Agar Doa Segera Terkabul, Ini Tipsnya!
Kamis, 15 Juli 2021 - 06:47 WIB
Allah Ta’ala memerintahkan segenap hamba-Nya untuk memperbanyak doa dan permohonan kepada Allah Ta’ala. Orang yang selalu berdoa, dia hakikatnya memperbanyak ibadah kepada-Nya, dan juga seorang insan yang begitu mencintai Dzat Yang Maha Mengabulkan doa.
Dan, ketika seseorang berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala, artinya ia sedang mencoba untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala. Laiknya seorang hamba yang menghadap rajanya, mana mungkin raja akan memberi perhatian kepadanya jika ia tidak memerhatikan adab dan etika ketika menghadap raja.
Untuk itu, ada beberapa tips agar doa yang diucapkan segera terkabul. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tips agar doa cepat dikabulkan Allah Ta'ala:
1. Teladani cara berdoa para Nabi.
Para nabi adalah hamba Allah subhanahu wata’ala yang doanya mustajab. Doa mereka selalu dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Sehingga, memelajari dan berteladan kepada mereka dalam hal berdoa adalah suatu keharusan. Dahulu, ketika para nabi hendak meminta sesuatu kepada Allah subhanahu wata’ala, mereka bersegera untuk berdiri menghadap Allah, merapatkan kaki, menengadahkan tangan, dan mengalirkan bulir air mata ketundukan.
Kemudian mereka mengawali doa dengan banyak-banyak bertaubat dari perbuatan maksiat yang pernah dilakukan, menyesali kekeliruan yang pernah diperbuat, berusaha untuk menghadirkan hati yang khusyuk, penuh keyakinan, dan penuh perasaan.
Kemudian melanjutkannya dengan memuji Allah, menyucikan-Nya, mengagungkan-Nya, lalu memuji hamba yang paling dicintai-Nya, bershalawat, setelah itu mulai melangitkan doa.
Itulah gambaran global yang dilakukan oleh para Nabi dalam berdoa. Sebagai contoh, cara berdoa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Ketika Nabi Ibrahim hendak berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala atas kondisi yang menimpanya, beliau memulai doanya dengan memuji Allah subhanahu wata’ala dengan lima pujian; Bahwa Allah adalah al-Khaliq al-Hadi (Mahapencipta dan Maha Memberi Petunjuk), al-Muth’im al-Musqi (Maha Memberi Makan dan Maha Memberi Minum), asy-Syafi min al-Aushab (Maha Penyembuh dari sebagai bentuk musibah), al-Muhyi al-Mumit (Mahamenghidupkan dan Mahamematikan), dan al-Ghafir (Mahapengampun).
Setelah itu, Nabi Ibrahim mulai memanjatkan permintaannya yang jumlahnya juga lima; ilmu dan hikmah, dikumpulkan bersama orang-orang shaleh, menjadi buah tutur yang baik oleh umat generasi berikutnya, ditempatkan di Jannatun Na’im, memohon agar ayahnya diampuni. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan seluruh permintaan Nabi Ibrahim, kecuali permintaan yang kelima; memintakan ampunan untuk ayahnya, karena telah tampak pada diri ayahnya bentuk permusuhan kepada Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ اِلَّا عَنْ مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗٓ اَنَّهٗ عَدُوٌّ لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُۗ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ
“Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya. Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah: 114)
2. berdoalah dengan penuh harap, takut, tunduk, dan khusyuk kepada Allah Ta'ala
Allah Ta'ala berfirman,
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ
“Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
Dan, ketika seseorang berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala, artinya ia sedang mencoba untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala. Laiknya seorang hamba yang menghadap rajanya, mana mungkin raja akan memberi perhatian kepadanya jika ia tidak memerhatikan adab dan etika ketika menghadap raja.
Untuk itu, ada beberapa tips agar doa yang diucapkan segera terkabul. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tips agar doa cepat dikabulkan Allah Ta'ala:
1. Teladani cara berdoa para Nabi.
Para nabi adalah hamba Allah subhanahu wata’ala yang doanya mustajab. Doa mereka selalu dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Sehingga, memelajari dan berteladan kepada mereka dalam hal berdoa adalah suatu keharusan. Dahulu, ketika para nabi hendak meminta sesuatu kepada Allah subhanahu wata’ala, mereka bersegera untuk berdiri menghadap Allah, merapatkan kaki, menengadahkan tangan, dan mengalirkan bulir air mata ketundukan.
Kemudian mereka mengawali doa dengan banyak-banyak bertaubat dari perbuatan maksiat yang pernah dilakukan, menyesali kekeliruan yang pernah diperbuat, berusaha untuk menghadirkan hati yang khusyuk, penuh keyakinan, dan penuh perasaan.
Kemudian melanjutkannya dengan memuji Allah, menyucikan-Nya, mengagungkan-Nya, lalu memuji hamba yang paling dicintai-Nya, bershalawat, setelah itu mulai melangitkan doa.
Itulah gambaran global yang dilakukan oleh para Nabi dalam berdoa. Sebagai contoh, cara berdoa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Ketika Nabi Ibrahim hendak berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala atas kondisi yang menimpanya, beliau memulai doanya dengan memuji Allah subhanahu wata’ala dengan lima pujian; Bahwa Allah adalah al-Khaliq al-Hadi (Mahapencipta dan Maha Memberi Petunjuk), al-Muth’im al-Musqi (Maha Memberi Makan dan Maha Memberi Minum), asy-Syafi min al-Aushab (Maha Penyembuh dari sebagai bentuk musibah), al-Muhyi al-Mumit (Mahamenghidupkan dan Mahamematikan), dan al-Ghafir (Mahapengampun).
Setelah itu, Nabi Ibrahim mulai memanjatkan permintaannya yang jumlahnya juga lima; ilmu dan hikmah, dikumpulkan bersama orang-orang shaleh, menjadi buah tutur yang baik oleh umat generasi berikutnya, ditempatkan di Jannatun Na’im, memohon agar ayahnya diampuni. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan seluruh permintaan Nabi Ibrahim, kecuali permintaan yang kelima; memintakan ampunan untuk ayahnya, karena telah tampak pada diri ayahnya bentuk permusuhan kepada Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ اِلَّا عَنْ مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗٓ اَنَّهٗ عَدُوٌّ لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُۗ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ
“Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya. Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah: 114)
2. berdoalah dengan penuh harap, takut, tunduk, dan khusyuk kepada Allah Ta'ala
Allah Ta'ala berfirman,
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ
“Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
Baca Juga