Kisah Ya'juj Ma'juj di Surat Al-Kahfi dan Penjara Dzulqarnain Raja yang Saleh
Selasa, 03 Agustus 2021 - 13:59 WIB
Dzulqarnain bukanlah orang yang tamak. Dia tidak memiliki keinginan terhadap harta dunia. Namun, dia juga tidak meninggalkan perbaikan keadaan rakyat. Bahkan, tujuannya adalah perbaikan. Karena itu, dia memenuhi permintaan mereka demi kemaslahatan yang terkandung di dalamnya. Dia tidak mengambil upah dari mereka. Dia bersyukur kepada Rabbnya atas kekokohan dan kemampuannya.
قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
Dzulqarnain berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik. Tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. ( QS Al-Kahfi Ayat 95 )
آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا
Berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain, ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata, ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ ( QS Al-Kahfi Ayat 96 )
Maksudnya, nyalakanlah dengan nyala yang besar. Gunakanlah alat tiup agar nyalanya membesar hingga tembaga itu meleleh. Tatkala tembaga itu meleleh, yang hendak dia tuangkan di antara potongan-potongan besi, Dzulqarnain mengatakan, “Berilah aku tembaga agar kutuangkan ke atas besi panas itu.”
Maksudnya, tembaga yang mendidih. Aku tuangkan tembaga yang meleleh ke atasnya. Dinding penghalang itu menjadi luar biasa kokoh. Terhalangilah manusia yang berada di belakangnya dari kejahatan Ya’juj dan Ma’juj.
فَمَا ٱسۡطَٰعُوٓاْ أَن يَظۡهَرُوهُ وَمَا ٱسۡتَطَٰعُواْ لَهُۥ نَقۡبًا ٩٧ قَالَ هَٰذَا رَحۡمَةٌ مِّن رَّبِّيۖ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ رَبِّي جَعَلَهُۥ دَكَّآءَۖ وَكَانَ وَعۡدُ رَبِّي حَقًّا ٩٨
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata, ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku. Apabila telah datang janji Rabbku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar’.” ( QS al-Kahfi: 97 - 9 7- 98 )
Maksudnya, Ya’juj dan Ma’juj tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mendakinya karena tingginya penghalang itu. Tidak pula mereka bisa melubanginya karena kekokohan dan kekuatannya.
Inilah keadaan para khalifah yang saleh. Apabila Allah subhanahu wa ta’ala memberikan nikmat-nikmat yang mulia kepada mereka, bertambahlah syukur, penetapan, dan pengakuan mereka akan nikmat Allah subhanahu wa ta’ala.
وَتَرَكۡنَا بَعۡضَهُمۡ يَوۡمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعۡضٍۖ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَجَمَعۡنَٰهُمۡ جَمۡعًا
“Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk satu dengan yang lain.” ( QS al-Kahfi: 99 )
Bisa jadi, dhamir “hum” (kata ganti mereka) kembali kepada Ya’juj dan Ma’juj—ketika mereka keluar kepada manusia—karena banyaknya jumlah mereka dan meliputi seluruh permukaan bumi sehingga mereka berbaur satu sama lain.
Buku Sepuluh Peristiwa Besar Menjelang Kiamat Kubra menyebut Yajuj dan Majuj merupakan golongan perusak dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan manusia. Yajuj dan Majuj tidak akan mati sebelum melahirkan anak, dan sekali melahirkan sedikitnya berjumlah seribu anak.
Segala kebutuhan makanan untuk manusia akan dihabiskan oleh Yajuj dan Majuj termasuk hewan-hewan hingga air. Bahkan, Air bengawan Sekhon dan bengawan Jikhon serta telaga Thobariyah dalam waktu sehari bisa kering karena diminum oleh Yajuj dan Majuj.
Yajuj dan Majuj sampai kini masih berada di dalam sebuah jurang yang sangat lebar dan luas serta diapit oleh dua buah gunung yang bernama gunung Amlas dan gunung Munqatiq. Di antara kedua gunung, dibuat pagar yang sangat kokoh yang terbuat dari besi sesuai dengan isi kandungan surat al-Kahfi.
