Tatkala Suami Masih Kafir, Kisah Mengharukan Zainab Putri Rasulullah

Jum'at, 29 Mei 2020 - 05:00 WIB
Dengan keheranan, Zainab memandang ke arah suaminya. la belum mengerti apa arti kata-kata Abu al-'Ash itu. Sebelum Zainab mengerti, Abu al-'Ash berbicara dengan wajah menunduk ke tanah, "Islam telah memisahkan aku dengan dirimu."

Abu al-'Ash telah berjanji kepada Rasulullah untuk mengembalikan Zainab kepada beliau, ke Madinah. la pun tahu betapa janji itu begitu berat bagi hatinya. Namun, ia segera menceritakan kepada Zainab tentang syarat yang diberikan oleh Rasulullah.

la merasa bahwa hatinya tercabik-cabik dan berkeping-keping tatkala melihat rombongan yang akan membawa pergi Zainab binti Rasulullah.

Dilema Zainab

Zainab berusaha berperang melawan perasaannya sendiri. la berkemas untuk pergi. Dengan kejujuran lidah dan hatinya, Zainab menyatakan untuk siap melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Namun, perasaan membuatnya tidak berdaya hingga tidak mampu ia kendalikan.

Air matanya tidak pernah berhenti mengalir sementara hatinya selalu berdebar merindukan sang kekasih yang merupakan suami terbaiknya sepanjang masa.

Saat berkemas untuk menyusul sang ayah, Zainab bertemu dengan Hindun binti 'Utbah. la adalah wanita yang kehilangan ayah, paman, dan saudara yang tewas dalam Perang Badar.

Hindun berkata, "Wahai putri Muhammad, benarkan bahwa engkau hendak menyusul ayahmu?" Dengan hati-hati, Zainab menjawab, "Aku tidak menginginkan itu."

Hindun kembali berkata, "Wahai saudariku, janganlah engkau lakukan itu. Jika engkau membutuhkan kesenangan atau sesuatu yang bisa menemanimu dalam perjalanan, atau uang untuk bekalmu hingga di tempat ayahmu, aku bisa memenuhinya. Janganlah engkau malu karena tidak akan terjadi di antara wanita apa yang terjadi antara sesama laki-laki."

Zainab terus berkemas hingga selesai. la segera dibawa oleh saudara iparnya, Kinanah ibn Rabi', yang telah mempersiapkan seekor unta untuknya.

Kinanah membawa busur panah beserta tempat anak panahnya. Ia pergi membawa pergi Zainab pada siang hari. la berjalan menuntun unta sementara Zainab berada di dalam sekedup yang ada di atas punggung unta tersebut.

Para laki-laki dan wanita Quraisy ramai membicarakan kepergian Zainab. Mereka saling mencela dan keberatan jika putri Muhammad pergi dalam keadaan demikian.

Putri orang yang telah membunuh ayah dan anak-anak mereka. Karena itu, mereka pergi untuk mengejar hingga menemukan Zainab di daerah Dzu Thuwa. Orang pertama yang mengejarnya adalah Hubar ibn Aswad ibn Abdul Muththalib dan Nafi' ibn Abdul Qais al-Fahari.

Hubar meneror Zainab yang berada dalam sekedup dengan sebuah tombak. Darah pun mengalir dari tubuhnya karena pada saat itu Zainab sedang mengandung.

Kinanah ibn Rabi', yang saat itu bertugas menjaga Zainab, berdiri sambil membuka wadah anak panahnya. la ambil satu anak panah dan meletakkannya pada busurnya. la berkata, "Demi Allah, tidak seorang pun hari ini mendekati Zainab, kecuali aku tembus tubuhnya dengan anak panahku." Akhirnya, mereka pun mundur dan menjauh dari Kinanah.

Dalam kumpulan kaum Quraisy yang datang saat itu, majulah Abu Sufyan dan berteriak, "Wahai kawan, tahanlah anak panahmu! Kami ingin bicara denganmu!" Kinanah menahan anak panahnya.

Abu Sufyan mendekat dan berdiri di hadapannya. Ia berbicara, "Sungguh engkau telah melakukan kesalahan besar. Engkau pergi membawa perempuan ini secara terang-terangan dan di depan orang banyak sementara engkau tahu bagaimana musibah dan malapetaka yang telah kita alami karena Muhammad, ayah perempuan yang engkau bawa itu. Karena itu, jika engkau membawa pergi putri Muhammad ini untuk menemuinya secara terang-terangan, hal itu akan menunjukkan kerendahan yang kita alami dan kelemahan yang terjadi. Demi Allah, kita tidak perlu menahannya untuk menyusul ayahnya karena ia tidak bersalah, tetapi bawalah kembali perempuan ini sampal keadaan menjadi tenang dan orang-orang menyetujui untuk memulangkannya secara damai dan diam-diam. Setelah itu, bawalah ia untuk menyusul ayahnya."

Dengan perasaan takut, Zainab memandangi darah yang mengalir dari tubuhnya. Kinanah ibn Rabi' segera berpikir untuk membawa Zainab kembali, memenuhi saran Abu Sufyan, dan menyelamatkan nyawa istri saudaranya itu.

Saat orang-orang yang mengejar Zainab itu kembali, Hindun menyaksikan kedatangan mereka. Ia berkata kepada mereka, "Apakah dalam damai para laki-laki menjadi kasar dan kejam, sedangkan dalam perang mereka laksana wanita yang datang bulan?"

Terpaksa mereka kembali ke Makkah, tiba-tiba Zainab mengalami keguguran dan tubuhnya menjadi lemah. Setibanya di rumah suaminya, Abu al-' Ash, semua orang menghambur dan menggotong Zainab yang berlumuran darah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
فَلۡيَـضۡحَكُوۡا قَلِيۡلاً وَّلۡيَبۡكُوۡا كَثِيۡرًا‌ ۚ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
Maka biarkanlah mereka tertawa sedikit dan menangis yang banyak, sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat.

(QS. At-Taubah Ayat 82)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More