Kadang Terlewatkan, Ini Adab dan Syarat Ketika Berzikir

Minggu, 14 Februari 2021 - 08:41 WIB
Kadang Terlewatkan,...
Salah satu adab berzikir ini seperti sepele namun sangat besar ganjarannya bila dilakukan, yakni menghadap kiblat dan dalam kedaan suci. Foto istimewa
Zikir merupakan sebuah amalan ringan yang sangat mudah dilakukan namun memiliki keutamaan yang paling besar. Berzikir bisa disebut sebagai sebaik-baiknya amal seorang muslim. Dengan zikir atau mengingat Allah Ta'ala, dapat menenangkan hati dan jiwa . Zikir juga mampu mengangkat derajat seorang hamba.

Baca juga: Valentine Day, Haruskah Merayakannya? Bagaimana Pandangan Syariat?

Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan:

اُتۡلُ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنَ الۡكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ ‌ؕ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَلَذِكۡرُ اللّٰهِ اَكۡبَرُ ‌ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُوۡنَ

“ Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45).

Baca juga: Belajar Menepati Janji Dari Para Nabi

Seperti melaksanakan ibadah lainnya, dalam berzikir tentu ada adab yang harus kita penuhi . Sayyid Ustman Rahimahullah dalam kitabnya 'Maslakul Akhyâr fî al-Ad’iyyah wal Adzkâr al-Wâridah ‘an Rasûlillah' mencantumkan syarat dan adab dalam berzikir ini. Seperti dilansir laman NU online, berikut syarat dan adab ketika kita akan berzikir:

1. Tidak mengerjakan zikir-zikir yang sunnah sementara amalan yang wajib belum dikerjakan.

Hal demikian masih sering dilakukan oleh banyak orang. Dibanding amalan sunnah, tentu amalan wajib lebih utama. Oleh karenanya sebaiknya tidak mengerjakan dzikir sunnah jika belum mengerjakan amalan yang wajib.

Baca juga: Surga Firdaus Bagi Orang yang Menepati Janji

Amalan wajib yang dimaksud di antaranya, menuntut ilmu, menunaikan salat qadha ketika memiliki utang salat, dan amalan wajib lainnya.

2. Tidak mengubah lafadz zikir atau mengganti huruf, serta membaca sesuai dengan panjang dan pendeknya.

Memang, membaca bacaan arab dengan tajwid hanya diwajibkan ketika membaca Al Qur’an saja. Namun sebagai adab, hendaknya kita juga memperhatikan panjang-pendek, lafadz, serta hurufnya. Terlebih lagi bila lafdz tersebut bersumber dari Al Qur’an.

3. Paham akan makna dan arti dari zikir yang dibaca

Ketika kita tahu makna dan arti dari dzikir yang dipanjatkan, maka kita akan lebih menghayati dan meresapinya. Dengan begitu pula, zikir kita tidak hanya jadi ibadah dengan mulut saja tapi juga dengan hati.

Baca juga: Jadi Ketakutan Dunia, SROCC Ungkap Air Laut di Indonesia Terancam Jadi Asam

4. Makan makanan halal

Adab selanjutnya meliputi makanan yang masuk ke tubuh kita. Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa ada seorang yang gemar berdzikir namun makanan dan pakaiannya haram. Orang yang demikianlah yang doa dan zikirnya tidak dikabulkan Allah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wahai manusia sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sungguh Allah memerintahkan orang-orang mukmin sebagaimana yang telah diperintahkan kepada para rasul.”

Baca juga: Menag Yaqut: Jangan Gegabah Menilai Seseorang Radikal

Lalu Allah berfirman,

يٰٓاَ يُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا کُلُوۡا مِنۡ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقۡنٰكُمۡ وَاشۡكُرُوۡا لِلّٰهِ اِنۡ کُنۡتُمۡ اِيَّاهُ تَعۡبُدُوۡنَ

“Wahai para rasul, makanlah hal-hal yang baik, bekerjalah dengan benar sesungguhnya Aku Mahatahu dengan apa yang kalian kerjakan.” Dan Allah pun berfirman, “Wahai orang beriman makanlah hal baik yang telah Kami berikan pada kalian.” (QS. Al Baqarah: 172).

Kemudian Nabi bercerita tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, sambil menengadahkan tangannya ke langit berkata, “Wahai Tuhan, Wahai Tuhan,” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan kenyang dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin ia akan dikabulkan permohonannya.” (HR Muslim).

Baca juga: BPJT Beberkan Penyebab Amblesnya Jalan Tol Cipali

5. Menghadap kiblat dan dalam keadaan suci dari hadats dan najis adalah sunnah

Adab selanjutnya merupakan hal yang sepele namun sangat besar ganjarannya bila dilakukan, yakni menghadap kiblat dan dalam kedaan suci. Hal tersebut termasuk sunnah ketika berdoa dan berzikir.

6. Mengkhusyukkan hati dan merendahkan diri (tadlarru’)

Sama halnya dengan berdoa, ketika berdzikir sebaiknya kita mengkhusyukan dan merendahkan diri di hadapan Allah Azza wa Jalla. Merendahkan diri di sini maksudnya adalah dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Baca juga: Sejumlah Langkah Anies Jadikan Jakarta Berketahanan Iklim dalam 10 Tahun

Allah Ta'ala berfirman :

اُدۡعُوۡا رَبَّكُمۡ تَضَرُّعًا وَّخُفۡيَةً‌ ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُعۡتَدِيۡنَ‌

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al A’raf: 55).

Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ‌ (١) اَللّٰهُ الصَّمَدُ‌ (٢) لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ (٣) وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (٤)
Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

(QS. Al-Ikhlas)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More