Abu Dzar Al-Ghifari (6): Menyusul Anak, Istri, Meninggal di Pengasingan

Rabu, 20 Oktober 2021 - 21:55 WIB
Dia berkata, "Anakku, pegang aku di bahu dan bawalah aku ke arah itu. Mungkin kita bisa menemukan sesuatu di sana."

Aku memegang tangannya dan mulai berjalan ke arah yang dimintanya. Dalam perjalanan ayahku memintaku untuk membuatnya duduk di tanah. Aku mendudukkannya di atas pasir yang panas. Dia mengumpulkan beberapa pasir dan berbaring dengan kepalanya di atasnya.

Begitu dia berbaring di tanah, matanya mulai berputar dan dia mengalami penderitaan menjelang kematian. Melihat ini aku mulai menangis dengan suara serak.

Kemudian sambil memegang kendali atas dirinya sendiri dia berkata, "Kenapa kamu menangis, anakku?"

Aku berkata, "Apa lagi yang bisa aku lakukan Ayah? Di sini adalah padang pasir dan tidak ada satu orang pun yang terlihat di sini. Aku tidak memiliki kafan untukmu dan juga tidak ada penggali kubur di sini. Apa yang akan aku lakukan jika engkau menghembuskan napas terakhirmu di tempat yang sepi ini?"

Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya berjudul "Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah" mengisahkan, selanjutnya Abu Dzar berkata, “janganlah menangis, pada suatu hari, ketika aku berada di sisi Rasulullah bersama beberapa orang sahabatnya, aku dengar beliau bersabda, ‘pastilah ada salah seorang di antara kalian yang akan meninggal di padang pasir liar, yang akan disaksikan nanti oleh serombongan orang-orang beriman.’ Semua yang ada di majlis Rasulullah itu telah meninggal di kampung dan di hadapan jamaah kaum Muslimin, tidak ada lagi yang hidup di antara mereka kecuali aku. Nah, inilah aku sekarang menghadapi maut di padang pasir, maka perhatikanlah olehmu jalan, siapa tahu kalau-kalau rombongan orang-orang beriman itu sudah datang. Demi Allah, aku tidak bohong dan tidak pula dibohongi.”



Saat Malaikat Maut Datang

Kemudian putrinya melanjutkan lagi kisahnya, dia sedang berbicara denganku saat malaikat maut memandang wajahnya.

Ketika ayahku menatapnya, wajahnya memerah dan dia berkata, "Wahai malaikat maut! Di mana saja engkau selama ini? Aku telah menunggumu. Wahai temanku, engkau datang pada saat aku sangat membutuhkan. Wahai malaikat maut!

Semoga mereka yang tidak berbahagia melihatmu tidak pernah mendapatkan pembebasan. Demi Allah, bawalah aku segera kepada Allah yang maha pengasih sehingga aku dapat terbebas dari kesulitan dunia."

Setelah itu dia berkata kepada Allah: "Wahai Pemeliharaku, aku bersumpah dengan keberadaan-Mu, dan Engkau tahu bahwa aku mengatakan kebenaran sehingga aku tidak pernah takut akan kematian dan selalu berharap untuk bertemu dengan-Mu."

Setelah itu keringat kematian muncul di dahi Ayahku dan dia melihat ke arahku, wajahnya memperlihatkan bahwa dia telah meninggalkan dunia selamanya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الۡاَنۡفُسَ حِيۡنَ مَوۡتِهَا وَالَّتِىۡ لَمۡ تَمُتۡ فِىۡ مَنَامِهَا‌ ۚ فَيُمۡسِكُ الَّتِىۡ قَضٰى عَلَيۡهَا الۡمَوۡتَ وَ يُرۡسِلُ الۡاُخۡرٰٓى اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ
Allah memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya dan nyawa seseorang yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.

(QS. Az-Zumar Ayat 42)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More