Bacaan Hizib Bahar, Manfaat dan Adab Mengamalkannya

Selasa, 24 Agustus 2021 - 13:32 WIB
Baca juga: Susi dan Ganjar Adu Mulut Saat Zoom Meeting, Begini Faktanya

Untuk mengamalkannya, maka ada beberapa adab dan tata cara yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Memulai dengan adab dan niat yang baik, layaknya membaca dzikir lain.

2. Hanya meminta pertolongan dan petunjuk kepada Allah SWT.

3. Awali dengan tawassul dengan bacaan Al Fatihah untuk pembuat hizib, Imam Abi Hasan asy-Syadzili.

4. Bila kita memiliki hajat atau keinginan tertentu, pikirkan hajat tersebut dalam angan terutama saat membaca kata al-bahr dalam hizib.

6. Ketika membaca ayat “haa miim” yang jumlahnya tujuh, hadapkan wajah ke enam arah (depan, belakang, kanan, kiri, atas, dan bawah).

6. Ketika membaca ayat “Kaaf haa yaa ‘ain shaad kifaayatunaa”, tangan kanan menggenggam satu per satu jari tangan kiri. Dimulai dari jari kelingking ketika membaca “kaaf” dan diakhiri ibu jari ketika membaca “shaad”. Terus genggam jari tangan kiri hingga menyelesaikan bacaan “haa miim ‘ain siin qhaaf”. Setelah itu buka genggaman dimulai dari ibu jari, diakhiri dengan kelingking.

Baca juga: DPR Tetap Batasi Kegiatan dan Jaga Prokes Meski PPKM Turun Level 3

Cara di atas merupakan cara yang dianjurkan dalam membaca Hizib Bahar menurut penjelasan dari Sayyid Mukhlif Yahya al-‘Ali al-Hudzaifi al-Husaini. Dalam kitabnya, beliau mengaku pernah diijazahkan langsung oleh Imam Abi Hasan Asy-Syadzili melalui mimpi.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat.  (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang.  (2) Wanita-wanita berpakaian tetapi (seperti) bertelanjang (pakaiannya terlalu minim, tipis, ketat, atau sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.

(HR. Muslim No. 3971)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More