5 Amalan Terbaik 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Senin, 03 Mei 2021 - 03:20 WIB
Hari ini Senin (3/5/2021) kita sudah berada pada fase 10 hari terakhir Ramadhan tepatnya tanggal 21 Ramadhan 1442 Hijriyah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memasuki 10 hari terakhir Ramadhan ini, beliau mengencangkan ikatan sarung (memperbanyak ibadah).
Di antara hal yang dianjurkan oleh syariat adalah bersungguh-sungguh menggapai Lailatul Qadar. Ada 5 amalan terbaik yang dapat kita kerjakan seperti diterangkan Al-Habib Quraisy Baharun dalam Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah (MR) Jawa Barat. Berikut amalannya:
1. Melaksanakan Sholat Malam (Qiyam Ramadhan)
Di antara amalan paling utama yang bisa kita lakukan adalah dengan mengerjakan sholat wajib 5 waktu kemudian melaksanakan sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat bersama imaam. Lebih utama lagi jika kita menambahnya pada malam hari, sebagaimana hadits: "Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Al-Bukhari).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: "Jika seseorang melakukan shalat (tarawih dan witir) bersama imam sampai selesai, niscaya dicatat baginya pahala shalat semalam suntuk." (HR. Abu Dawud, shahih).
2. Banyak Berdoa
Disunnahkan bagi kita untuk banyak berdoa. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya oleh istri beliau, Aisyah radhiallahu ‘anha, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah Lailatul Qadar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?" Maka Beliau menjawab, "Ucapkanlah: 'Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul 'Afwa Fa'fu Anni (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku)." (HR at-Tirmidzi, Hadis Sahih)
3. Menghidupkan Iktikaf di Masjid
Disunnahkan melakukan iktikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan bagi orang yang memiliki kemampuan dan tidak memiliki halangan. Iktikaf adalah menetap di masjid dan menyibukkan diri dengan ibadah kepada Allah Taala, seperti menegakkan sholat, memperbanyak membaca Al- Qur'an, memperbanyak zikir, doa, dan istighfar. Kemudian juga meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat seperti mengobrol, cerita, senda gurau dan semisalnya. Tidak keluar dari masjid selama iktikaf, kecuali bila ada keperluan yang mengharuskan untuk keluar (seperti buang hajat atau sejenisnya).
4. Memperbanyak Ibadah Umum
Pada 10 hari terakhir disunnahkan memperbanyak ibadah secara umum, seperti sholat sunnah, zikir, berdoa, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya. Disunnahkan untuk mengajak keluarga kita untuk beribadah menghidupkan malam-malam istimewa. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, "Apabila memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berkumpul), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, "Disunnahkan untuk memperbanyak ibadah di akhir bulan Ramadhan dan disunnahkan juga untuk menghidupkan malam-malamnya dengan amal ibadah." (Syarah Shahih Muslim).
5. Membayar Zakat
Amalan penting yang tidak boleh dilupakan adalah membayar zakat fitri, sebagaimana dalam hadits yang sahih. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri, sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari segala perbuatan sia-sia dan ucapan kotor serta sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum sholat 'Id maka zakatnya diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat id maka hanya menjadi sedekah biasa." (HR. Abu Dawud, Hasan)
Zakat Fitri juga sebagai sarana untuk saling berbagi kebahagiaan di antara kaum muslimin pada saat hari raya Id, sehingga ukhuwah Islamiyah bisa semakin terjaga. Sebagian besar ulama terdahulu sampai sekarang menasihakan agar pembayaran zakat fitri berupa barang, yaitu berupa makanan pokok.
Kekeliruan di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Di antara kaum muslimin masih banyak yang menyia-nyiakan 10 hari terakhir Ramadhan, seakan-akan waktu dan kesempatan yang Allah Ta’ala berikan ini dibiarkan begitu saja. Banyak yang semakin malas dalam beribadah. Sholat tarawih pun ditinggalkan, shaf-shaf sholat semakin menyusut, amalan lain pun banyak yang disepelekan.
Sebagian kaum muslimin justru sibuk mempersiapkan pernak-pernik dan hidangan menyambut Idul Fitri hingga lupa beribadah. Siang dan malam sibuk berbelanja kebutuhan menjelang hari raya, sibuk membeli baju baru dan membuat makanan yang akhirnya meninggalkan amalan-amalan yang bernilai pahala besar.
Sebagai muslim yang menginginkan kebaikan dan mengharap keutamaan Ramadhan, hendaknya tidak terlena dengan godaan-godaan yang melalaikan kita dari semangat beribadah. Terlebih lagi di fase terakhir ada satu malam dimana malam itu lebih baik dari 1000 bulan.
