Islam Agama dengan Toleransi Terbaik di Seluruh Bumi

Rabu, 25 Agustus 2021 - 12:50 WIB
Muslim adalah contoh terbaik dalam hubungan kemanusiaan karena syariatnya mengajarkan cara bermuamalah yang baik tanpa merugikan orang lain. Foto/Ist
Islam adalah agama dengan toleransi terbaik di seluruh bumi. Tak hanya mengatur aspek akidah dan ibadah, Islam juga mengatur urusan akhlak dan muamalah (hubungan kemanusiaan).

Sebagaimana diketahui, Islam mengajarkan cara bermuamalah dalam membangun hubungan kemanusiaan yang bermartabat dan saling menghargai. Muslim yang baik tidak akan berkata keji, kotor, melaknat, mencela, dan sebagainya.



"Muslim adalah contoh terbaik dalam hubungan kemanusiaan," kata Dai lulusan Universitas Islam Madinah Ustaz Budi Ashari dalam kajiannya dilansir dari @budiashariofficial.

Ustaz Budi Ashari menukil salah satu sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam: "Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka." (HR. At Tirmidzi)

Maka secara fitrah bahkan sifatnya sudah perintah, manusia adalah makhluk sosial. Dalam Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9, ayat ini berkenaan dengan peristiwa yang dialami anak dari Abu Bakar, yaitu Asma'.

Beliau bertanya kepada Rasul, bahwa beliau ingin dikunjungi oleh ibunya yang masih musyrik dan hendak memberikan hadiah. Maka turunlah ayat ini, dimana tidak ada larangan untuk bertemu dengan orang yang tidak beriman asalkan mereka tidak mengusir mu’min.

Islam adalah agama dengan toleransi terbaik di seluruh bumi. Karena jika babnya toleransi, menyambung silaturrahmi bahkan kepada orang kafir. Al-Qur'an dan Hadist berbicara lengkap tentang ini.

Suatu hari, Umar melihat seseorang yang sudah tua dan ngemis. Beliau membeli harta dari Baitul Maal. Kata Umar, "Sungguh menjadi suatu hak yang tidak adil jika dulu kamu membayar jizyah tahunan pada Muslimin, tapi sekarang kami biarkan begitu saja."

"Muamalah yang baik, yang menguatkan hubungan pada manusia dengan akhlak. Pada asalnya, tidak ada manusia yang ingin perang. Tapi perang pasti terjadi dalam kehidupan manusia," terang Dai yang juga pakar Sejarah Islam ini.

Karena itulah, terdapat adab yang memandunya. Irhaabi, bahasa Al-Qur'an yang hari ini dipakai untuk menyebut teroris. Padahal tidak seperti itu adanya. Ayat itu berbicara tentang menakuti-nakuti musuh dengan aturan yang ditetapkan.

Mari melihat sejarah, bagaimana kaum Muslimin yang hendak perang pasti menggunakan fiqih dengan baik. Terjadinya perang karena makhluk sosial itu kalau ditekan pasti melawan. Ada orang yang menzalimi pasti Muslimin melawan.

Dalam urusan bisnis, muslim diajarkan tentang fiqh muamalah. Sebagaimana pesan Umar bin Khattab: "Tidak boleh jual beli pasar kita kecuali orang yang benar-benar telah mengerti fiqih (Muamalah) dalam agama."

Dalam bergaul di tengah masyarakat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga mengajarkan pentingnya menjaga lisan. Dalam satu riwayat, beliau bersabda:

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

"Sesungguhnya kasih sayang (kelembutan) itu tidak akan berada pada sesuatu, melainkan ia akan menghiasinya. Sebaliknya, jika kasih sayang (kelembutan) itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk." (HR Muslim No 2594)

Beliau juga bersabda:

إِنَّ الله عَزَّ وَجَلَّ لاَ يُحِبُّ الفُحْشَ وَلَا التَفَحُشّ

"Sesungguhnya Allah tidak suka dengan perbuatan keji dan kata-kata yang kotor (kasar)." (HR Ahmad No 24735)

(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya para pelukis pada hari kiamat akan disiksa. Dikatakan kepada mereka, Hidupkanlah apa yang telah engkau ciptakan.

(HR. Ibnu Majah No. 2142)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More