Tiga Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah Ta'ala

Jum'at, 30 Juli 2021 - 07:11 WIB
ilustrasi. Foto istimewa
Seorang muslim sejatinya diperintahkan untuk selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebaik-baiknya takwa. Karena hanya dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya itulah, sebagai hamba Allah subhanahu wata’ala, kita akan mendapatkan jaminan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.



Lantas, dengan apa kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala? Aktivis dakwah, Ustadz Sodiq Fajar SPd.I, menjelaskan tiga perkara untuk dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta'ala. Tiga hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dengan menjaga sholat lima waktu.

Kenapa harus menjaga sholat wajib lima waktu? Sebab, sholat lima waktu adalah perkara yang pertama-tama akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Sholat adalah perkara yang pertama kali kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah subhanahu wa ta’ala.



Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

“Sungguh, amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka ia akan selamat. Namun jika sholatnya buruk, maka ia akan merugi.” (HR. Abu Daud no. 864)



Selain itu, sholat juga merupakan perkara yang menjadi batas antara status iman dan kufur dari seorang hamba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ ‌تَرْكُ ‌الصَّلَاةِ

“Batas antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim No. 82)

Dalam sabda beliau yang lain,

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ ‌تَرَكَهَا ‌فَقَدْ ‌كَفَرَ

“Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, siapa yang meninggalkannya maka dia kafir.” (HR. Ahmad No. 22937)

Dengan tegas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan, barang siapa meninggalkan sholat, maka dia kafir. Jika seseorang telah kafir, maka sudah jelas tempat kembalinya adalah neraka, bukan Surga. Kekal selama-lamanya.

Merasakan panasnya dunia saja kita sudah kesakitan. Lalu bagaimana jika gara-gara meninggalkan shalat, kita merasakan panasnya akhirat yang tidak hanya dalam hitungan jam, namun selama-lamanya. Padahal sehari di akhirat itu panjangnya setara dengan seribu tahun di dunia. Na’uzubillahi min zalik.



Sungguh, kita akan sangat merugi jika sampai melalaikan sholat lima waktu. Sungguh sangat merugi jika waktu kita habis untuk mengurusi urusan duniawi hingga lupa mengerjakan sholat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu, aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan:  ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK (Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu (berdzikir kepada-Mu), dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.)

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1301)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More