Umair bin Saad, Gubernur Miskin yang Menenun Jubahnya Sendiri
Senin, 13 April 2020 - 15:41 WIB
Umair pun datang menghadap Umar Rhadiyallahu ‘anhu. Setelah ia masuk ruangan, Umar bertanya, "Apa yang engkau lakukan dengan uang dinar tersebut?"
"Terserah aku bagaimana memanfaatkannya, mengapa engkau menanyakan kegunaan uang dinar itu?" katanya.
"Aku mohon padamu, berikan laporan kepadaku tentang penggunaan uang dinar itu!" desak Umar.
"Aku pergunakan untuk diriku," jawab Umair.
Umar berkata, "Semoga Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepadamu".
Kemudian Umar memerintahkan agar Umair dibekali tepung makanan dan dua helai pakaian. Umair berkata, "Kalau berupa makanan, aku tidak membutuhkannya, karena aku telah rneninggalkan dua sha ‘ gandum untuk kebutuhan keluargaku. Makanan itu akan cukup sampai aku pulang lagi dan memakannya karena Allah senantiasa melimpahkan rizkiNya".
Umair tidak mengambil makanan yang ditawarkan tadi. Adapun mengenai dua helai pakaian, Umair berkata, "Ummu fulan tidak memiliki pakaian". Lalu beliau mengambil keduanya kemudian pulang ke rumah (Himsha).
Tidak berselang lama, Umair meninggal dunia. Berita wafatnya sampai ke Umar. Beliau merasa terpukul dan iba. Kemudian pada suatu hari beliau keluar dengan berjalan kaki bersama para sahabat menuju Baqi’ul Garqad. Umar berkata kepada para sahabat, "Hendaknya setiap kalian mempunyai harapan (cita-cita)". Salah seorang di antara mereka berkata, "Wahai Amirul Mukminin aku ingin sekiranya aku mempunyai harta maka harta itu akan aku gunakan untuk memerdekakan budak karena Allah Subhaanahu wata’ala sekian dan untuk anu sekian."
Sahabat yang lain berkata, "Wahai Amirul Mukminin aku ingin sekiranya mempunyai harta maka akan aku infakkan di jalan Allah". Lalu, yang lain berkata, ‘Sekiranya aku mempunyai kekuatan tentu aku akan membuka saluran air Zam-zam untuk jamaah haji Baitullah.’
Umar piun berkata, "Kalau aku, ingin memiliki seseorang seperti Umair bin Sa’ ad, aku meminta pertolongan kepadanya dalam urusan kaum Muslimin".
"Terserah aku bagaimana memanfaatkannya, mengapa engkau menanyakan kegunaan uang dinar itu?" katanya.
"Aku mohon padamu, berikan laporan kepadaku tentang penggunaan uang dinar itu!" desak Umar.
"Aku pergunakan untuk diriku," jawab Umair.
Umar berkata, "Semoga Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepadamu".
Kemudian Umar memerintahkan agar Umair dibekali tepung makanan dan dua helai pakaian. Umair berkata, "Kalau berupa makanan, aku tidak membutuhkannya, karena aku telah rneninggalkan dua sha ‘ gandum untuk kebutuhan keluargaku. Makanan itu akan cukup sampai aku pulang lagi dan memakannya karena Allah senantiasa melimpahkan rizkiNya".
Umair tidak mengambil makanan yang ditawarkan tadi. Adapun mengenai dua helai pakaian, Umair berkata, "Ummu fulan tidak memiliki pakaian". Lalu beliau mengambil keduanya kemudian pulang ke rumah (Himsha).
Tidak berselang lama, Umair meninggal dunia. Berita wafatnya sampai ke Umar. Beliau merasa terpukul dan iba. Kemudian pada suatu hari beliau keluar dengan berjalan kaki bersama para sahabat menuju Baqi’ul Garqad. Umar berkata kepada para sahabat, "Hendaknya setiap kalian mempunyai harapan (cita-cita)". Salah seorang di antara mereka berkata, "Wahai Amirul Mukminin aku ingin sekiranya aku mempunyai harta maka harta itu akan aku gunakan untuk memerdekakan budak karena Allah Subhaanahu wata’ala sekian dan untuk anu sekian."
Sahabat yang lain berkata, "Wahai Amirul Mukminin aku ingin sekiranya mempunyai harta maka akan aku infakkan di jalan Allah". Lalu, yang lain berkata, ‘Sekiranya aku mempunyai kekuatan tentu aku akan membuka saluran air Zam-zam untuk jamaah haji Baitullah.’
Umar piun berkata, "Kalau aku, ingin memiliki seseorang seperti Umair bin Sa’ ad, aku meminta pertolongan kepadanya dalam urusan kaum Muslimin".
(mith)