Cara Mengetahui Kedudukan Kita di Sisi Allah
Minggu, 31 Mei 2020 - 20:51 WIB
Setiap manusia memiliki maqom (kedudukan) di sisi Allah Ta'ala. Adapun orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang mereka yang paling bertakwa.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah melihat pada hati dan amalan kalian". (Baca Juga: 4 Cara Menjernihkan Hati)
Lalu bagaimana melihat kedudukan kita di sisi Allah? Para Ulama Arif Billah berkata: "Kedudukanmu di sisi Allah sesuai dengan dimana engkau sekarang dalam kesibukanmu. Lihatlah dimana DIA menempatkanmu.
1. ﻓﺈﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮﻙ؟
Jika engkau tersibukkan diri dengan zikir, maka ketahuilah bahwasanya Allah ingin untuk mengingatmu.
2. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﺤﺪﺛﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan Al-Qur'an maka ketahuilah bahwasanya Allah menginginkanmu untuk berbicara denganmu.
3. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺮﺑﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan ketaatan-ketaatan, maka ketahuilah bahwasanya Allah sedang mendekatimu.
4. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺪﻧﻴﺎ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺃﺑﻌﺪﻙ
Jika engkau tersibukkan dengan dunia, maka ketahuilah bahwasannya Allah ingin menjauhimu.
5. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺃﻫﺎﻧﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan manusia, maka ketahuilah bahwasanya Allah hendak menghinakanmu.
6. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺪﻋﺎﺀ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﻌﻄﻴﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan doa, maka ketahuilah bahwasanya Allah ingin memberikan sesuatu padamu.
Penjelasan
Imam Ibnu 'Atho'illah As-Sakandari (1250-1309) dalam Kitab Al-Hikam menjelaskan kedudukan manusia di sisi Allah.(Baca Juga: Rasulullah Membagi Manusia Menjadi 4 Kelompok, Apa Saja?)
1. Awam (umum).
Yaitu apabila engkau termasuk golongan orang yang beruntung dan diterima, Allah akan menyibukkan kamu pada apa-apa yang selalu menjadikan Allah Ridha seperti selalu taat dan beribadah. Apabila kamu termasuk ahli celaka, maka Allah akan menyibukkan kamu pada perkara yang dimurkai-Nya.
2. Khosh (Khusus).
Yaitu jika kamu ingin mengetahui kedudukan kamu di sisi Allah, maka lihatlah kedudukan Allah di hatimu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ''Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah mendudukkan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam hatinya.''
Syeikh Fudhail bin Iyadh radhiyallahu'anhu berkata: ''Sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat ibadah kepada Tuhan itu menurut kedudukannya di sisi Tuhan, atau perasaan imannya terhadap Tuhan, atau kedudukan Tuhan di dalam hatinya.''
Wahb bin Munabbih berkata: ''Aku telah memabaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu Allah berfirman: ''Wahai anak Adam, taatilah perintah-Ku dan jangan engkau beritahukan kepada-Ku apa kebutuhan yang baik bagimu. (Yakni engkau jangan mengajari kepada-Ku apa yang baik bagimu). Sesungguhnya Aku (Allah) lebih mengetahui kepentingan hamba-Ku, Aku memuliakan siapa yang taat pada perintah-Ku, dan menghinakan siapa yang meninggalkan perintah-Ku. Aku tidak menghiraukan kepentingan hamba-Ku, sehingga hamba-Ku memperhatikan hak-Ku (yakni kewajibannya terhadap-Ku)".
Ya Allah, bantulah kami agar selalu mengingat-Mu, mensyukuri-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita digolongkan dengan orang-orang saleh.(Baca Juga: Pilih Dunia atau Akhirat? Ini Jawaban Alqur'an)
Wallahu Subhanahu wa Ta'ala A'lam
Dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah melihat pada hati dan amalan kalian". (Baca Juga: 4 Cara Menjernihkan Hati)
Lalu bagaimana melihat kedudukan kita di sisi Allah? Para Ulama Arif Billah berkata: "Kedudukanmu di sisi Allah sesuai dengan dimana engkau sekarang dalam kesibukanmu. Lihatlah dimana DIA menempatkanmu.
1. ﻓﺈﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮﻙ؟
Jika engkau tersibukkan diri dengan zikir, maka ketahuilah bahwasanya Allah ingin untuk mengingatmu.
2. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﺤﺪﺛﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan Al-Qur'an maka ketahuilah bahwasanya Allah menginginkanmu untuk berbicara denganmu.
3. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺮﺑﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan ketaatan-ketaatan, maka ketahuilah bahwasanya Allah sedang mendekatimu.
4. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺪﻧﻴﺎ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺃﺑﻌﺪﻙ
Jika engkau tersibukkan dengan dunia, maka ketahuilah bahwasannya Allah ingin menjauhimu.
5. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺃﻫﺎﻧﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan manusia, maka ketahuilah bahwasanya Allah hendak menghinakanmu.
6. ﺇﺫﺍ ﺷﻐﻠﺖ ﺑﺎﻟﺪﻋﺎﺀ ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﻌﻄﻴﻚ
Jika engkau tersibukkan dengan doa, maka ketahuilah bahwasanya Allah ingin memberikan sesuatu padamu.
Penjelasan
Imam Ibnu 'Atho'illah As-Sakandari (1250-1309) dalam Kitab Al-Hikam menjelaskan kedudukan manusia di sisi Allah.(Baca Juga: Rasulullah Membagi Manusia Menjadi 4 Kelompok, Apa Saja?)
1. Awam (umum).
Yaitu apabila engkau termasuk golongan orang yang beruntung dan diterima, Allah akan menyibukkan kamu pada apa-apa yang selalu menjadikan Allah Ridha seperti selalu taat dan beribadah. Apabila kamu termasuk ahli celaka, maka Allah akan menyibukkan kamu pada perkara yang dimurkai-Nya.
2. Khosh (Khusus).
Yaitu jika kamu ingin mengetahui kedudukan kamu di sisi Allah, maka lihatlah kedudukan Allah di hatimu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ''Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah mendudukkan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam hatinya.''
Syeikh Fudhail bin Iyadh radhiyallahu'anhu berkata: ''Sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat ibadah kepada Tuhan itu menurut kedudukannya di sisi Tuhan, atau perasaan imannya terhadap Tuhan, atau kedudukan Tuhan di dalam hatinya.''
Wahb bin Munabbih berkata: ''Aku telah memabaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu Allah berfirman: ''Wahai anak Adam, taatilah perintah-Ku dan jangan engkau beritahukan kepada-Ku apa kebutuhan yang baik bagimu. (Yakni engkau jangan mengajari kepada-Ku apa yang baik bagimu). Sesungguhnya Aku (Allah) lebih mengetahui kepentingan hamba-Ku, Aku memuliakan siapa yang taat pada perintah-Ku, dan menghinakan siapa yang meninggalkan perintah-Ku. Aku tidak menghiraukan kepentingan hamba-Ku, sehingga hamba-Ku memperhatikan hak-Ku (yakni kewajibannya terhadap-Ku)".
Ya Allah, bantulah kami agar selalu mengingat-Mu, mensyukuri-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita digolongkan dengan orang-orang saleh.(Baca Juga: Pilih Dunia atau Akhirat? Ini Jawaban Alqur'an)
Wallahu Subhanahu wa Ta'ala A'lam
(rhs)