Masih Adakah Kewajiban Istri Bila Ditinggal Suami Meninggal?

Selasa, 26 Oktober 2021 - 18:21 WIB
Ada beberapa kewajiban yang harus dipahami seorang istri jika ditinggal meninggal oleh sang suami. Foto ilustrasi/ist
Ada beberapa kewajiban yang harus dipahami seorang istri jika ditinggal meninggal oleh sang suami. Islam memberikan tuntunan itu agar kehormatan seorang istri tetap terjaga. Kewajiban apakah itu? Menurut Ustadz Setiawan Tugiyono yang juga dai pengasuh bimbingan Islam, kewajiban istri setelah wafatnya suami bisa diklasifikasikan menjadi dua hal:

1. Kewajiban istri yang berkaitan dengan hak-hak khusus karena sebab hubungan pernikahan, setelah suami wafat ada beberapa kewajiban di antaranya:

A. Adanya masa iddah, yaitu masa di mana seorang istri menunggu sampai batas waktu tertentu, tidak boleh ia menikah dengan lelaki lain sampai masa tersebut habis. Dan masa iddah ini terbagi dua, yaitu pertama jika si istri dalam keadaan tidak hamil, maka masa iddahnya adalah 4 bulan 10 hari (hitungan qamariah).



Allah Ta'ala berfirman:



وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا

“Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari”. (Al-Baqarah:234).

Adapun jika istri dalam kondisi hamil, maka masa iddah-nya sampai ia melahirkan.

Allah Ta'ala berfirman:

وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ


“Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya”. (At-Talaq:4).

Juga didasarkan pada hadis dari Subaiah al-Aslamiyah bahwa ia melahirkan anaknya ½ bulan selepas suaminya wafat, kemudian Rasul sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Engkau telah halal, menikahlah sesuka yang engkau mau” (HR. An-Nasai).

Masa lahiran adalah masa habisnya iddah perempuan yang hamil, setelahnya boleh baginya menikah dengan lelaki lain.



B. Melakukan ihdad

Ihdad ialah perempuan tersebut meninggalkan memakai wewangian di masa iddah, meninggalkan berhias dengan berbagai ragamnya, seperti memakai celak, mengenakkan perhiasan, dan semisalnya, ini disebutkan dalam had:

لا يَحِلُّ لامرأةٍ تُؤمِنُ باللهِ واليَومِ الآخِرِ تُحِدُّ على مَيِّتٍ فَوقَ ثلاثٍ إلَّا على زَوجٍ أربَعةَ أشهُرٍ وعَشرًا


“Tidak diperbolehkan bagi perempuan yang beriman pada Allah dan hari akhir untuk melakukan ihdad atas wafatnya mayyit melebihi 3 hari, kecuali jika ia lakukan atas kepergian suami, dia berihdad selama 4 bulan 10 hari”. (HR. Bukhari)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
هٰۤاَنۡتُمۡ هٰٓؤُلَۤاءِ جَادَلۡـتُمۡ عَنۡهُمۡ فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا فَمَنۡ يُّجَادِلُ اللّٰهَ عَنۡهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ اَمۡ مَّنۡ يَّكُوۡنُ عَلَيۡهِمۡ وَكِيۡلًا
Itulah kamu! Kamu berdebat untuk membela mereka dalam kehidupan dunia ini, tetapi siapa yang akan menentang Allah untuk membela mereka pada hari Kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap azab Allah)?

(QS. An-Nisa Ayat 109)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More