Waraqah bin Naufal, Orang Kristen Pertama yang Mengimani Nabi Muhammad
Rabu, 17 November 2021 - 05:15 WIB
Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, begitu nama lengkapnya. Waraqah adalah ahli Bible, penganut Kristen Nestorian yang tinggal di Makkah. Waraqah mengimani kebenaran risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW . Hanya saja, beberapa hari setelah kenabian, beliau wafat.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" menceritakan ketika Nabi Muhammad SAW ketakutan usai menerima wahyu pertama kali, Siti Khadijah menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal.
Khadijah menceritakan apa yang pernah dilihat dan didengar Nabi Muhammad dan menceritakan pula apa yang dikatakan suaminya itu kepadanya.
Waraqah menekur sebentar, kemudian katanya: "Maha Kudus Ia, Maha Kudus. Demi Dia yang memegang hidup Waraqah. Khadijah, percayalah, dia telah menerima Namus Besar seperti yang pernah diterima Musa. Dan sungguh dia adalah Nabi umat ini. Katakan kepadanya supaya tetap tabah."
Di waktu yang berbeda, pada saat Rasulullah pergi akan mengelilingi Ka'bah, Waraqah bin Naufal menjumpainya. Sesudah Nabi Muhammad menceritakan keadaannya, Waraqah berkata: "Demi Dia Yang memegang hidup Waraqah. Engkau adalah Nabi atas umat ini," katanya.
"Engkau telah menerima Namus Besar seperti yang pernah disampaikan kepada Musa. Pastilah kau akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahuiNya pula," lanjutnya.
Lalu Waraqah mendekatkan kepalanya dan mencium ubun-ubun Nabi Muhammad. Rasulullah pun segera merasakan adanya kejujuran dalam kata-kata Waraqah itu, dan merasakan pula betapa beratnya beban yang harus menjadi tanggungannya.
Namun takdir Allah berhendak lain. Waraqah meninggal pada tahun 610 M, tidak lama setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama.
Dalam riwayat al-Bukhari, Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,
“Kemudian tak berselang lama Waraqah meninggal dan wahyu berhenti beberapa lama.” (HR al-Bukhari Kitab Bad’ul Wahyi No. 3 dan Muslim Kitabul Iman, Bab Bad’ul Wahyi, No. 160).
Nasab Waraqah dari pihak ayah adalah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘Uzza, sedang dari pihak ibu adalah Hindun binti Abu Kabir bin ‘Abd bin Qushay.
Dalam riwayat lain dikatakan, jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Sayyidah Khadijah sudah menemui Waraqah ketika ia mendengar cerita pembantunya, Maisarah, tentang perkataan Rahib yang melihat Muhammad dilindungi oleh dua malaikat.
Ibnu Ishaq berkata: Khadijah binti Khuwailid bercerita kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘Uzza—ia adalah anak pamannya, seorang Nasrani yang bersungguh-sungguh mengikuti kitab-kitab, dan orang yang berilmu di (kalangan) manusia—apa yang diceritakan pembantunya, Maisarah, kepadanya tentang perkataan seorang pendeta, bahwa ia melihat Muhammad selalu dinaungi oleh dua malaikat.
Waraqah bin Naufal berkata: ‘Jika (ceritamu) ini benar, wahai Khadijah, sesungguhnya Muhammad adalah nabi umat ini. Sungguh aku telah mengetahui bahwa ada nabi yang dinantikan untuk umat ini, dan inilah waktunya’.”
Para Hanif
Sejatinya, pada saat Nabi Muhammad masih muda, ada 4 orang yang gelisah terhadap pemujaan berhala di Makkah. Ada empat orang namanya paling menonjol. Keempat orang itu adalah Waraqah bin Naufal, Abdullah bin Jahsy , Zayd bin Amir, dan Utsman bin Huwayrits.
Baca Juga
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" menceritakan ketika Nabi Muhammad SAW ketakutan usai menerima wahyu pertama kali, Siti Khadijah menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal.
Khadijah menceritakan apa yang pernah dilihat dan didengar Nabi Muhammad dan menceritakan pula apa yang dikatakan suaminya itu kepadanya.
Waraqah menekur sebentar, kemudian katanya: "Maha Kudus Ia, Maha Kudus. Demi Dia yang memegang hidup Waraqah. Khadijah, percayalah, dia telah menerima Namus Besar seperti yang pernah diterima Musa. Dan sungguh dia adalah Nabi umat ini. Katakan kepadanya supaya tetap tabah."
Di waktu yang berbeda, pada saat Rasulullah pergi akan mengelilingi Ka'bah, Waraqah bin Naufal menjumpainya. Sesudah Nabi Muhammad menceritakan keadaannya, Waraqah berkata: "Demi Dia Yang memegang hidup Waraqah. Engkau adalah Nabi atas umat ini," katanya.
"Engkau telah menerima Namus Besar seperti yang pernah disampaikan kepada Musa. Pastilah kau akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahuiNya pula," lanjutnya.
Lalu Waraqah mendekatkan kepalanya dan mencium ubun-ubun Nabi Muhammad. Rasulullah pun segera merasakan adanya kejujuran dalam kata-kata Waraqah itu, dan merasakan pula betapa beratnya beban yang harus menjadi tanggungannya.
Namun takdir Allah berhendak lain. Waraqah meninggal pada tahun 610 M, tidak lama setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama.
Dalam riwayat al-Bukhari, Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,
ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ
“Kemudian tak berselang lama Waraqah meninggal dan wahyu berhenti beberapa lama.” (HR al-Bukhari Kitab Bad’ul Wahyi No. 3 dan Muslim Kitabul Iman, Bab Bad’ul Wahyi, No. 160).
Nasab Waraqah dari pihak ayah adalah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘Uzza, sedang dari pihak ibu adalah Hindun binti Abu Kabir bin ‘Abd bin Qushay.
Dalam riwayat lain dikatakan, jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Sayyidah Khadijah sudah menemui Waraqah ketika ia mendengar cerita pembantunya, Maisarah, tentang perkataan Rahib yang melihat Muhammad dilindungi oleh dua malaikat.
Ibnu Ishaq berkata: Khadijah binti Khuwailid bercerita kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘Uzza—ia adalah anak pamannya, seorang Nasrani yang bersungguh-sungguh mengikuti kitab-kitab, dan orang yang berilmu di (kalangan) manusia—apa yang diceritakan pembantunya, Maisarah, kepadanya tentang perkataan seorang pendeta, bahwa ia melihat Muhammad selalu dinaungi oleh dua malaikat.
Waraqah bin Naufal berkata: ‘Jika (ceritamu) ini benar, wahai Khadijah, sesungguhnya Muhammad adalah nabi umat ini. Sungguh aku telah mengetahui bahwa ada nabi yang dinantikan untuk umat ini, dan inilah waktunya’.”
Para Hanif
Sejatinya, pada saat Nabi Muhammad masih muda, ada 4 orang yang gelisah terhadap pemujaan berhala di Makkah. Ada empat orang namanya paling menonjol. Keempat orang itu adalah Waraqah bin Naufal, Abdullah bin Jahsy , Zayd bin Amir, dan Utsman bin Huwayrits.