Oleh karena itu hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin dengan banyak beramal saleh dan meninggalkan dosa dan kemaksiatan. Semoga kita menjadi golongan orang yang beruntung di dunia dan di akhirat.
Di antara hal yang dianjurkan oleh syariat adalah bersungguh-sungguh menggapai Lailatul Qadar. Ada 5 amalan terbaik yang dapat kita kerjakan seperti diterangkan Al-Habib Quraisy Baharun dalam Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah (MR) Jawa Barat. Berikut amalannya:
1. Melaksanakan Sholat Malam (Qiyam Ramadhan)
Di antara amalan paling utama yang bisa kita lakukan adalah dengan mengerjakan sholat wajib 5 waktu kemudian melaksanakan sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat bersama imaam. Lebih utama lagi jika kita menambahnya pada malam hari, sebagaimana hadits: "Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Al-Bukhari).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: "Jika seseorang melakukan shalat (tarawih dan witir) bersama imam sampai selesai, niscaya dicatat baginya pahala shalat semalam suntuk." (HR. Abu Dawud, shahih).
2. Banyak Berdoa
Disunnahkan bagi kita untuk banyak berdoa. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya oleh istri beliau, Aisyah radhiallahu ‘anha, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah Lailatul Qadar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?" Maka Beliau menjawab, "Ucapkanlah: 'Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul 'Afwa Fa'fu Anni (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku)." (HR at-Tirmidzi, Hadis Sahih)
3. Menghidupkan Iktikaf di Masjid
Disunnahkan melakukan iktikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan bagi orang yang memiliki kemampuan dan tidak memiliki halangan. Iktikaf adalah menetap di masjid dan menyibukkan diri dengan ibadah kepada Allah Taala, seperti menegakkan sholat, memperbanyak membaca Al- Qur'an, memperbanyak zikir, doa, dan istighfar. Kemudian juga meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat seperti mengobrol, cerita, senda gurau dan semisalnya. Tidak keluar dari masjid selama iktikaf, kecuali bila ada keperluan yang mengharuskan untuk keluar (seperti buang hajat atau sejenisnya).
4. Memperbanyak Ibadah Umum
Pada 10 hari terakhir disunnahkan memperbanyak ibadah secara umum, seperti sholat sunnah, zikir, berdoa, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya. Disunnahkan untuk mengajak keluarga kita untuk beribadah menghidupkan malam-malam istimewa. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, "Apabila memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berkumpul), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, "Disunnahkan untuk memperbanyak ibadah di akhir bulan Ramadhan dan disunnahkan juga untuk menghidupkan malam-malamnya dengan amal ibadah." (Syarah Shahih Muslim).
5. Membayar Zakat
Amalan penting yang tidak boleh dilupakan adalah membayar zakat fitri, sebagaimana dalam hadits yang sahih. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri, sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari segala perbuatan sia-sia dan ucapan kotor serta sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum sholat 'Id maka zakatnya diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah shalat id maka hanya menjadi sedekah biasa." (HR. Abu Dawud, Hasan)
Zakat Fitri juga sebagai sarana untuk saling berbagi kebahagiaan di antara kaum muslimin pada saat hari raya Id, sehingga ukhuwah Islamiyah bisa semakin terjaga. Sebagian besar ulama terdahulu sampai sekarang menasihakan agar pembayaran zakat fitri berupa barang, yaitu berupa makanan pokok.
Kekeliruan di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Di antara kaum muslimin masih banyak yang menyia-nyiakan 10 hari terakhir Ramadhan, seakan-akan waktu dan kesempatan yang Allah Ta’ala berikan ini dibiarkan begitu saja. Banyak yang semakin malas dalam beribadah. Sholat tarawih pun ditinggalkan, shaf-shaf sholat semakin menyusut, amalan lain pun banyak yang disepelekan.
Sebagian kaum muslimin justru sibuk mempersiapkan pernak-pernik dan hidangan menyambut Idul Fitri hingga lupa beribadah. Siang dan malam sibuk berbelanja kebutuhan menjelang hari raya, sibuk membeli baju baru dan membuat makanan yang akhirnya meninggalkan amalan-amalan yang bernilai pahala besar.
Sebagai muslim yang menginginkan kebaikan dan mengharap keutamaan Ramadhan, hendaknya tidak terlena dengan godaan-godaan yang melalaikan kita dari semangat beribadah. Terlebih lagi di fase terakhir ada satu malam dimana malam itu lebih baik dari 1000 bulan.
Oleh karena itu hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin dengan banyak beramal saleh dan meninggalkan dosa dan kemaksiatan. Semoga kita menjadi golongan orang yang beruntung di dunia dan di akhirat.
(rhs)