Ketika Imam Syafi'i Berdebat dengan Ulama Senior Mazhab Hanafi

Senin, 07 Juni 2021 - 21:55 WIB
Ustaz Ahmad Sarwat, pengasuh Rumah Fiqih Indonesia. Foto/Ist
Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA

Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia,

Lulusan Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Suud LIPIA,

Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab

Al-Imam Asy-Syafi'i adalah tokoh yang argumentatif. Tidak mudah bagi lawan debatnya untuk mematahkan argumentasinya begitu saja. Justru 'serangan balik' dari Imam Asy-Syafi'i malah sering bikin lawannya klepek-kelepek mati kutu dan speachless.



Tidak terkecuali ulama sangat senior dari Mazhab Hanafi, yaitu Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani. Keduanya sering terlibat perdebatan masalah dalil-dalil agama. Sangat ketat sekali perdebatan mereka. Dan itu terjadi berkali-kali.

Dan berkali-kali pula Muhammad dibuat tidak bisa berkata apa-apa. Uniknya justru Muhammad amat mengagumi lawan debatnya itu. Bukannya marah atau merasa sakit hati, tapi malah mengagumi.

Karena debat yang melibatkan mereka itu betul-betul objektif dan level keilmiyahannya kelas dewa. Dan sehabis debat tidak pernah ada sakit hati, dendam, main kasar atau main tangan.

Justru Imam Asy-Syafi'i berutang satu nyawa kepada Muhammad, lantaran telah dibela di depan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Seharusnya kepalanya dipenggal algojo. Namun berkat bantuannya, Imam Asy-Syafi'i selamat dari pedang algojo Khalifah.

Hasil perdebatan itu nyata sekali. Berkali-kali Muhammad jadi punya pendapat yang berbeda dengan pendapat gurunya, Imam Abu Hanifah. Dan malah sejalan dengan pendapat Asy-Syafi'i.

Saya perhatikan kalau level pakar yang sudah tinggi keilmuannya itu berdebat, maka debatnya sangat bermutu. Hasil debatnya jadi cabang ilmu baru. Beda jauh kalau yang berdebat kelas kita yang levelnya prajurit kurowo. Gaya debatnya pun tidak pakai teknik, asal gedebak-gedebuk aja.

Ibarat adegan perkelahian khas emak-emak, teriak-teriak tidak jelas macam orang kesurupan, terus main jambak-jambakan rambut. Ujung-ujungnya pada guling-guling di tanah becekan. Mirip anak kecil, susah bedainnya.

Adegan kayak begitu sama sekali tidak enak ditonton. Benar-benar keributan yang tidak bermutu. Membaca dialognya pun bikin perut mules-mules.

Jadi, ketimbang meladeni ajakan debat yang kurang berkelas, bagusnya kita ngalah aja atau boleh juga bacain aja pantun singkat ini: "Buah stroberi buah apel, sory kagak level."

Baca Juga: Cerita Ustaz Ahmad Sarwat Ketika Beda Mazhab
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
cover top ayah
مَا الۡمَسِيۡحُ ابۡنُ مَرۡيَمَ اِلَّا رَسُوۡلٌ‌ ۚ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِهِ الرُّسُلُؕ وَاُمُّهٗ صِدِّيۡقَةٌ‌  ؕ كَانَا يَاۡكُلٰنِ الطَّعَامَ‌ؕ اُنْظُرۡ كَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الۡاٰيٰتِ ثُمَّ انْظُرۡ اَ نّٰى يُؤۡفَكُوۡنَ
Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).

(QS. Al-Maidah Ayat 75)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More