Dalam buku Sepuluh Peristiwa Besar Menjelang Kiamat Kubra, pagar ini selalu digerogoti ketika siang hari, dan berhenti ketika malam hari. Namun, pagar ini tidak akan rusak kecuali sudah dikehendaki oleh Allah, yaitu bersamaan dengan saat turunnya Nabi Isa as .
قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
Dzulqarnain berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik. Tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. ( QS Al-Kahfi Ayat 95 )
آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا
Berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain, ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata, ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ ( QS Al-Kahfi Ayat 96 )
Maksudnya, nyalakanlah dengan nyala yang besar. Gunakanlah alat tiup agar nyalanya membesar hingga tembaga itu meleleh. Tatkala tembaga itu meleleh, yang hendak dia tuangkan di antara potongan-potongan besi, Dzulqarnain mengatakan, “Berilah aku tembaga agar kutuangkan ke atas besi panas itu.”
Maksudnya, tembaga yang mendidih. Aku tuangkan tembaga yang meleleh ke atasnya. Dinding penghalang itu menjadi luar biasa kokoh. Terhalangilah manusia yang berada di belakangnya dari kejahatan Ya’juj dan Ma’juj.
فَمَا ٱسۡطَٰعُوٓاْ أَن يَظۡهَرُوهُ وَمَا ٱسۡتَطَٰعُواْ لَهُۥ نَقۡبًا ٩٧ قَالَ هَٰذَا رَحۡمَةٌ مِّن رَّبِّيۖ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ رَبِّي جَعَلَهُۥ دَكَّآءَۖ وَكَانَ وَعۡدُ رَبِّي حَقًّا ٩٨
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata, ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku. Apabila telah datang janji Rabbku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar’.” ( QS al-Kahfi: 97 - 9 7- 98 )
Maksudnya, Ya’juj dan Ma’juj tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mendakinya karena tingginya penghalang itu. Tidak pula mereka bisa melubanginya karena kekokohan dan kekuatannya.
Inilah keadaan para khalifah yang saleh. Apabila Allah subhanahu wa ta’ala memberikan nikmat-nikmat yang mulia kepada mereka, bertambahlah syukur, penetapan, dan pengakuan mereka akan nikmat Allah subhanahu wa ta’ala.
وَتَرَكۡنَا بَعۡضَهُمۡ يَوۡمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعۡضٍۖ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَجَمَعۡنَٰهُمۡ جَمۡعًا
“Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk satu dengan yang lain.” ( QS al-Kahfi: 99 )
Bisa jadi, dhamir “hum” (kata ganti mereka) kembali kepada Ya’juj dan Ma’juj—ketika mereka keluar kepada manusia—karena banyaknya jumlah mereka dan meliputi seluruh permukaan bumi sehingga mereka berbaur satu sama lain.
Buku Sepuluh Peristiwa Besar Menjelang Kiamat Kubra menyebut Yajuj dan Majuj merupakan golongan perusak dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan manusia. Yajuj dan Majuj tidak akan mati sebelum melahirkan anak, dan sekali melahirkan sedikitnya berjumlah seribu anak.
Segala kebutuhan makanan untuk manusia akan dihabiskan oleh Yajuj dan Majuj termasuk hewan-hewan hingga air. Bahkan, Air bengawan Sekhon dan bengawan Jikhon serta telaga Thobariyah dalam waktu sehari bisa kering karena diminum oleh Yajuj dan Majuj.
Yajuj dan Majuj sampai kini masih berada di dalam sebuah jurang yang sangat lebar dan luas serta diapit oleh dua buah gunung yang bernama gunung Amlas dan gunung Munqatiq. Di antara kedua gunung, dibuat pagar yang sangat kokoh yang terbuat dari besi sesuai dengan isi kandungan surat al-Kahfi.
Dalam buku Sepuluh Peristiwa Besar Menjelang Kiamat Kubra, pagar ini selalu digerogoti ketika siang hari, dan berhenti ketika malam hari. Namun, pagar ini tidak akan rusak kecuali sudah dikehendaki oleh Allah, yaitu bersamaan dengan saat turunnya Nabi Isa as .
Lihat Juga :