Salman Al-Farisi: Pencetus Ide Pertahanan dalam Perang Khandaq
Sabtu, 26 Maret 2022 - 16:15 WIB
Rasulullah lalu membaca basmalah dan mengangkat kedua tangannya yang sedang memegang erat tembilang itu. Dengan sekuat tenaga beliau menghujamkan tembilang ke batu besar tersebut. Batu itu terbelah dan dari celah belahannya keluar lambaian api yang tinggi menyilaukan,
“Saya lihat lambaian api itu menerangi pinggiran kota Madinah,” kata Salman, sementara Rasulullah SAW mengucapkan takbir, sabdanya: "Allah Maha Besar! Aku telah dikaruniai kunci-kunci istana dari negeri Persi dan dari lambaian api tadi nampak olehku dengan nyata istana-istana kerajaan Hirah, begitupun kota kota maha raja Persi dan bahwa umatku akan menguasai semua itu".
Lalu Rasulullah mengangkat tembilang itu kembali dan memukulkannya ke batu untuk kedua kalinya. Hal yang sama terjadi. Pecahan batu besar itu menyemburkan lambaian api yang tinggi. Rasulullah kembali bertakbir, dan sabdanya: "Allah Maha Besar! Aku telah dikaruniai kunci-kunci negeri Romawi, dan tampak nyata olehku istana-istana megahnya, dan bahwa ummatku akan menguasainya".
Kemudian untuk yang ketiga kali Rasulullah kembali mengayunkan tembilang ke batu itu. Batu besar itu pun pecah berderai. Lambaian api kembali menyinari. Rasulullah pun mengucapkan la ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh kaum muslimin.
Lalu diceritakanlah oleh Rasulullah bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan mahligai-mahligai di Syria maupun Shan’a, begitu pun di daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah yang berkibar.
Maka dengan keimanan penuh, kaum muslimin pun serentak berseru, “inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya”.
Salman adalah orang yang mengajukan saran untuk membuat parit. Dan dia pulalah penemu batu yang telah memancarkan rahasia-rahasia dan ramalan-ramalan ghaib. Salman juga berdiri di samping Rasulullah menyaksikan cahaya dan mendengar berita gembira itu.
Dia masih hidup ketika ramalan itu menjadi kenyataan. Ia melihat, mengalami, dan merasakan sendiri. Kota-kota di Persia dan Romawi, dan mahligai istana di Shan’a, di Mesir, di Syria dan di Irak berada di bawah panji-panji Islam.
“Saya lihat lambaian api itu menerangi pinggiran kota Madinah,” kata Salman, sementara Rasulullah SAW mengucapkan takbir, sabdanya: "Allah Maha Besar! Aku telah dikaruniai kunci-kunci istana dari negeri Persi dan dari lambaian api tadi nampak olehku dengan nyata istana-istana kerajaan Hirah, begitupun kota kota maha raja Persi dan bahwa umatku akan menguasai semua itu".
Lalu Rasulullah mengangkat tembilang itu kembali dan memukulkannya ke batu untuk kedua kalinya. Hal yang sama terjadi. Pecahan batu besar itu menyemburkan lambaian api yang tinggi. Rasulullah kembali bertakbir, dan sabdanya: "Allah Maha Besar! Aku telah dikaruniai kunci-kunci negeri Romawi, dan tampak nyata olehku istana-istana megahnya, dan bahwa ummatku akan menguasainya".
Kemudian untuk yang ketiga kali Rasulullah kembali mengayunkan tembilang ke batu itu. Batu besar itu pun pecah berderai. Lambaian api kembali menyinari. Rasulullah pun mengucapkan la ilaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh kaum muslimin.
Lalu diceritakanlah oleh Rasulullah bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan mahligai-mahligai di Syria maupun Shan’a, begitu pun di daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah yang berkibar.
Maka dengan keimanan penuh, kaum muslimin pun serentak berseru, “inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya”.
Salman adalah orang yang mengajukan saran untuk membuat parit. Dan dia pulalah penemu batu yang telah memancarkan rahasia-rahasia dan ramalan-ramalan ghaib. Salman juga berdiri di samping Rasulullah menyaksikan cahaya dan mendengar berita gembira itu.
Dia masih hidup ketika ramalan itu menjadi kenyataan. Ia melihat, mengalami, dan merasakan sendiri. Kota-kota di Persia dan Romawi, dan mahligai istana di Shan’a, di Mesir, di Syria dan di Irak berada di bawah panji-panji Islam.
(mhy)