Isu Palestina, Hentikan Mengemis! Saatnya Dunia Islam Bersatu
Selasa, 18 Mei 2021 - 09:18 WIB
Pada tataran inilah Palestina tidak akan mendapatkan hak-haknya kecuali ada dua hal mendasar yang segera dilakukan.
Pertama, bangsa Palestina sendiri harus segera kembali bersatu. Perpecahan bangsa Palestina ke berbagai kepingan menjadikannya begitu mudah diambrukkan. Fatah dan Hamas adalah dua kelompok dominan yang tidak pernah menyatu. Dan karenanya begitu mudah bagi Israel untuk melemahkan di tengah kelemahan yang telah ada.
Dari tahun ke tahun, bahkan itulah perjalanan sejarah bangsa Palestina, keluatannya semata ada pada kekuatan emosi. Ratusan bahkan ribuan roket yang ditembakkan ke arah Israel hanya menjadi justifikasi bagi Israel untuk semakin membumi hanguskan bangsa Palestina. Sehingga realita mengatakan bahwa dari tahun ke tahun bumi Palestina semakin terkikis.
Dan karenanya persatuan bangsa Palestina harus diwujudkan. Ini termasuk persatuan mereka pada tataran perjuangan diplomasi. Di Jakarta saja Kedutaan Palestina hanya mewakili faksi Fatah. Sehingga Hamas harus punya kantor Perwakilan sendiri.
Kedua, dunia Islam dan umat secara keseluruhan harus menyatukan suara menentang kesemena-menaan Israel terhadap bangsa Palestina. Sikap ini tidak saja dengan statemen basa basi yang diucapkan bagaikan nyanyian rutin dari masa ke masa. Tapi harus ada kebijakan menyeluruh dan menyatu dari dunia Islam.
Satu di antaranya adalah mengunci rapat semua pintu bagi Israel untuk melakukan penetrasi ke dunia Islam. Tentu ini termasuk penetrasi politi, ekonomi dan lain-lain.
Yang jadi masalah kita lihat ada negara yang ikut mengecam serangan Israel ke Gaza. Tapi di balik layar berjabat tangan dan membuka pintu lebar bagi Israel ke negaranya. Selain membuka hubungan diplomasi, juga menjadi pasar yang subur bagi produk-produk Israel. Bahkan mereka melakukan kerjasama dengan Israel di bidang pertahanan dan keamanan.
Semua ini merupakan bentuk kemunafikan yang harus dihentikan oleh dunia Islam. Seruan boikot produk Israel dari sebagian anggota Umat hanya jadi "tertawaan musiman" jika tidak dibarengi oleh kebijakan publik. Tapi memang itulah realita Umat. Kerap jadi obyek emosi sesaat atau musiman yang kemudian berlalu ditelan perputaran waktu.
Akhirnya saya juga ingin mengatakan bahwa kami masyarakat Muslim di Amerika tentu menjadi bagian dari sistem Amerika. Bagi kami, ada dua sayap yang harus kami jaga. Sayap domestik kami. Bahwa kami punya kepentingan domestik di Amerika. Masa depan Dakwah Islam masih panjang.
Karenanya dalam menyikapi semua hiruk pikuk global, termasuk isu Palestina, kami selalu imbang di antara dua saya itu. Sayap domestik dan sayap global. Jangan sampai perhatian ke isu-isu global mengorbankan kepentingan domestik dan masa depan Dakwah di Amerika dan dunia Barat.
Semoga Allah ridho dan menolong kita semua. Aamin!
New York, 17 Mei 2021
Pertama, bangsa Palestina sendiri harus segera kembali bersatu. Perpecahan bangsa Palestina ke berbagai kepingan menjadikannya begitu mudah diambrukkan. Fatah dan Hamas adalah dua kelompok dominan yang tidak pernah menyatu. Dan karenanya begitu mudah bagi Israel untuk melemahkan di tengah kelemahan yang telah ada.
Dari tahun ke tahun, bahkan itulah perjalanan sejarah bangsa Palestina, keluatannya semata ada pada kekuatan emosi. Ratusan bahkan ribuan roket yang ditembakkan ke arah Israel hanya menjadi justifikasi bagi Israel untuk semakin membumi hanguskan bangsa Palestina. Sehingga realita mengatakan bahwa dari tahun ke tahun bumi Palestina semakin terkikis.
Dan karenanya persatuan bangsa Palestina harus diwujudkan. Ini termasuk persatuan mereka pada tataran perjuangan diplomasi. Di Jakarta saja Kedutaan Palestina hanya mewakili faksi Fatah. Sehingga Hamas harus punya kantor Perwakilan sendiri.
Kedua, dunia Islam dan umat secara keseluruhan harus menyatukan suara menentang kesemena-menaan Israel terhadap bangsa Palestina. Sikap ini tidak saja dengan statemen basa basi yang diucapkan bagaikan nyanyian rutin dari masa ke masa. Tapi harus ada kebijakan menyeluruh dan menyatu dari dunia Islam.
Satu di antaranya adalah mengunci rapat semua pintu bagi Israel untuk melakukan penetrasi ke dunia Islam. Tentu ini termasuk penetrasi politi, ekonomi dan lain-lain.
Yang jadi masalah kita lihat ada negara yang ikut mengecam serangan Israel ke Gaza. Tapi di balik layar berjabat tangan dan membuka pintu lebar bagi Israel ke negaranya. Selain membuka hubungan diplomasi, juga menjadi pasar yang subur bagi produk-produk Israel. Bahkan mereka melakukan kerjasama dengan Israel di bidang pertahanan dan keamanan.
Semua ini merupakan bentuk kemunafikan yang harus dihentikan oleh dunia Islam. Seruan boikot produk Israel dari sebagian anggota Umat hanya jadi "tertawaan musiman" jika tidak dibarengi oleh kebijakan publik. Tapi memang itulah realita Umat. Kerap jadi obyek emosi sesaat atau musiman yang kemudian berlalu ditelan perputaran waktu.
Akhirnya saya juga ingin mengatakan bahwa kami masyarakat Muslim di Amerika tentu menjadi bagian dari sistem Amerika. Bagi kami, ada dua sayap yang harus kami jaga. Sayap domestik kami. Bahwa kami punya kepentingan domestik di Amerika. Masa depan Dakwah Islam masih panjang.
Karenanya dalam menyikapi semua hiruk pikuk global, termasuk isu Palestina, kami selalu imbang di antara dua saya itu. Sayap domestik dan sayap global. Jangan sampai perhatian ke isu-isu global mengorbankan kepentingan domestik dan masa depan Dakwah di Amerika dan dunia Barat.
Semoga Allah ridho dan menolong kita semua. Aamin!
New York, 17 Mei 2021
(rhs)
Lihat Juga :