Amalan Idul Fitri, Pahalanya Bisa Seperti Jihad Perang Badar
Minggu, 24 Mei 2020 - 15:14 WIB
Pengasuh pondok pesantren Ora AJi ini berharap masyarakat yang akan merayakan Idul Fitri tetap menahan diri dan bersabar di tengah pandemi Covid-19.
Menahan diri khususnya untuk tetap di rumah dan tidak berkumpul dengan orang banyak jika tidak ada kepentingan mendesak dan selalu menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Gus Miftah berharap mudik tahun ini sebagai instropeksi diri mudik sesungguhnya kepada Allah SWT. Di tengah bencana corona ini umat harus terus mendekatkan diri dan mohon pertolongan kepada Sang Pencipta.
”Mudik lebaran setiap tahun selalu kita lewati dengan waktu yang pasti, tanggal dan bekal yang dibawa, namun kadang kita lupa bahwa hakekat mudik sesungguhnya kepada Allah apakah kita sudah siapkan bekalnya dan waktu yang tidak kita ketahui,” katanya.
Gus Miftah juga menambahkan umat Islam harus terus bersabar di tengah pandemi Covid-19 seperti sabarnya orang berpuasa menahan nafsu lapar dan haus.
”Orang berpuasa itu sabar karena yakin azan magrib bakal datang, sehingga dengan wabah ini kita sebagai orang beriman harus yakin pertolongan Allah bakal segera datang,” tegasnya.
Ujian pertama untuk umat Islam di tengah pandemi Covid-19 ini adalah menahan diri untuk tidak mudik guna mencegah semakin menyebarnya virus corona. Ujian selanjutnya adalah tidak memaksakan diri menggelar salat Idul Fitri berjamaah di masjid atau tanah lapang untuk wilayah berstatus merah pandemi Covid-19.
Setelah dua ujian di atas selanjutnya adalah pengendalian diri untuk sementara tidak melakukan silaturahim dari rumah ke rumah serta mencegah kontak fisik saling berjabat tangan, lantaran berpotensi jadi media penularan corona. Solusinya mengganti silaturahim konvensional dengan silaturahim virtual. ( )
Menahan diri khususnya untuk tetap di rumah dan tidak berkumpul dengan orang banyak jika tidak ada kepentingan mendesak dan selalu menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Gus Miftah berharap mudik tahun ini sebagai instropeksi diri mudik sesungguhnya kepada Allah SWT. Di tengah bencana corona ini umat harus terus mendekatkan diri dan mohon pertolongan kepada Sang Pencipta.
”Mudik lebaran setiap tahun selalu kita lewati dengan waktu yang pasti, tanggal dan bekal yang dibawa, namun kadang kita lupa bahwa hakekat mudik sesungguhnya kepada Allah apakah kita sudah siapkan bekalnya dan waktu yang tidak kita ketahui,” katanya.
Gus Miftah juga menambahkan umat Islam harus terus bersabar di tengah pandemi Covid-19 seperti sabarnya orang berpuasa menahan nafsu lapar dan haus.
”Orang berpuasa itu sabar karena yakin azan magrib bakal datang, sehingga dengan wabah ini kita sebagai orang beriman harus yakin pertolongan Allah bakal segera datang,” tegasnya.
Ujian pertama untuk umat Islam di tengah pandemi Covid-19 ini adalah menahan diri untuk tidak mudik guna mencegah semakin menyebarnya virus corona. Ujian selanjutnya adalah tidak memaksakan diri menggelar salat Idul Fitri berjamaah di masjid atau tanah lapang untuk wilayah berstatus merah pandemi Covid-19.
Setelah dua ujian di atas selanjutnya adalah pengendalian diri untuk sementara tidak melakukan silaturahim dari rumah ke rumah serta mencegah kontak fisik saling berjabat tangan, lantaran berpotensi jadi media penularan corona. Solusinya mengganti silaturahim konvensional dengan silaturahim virtual. ( )
(mhy)