjil." (Sahih Muslim No. 1987)
Sementara dalam Shahih Al-Bukhari dijelaskan, dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma berkata: "Pada zaman Nabi SAW aku pernah bermimpi, di tanganku ada sehelai kain sutera dan seakan tidaklah aku menginginkan satu tempat di surga kecuali akan segera nampak buatku. Aku juga mengalami mimpi yang lain, aku melihat dua malaikat yang membawaku ke dalam neraka, di sana keduanya ditemui oleh Malaikat yang lain seraya berkata; "Jangan kamu takut, tolong biarkan orang ini leluasa".
Kemudian (Hafshah) menceritakan salah satu mimpiku itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi bersabda: "Sungguh Abdullah menjadi orang yang paling berbahagia jika mau salat malam". Abdullah adalah orang yang seantiasa mendirikan salat malam sementara para sahabat selalu menceritakan kepada Nabi tentang mimpi-mimpi mereka bahwa pelaksanaan Lailatul Qadar terjadi pada malam ketujuh dari sepuluh malam yang akhir.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku melihat bahwa mimpi kalian benar bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam yang akhir. Maka siapa yang mau mencari Lailatul Qadar , carilah pada sepuluh malam yang akhir (dari Ramadhan )". (HR-Al-Bukhari)(Baca Juga: 5 Amalan Utama pada 10 Hari Terakhir Ramadhan)
Wallahu A'lam
Beliau berpesan agar umat Islam bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar tersebt di 10 hari terakhir Ramadhan . Berikut Hadis Nabi pernah bermimpi diperlihatkan Lailatul Qadar.(Baca Juga: Ciri dan Tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar)
Dari Yahya dari Abu Salamah ia berkata: Kami ingat Lailatul Qadar , lalu saya mendatangi Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu (ia juga adalah temanku) lalu saya bertanya, "Tidakkah Anda keluar bersama kami ke kebun kurma?" Maka ia pun keluar dengan mengenakan jubah.
Kemudian saya bertanya lagi, "Apakah Anda pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan mengenai Lailatul Qadr?" ia menjawab; "Ya, kami pernah melakukan I'tikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sepuluh awal pertengahan Ramadhan .
Dan ketika kami keluar pada pagi hari ke dua puluh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bekhutbah seraya bersabda: "Sesungguhnya aku telah bermimpi diperlihatkan padaku Lailatul Qadar , namun aku lupa -atau- dilupakan lagi. Karena itu, carilah ia pada sepuluh terakhir Ramadhan, yakni pada setiap malam ganjil. Dan sungguh, di dalam mimpiku, aku bersujud di air yang lembab. Maka siapa yang mau melakukan Iktikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hendaklah ia kembali." Lalu kami pun pulang, dan saat itu saya tidak melihat kabut sedikit pun di langit.
Namun, tiba-tiba datanglah kumpulan awan, hingga hujan pun turun, hingga masjid tergenang air, padahal masjid itu terbuat dari pelepah kurma. Kemudian salat pun didirikan dan saya melihat Rasulullah sujud di atas hamparan air dan tanah yang melembab, hingga saya melihat bekasnya pada kening beliau...(HR Muslim No. 1995)(Baca Juga: Begini Rasanya Disalami Malaikat Jibril di Malam Lailatul Qadar)
Di hadis lain, Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah pernah iktikaf pada sepuluh malam pertengahan bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar sebelum hal itu dijelaskan pada beliau. Setelah sepuluh malam pertengahan itu berlalu, Rasulullah memerintahkan untuk dibuatkan bilik, tetapi kemudian dibongkar.
Kemudian dijelaskanlah kepada beliau SAW , bahwa Lailatul Qadar ada pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, lalu beliau memerintahkan untuk dibuatkan bilik lagi, akan tetapi dibongkar kembali. Kemudian beliau keluar dan menemui orang-orang dan bersabda: "Wahai sekalian manusia, sungguh, telah dijelaskan kepadaku tentang Lailatul Qadar , dan keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang hal itu. Namun kemudian datang dua orang yang sama-sama mengaku benar sedangkan mereka ditemani oleh setan. Sehingga Lailatul Qadar terlupakan olehku. Maka carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, carilah Lailatul Qadar pada malam kesembilan, ketujuh dan kelima (dalam sepuluh malam terakhir itu)."
Seseorang berkata, "Wahai Abu Sa'id! Kamu tentu lebih tahu bilangan itu dari pada kami." Abu Sa'id menjawab, "Tentu, kami lebih mengetahui tentang hal itu daripada kalian." Orang itu bertanya lagi, "Apa yang dimaksud dengan malam ke sembilan, ketujuh dan kelima?" ia menjawab, "Jika malam ke-21 telah lewat, maka yang berikutnya adalah malam ke-22, dan itulah yang dimaksud dengan malam kesembilan. Dan apabila malam ke-23 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam ketujuh, dan jika malam ke-25 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam kelima." Dalam riwayat lain Ibnu Khallad berkata "Redaksi keduanya sama-sama mengaku benar" seharusnya keduanya bersengketa. (Shahih Muslim No. 1996)
Dari Az Zuhri dari Salim dari bapaknya radhiallahu 'anhu, ia berkata; Seseorang bermimpi bahwa Lailatul Qadar terdapat pada malam ke-27bulan Ramadhan . Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku bermimpi seperti mimipimu, yaitu pada sepuluh malam yang akhir. Karena itu, carilah ia pada malam-malam yang ganjil." (Sahih Muslim No. 1987)
Sementara dalam Shahih Al-Bukhari dijelaskan, dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma berkata: "Pada zaman Nabi SAW aku pernah bermimpi, di tanganku ada sehelai kain sutera dan seakan tidaklah aku menginginkan satu tempat di surga kecuali akan segera nampak buatku. Aku juga mengalami mimpi yang lain, aku melihat dua malaikat yang membawaku ke dalam neraka, di sana keduanya ditemui oleh Malaikat yang lain seraya berkata; "Jangan kamu takut, tolong biarkan orang ini leluasa".
Kemudian (Hafshah) menceritakan salah satu mimpiku itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi bersabda: "Sungguh Abdullah menjadi orang yang paling berbahagia jika mau salat malam". Abdullah adalah orang yang seantiasa mendirikan salat malam sementara para sahabat selalu menceritakan kepada Nabi tentang mimpi-mimpi mereka bahwa pelaksanaan Lailatul Qadar terjadi pada malam ketujuh dari sepuluh malam yang akhir.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku melihat bahwa mimpi kalian benar bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam yang akhir. Maka siapa yang mau mencari Lailatul Qadar , carilah pada sepuluh malam yang akhir (dari Ramadhan )". (HR-Al-Bukhari)(Baca Juga: 5 Amalan Utama pada 10 Hari Terakhir Ramadhan)
Wallahu A'lam
(rhs)