Dua Versi Tentang Kisah Masuknya Islam Umar Bin Khattab

Kamis, 04 Juni 2020 - 05:00 WIB
Pikiran demikian tetap selalu menggoda hatinya; sampai kemudian Nabi Muhammad meminta pengikut-pengikutnya hijrah ke Abisinia, berlindung kepada Allah dengan agama yang mereka yakini. Tetapi, sesudah Umar melihat mereka berpisah dengan keluarga-keluarga dan tanah tumpah darah mereka, timbul rasa kasihan, terasa luka di hati karena perpisahan itu.

Baginya ini adalah soal besar. Hatinya memberontak, lama sekali ia memikirkan ingin menghabisi Rasulullah dan ajarannya itu. Kalau sudah ia lakukan niatnya itu Quraisy akan bebas, dewa-dewa di Ka'bah dan semua dewa orang-orang Arab akan berkenan. Kalaupun dia harus menderita akibat perbuatannya itu, akan dia tanggung demi kepentingan Quraisy dan demi Makkah. Quraisy adalah keluarganya dan Makkah tanah tumpah darahnya. Penderitaan demi keluarga dan negeri sendiri merupakan langkah terpuji.



Masuk Islam

Itulah niat yang sudah menjadi keputusannya. Tetapi rupanya dia lupa, bahwa Allah mempunyai kebijaksanaan sendiri terhadap makhluk-Nya, dan kebijaksanaan Yang Mahakuasa sudah menentukan tak dapat dikalahkan oleh akal pikiran dan gejolak hatinya yang selama ini panas membara. Maka ia pun beriman kepada Rasulullah untuk kemudian menjadi seorang al-Faruq, menjadi "pemisah," yang namanya akan disebut-sebut orang, dengan penuh penghargaan, dengan penuh rasa hormat sampai akhir zaman.

Umar bin Khattab masuk Islam menurut berita yang sudah umum diketahui, sesudah ada empat puluh lima orang laki-laki dan dua puluh perempuan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jumlahnya lebih dari itu, ada pula yang mengatakan kurang. Menurut peninjauan Ibn Kasir dalam al-Bidayah wan-Nihayah Umar masuk Islam sesudah Muslimin hijrah ke Abisinia, dan jumlah orang yang hijrah itu hampir mencapai sembilan puluh orang laki-laki dan perempuan.



Sesudah mereka hijrah Umar bermaksud akan mendatangi Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya serta Muslimin yang lain di Darul Arqam di Safa, dan jumlah mereka laki-laki dan perempuan empat puluh orang. Dengan demikian kita bebas menyebutkan bahwa mereka yang sudah mendahului Umar masuk Islam sekitar seratus tiga puluh orang, walaupun kita tak dapat menyebutkan jumlah yang pasti melebihi perkiraan yang berlawanan dengan pendapat yang sudah umum itu.

Mengenai sebabnya ia masuk Islam beberapa sumber masih saling berbeda. Berita yang paling terkenal menyebutkan bahwa Umar - sudah tidak tahan lagi melihat seruan Rasululullah itu ternyata telah memecah belah keutuhan Quraisy, dan mendorong orang semacam dia sampai menyiksa orang-orang yang masuk Islam agar keluar meninggalkan agama itu dan memaksa kembali kepada agama masyarakat mereka.

Sesudah Rasulullah memberi isyarat kepada sahabat-sahabatnya supaya terpencar ke beberapa tempat dan berlindung kepada Allah dengan agama yang mereka yakini, dan menasihati mereka agar pergi ke Abisinia, dan setelah Umar melihat mereka sudah pergi, ia merasa sangat terharu dan merasa kesepian berpisah dengan mereka.



Sumber yang mengenai Umm Abdullah binti Abi Hismah menyebutkan bahwa ia berkata: "Kami sudah akan berangkat tatkala Umar bin Khattab datang dan berhenti di depan kami, yang ketika itu ia masih dalam syirik. Kami menghadapi berbagai macam gangguan dan siksaan dari dia. Ia berhenti dan berkata kepada kami: 'Jadi juga berangkat, Umm Abdullah?'



Saya jawab: 'Ya! Kami akan keluar dari bumi Allah ini. Kalian mengganggu kami dan memaksa kami dengan kekerasan. Semoga Allah memberi jalan keluar kepada kami.'

Dia berkata lagi: 'Allah akan menyertai kalian.'

Saya lihat dia begitu terharu, yang memang belum pernah saya lihat. Kemudian dia pergi, dan saya lihat dia sangat sedih karena kepergian kami ini."

Setelah itu suaminya datang. Diceritakannya percakapannya dengan Umar itu dan dia sangat mengharapkan Umar akan masuk Islam. Tetapi jawab suaminya: "Orang ini tidak akan masuk Islam sebelum keledai Khattab lebih dulu masuk Islam."



Baca juga
: Ka'bah: Kisah Paganisme Pasca-Nabi Ismail dan Pra-Islam

Sumber-sumber selanjutnya menyebutkan bahwa Umar memang sangat sedih karena sesama anggota masyarakatnya telah pergi meninggalkan tanah air, sesudah mereka disiksa dan dianiaya. Selalu ia memikirkan hendak mencari jalan untuk menyelamatkan mereka dari keadaan demikian.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ تُرَابٍ ثُمَّ مِنۡ نُّطۡفَةٍ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلًا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوۡۤا اَشُدَّكُمۡ ثُمَّ لِتَكُوۡنُوۡا شُيُوۡخًا ؕ وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّتَوَفّٰى مِنۡ قَبۡلُ وَلِتَبۡلُغُوۡۤا اَجَلًا مُّسَمًّى وَّلَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ (٦٧) هُوَ الَّذِىۡ يُحۡىٖ وَيُمِيۡتُؕ فَاِذَا قَضٰٓى اَمۡرًا فَاِنَّمَا يَقُوۡلُ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ (٦٨)
Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. Kami perbuat demikian agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu.

(QS. Ghafir Ayat 67-68)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More