Kisah Faishal bin Turki, Khalifah Saudi yang Sempat Dipenjara
Rabu, 24 November 2021 - 05:15 WIB
Masa yang pendek dari pemerintahan Abbas Pasha I (5 tahun) adalah masa tenang bagi Mesir, menyelesaikan pusaka agresi dari ayahnya dan kakeknya, dengan percobaan mereka hendak meluaskan kekuasaan, mendirikan sebuah Imperium telah distop oleh Kerajaan-kerajaan Eropa.
Ubah Haluan Politik
Sejak Faishal memerintah kembali pada tahun 1843, ia menunjukkan itikad baik pada kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya, khususnya pada Dinasti Utsmaniyah atau Ottoman, yang pada saat itu dinilai masih sebagai imperium terkuat di kawasan.
Bila pada masa pemerintahannya yang pertama ia menolak membayar upeti, maka pada masa pemerintahannya yang kedua, ia justru datang dengan suka rela membayar upeti ke Ottoman.
Tidak mengherankan kemudian, jalan pemerintahannya yang kedua berlangsung mulus tanpa gangguan. Sehingga berbagai ekspedisi militernya pun tidak memiliki halangan yang berarti.
Dinasti Saud II pun menikmati masa pertumbuhan pada era pemerintahan Faisal bin Turki. Suku-suku di sekitar kekuasaannya tunduk dan membayar pajak.
Penulisan puisi dan sejarah berkembang baik, dan keadilan ditegakkan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Riyadh. Di pusat sendiri, kekuasaan mutlak berada di tangan Faishal. Ia hanya menerapkan sistem aparatur yang sederhana, yang hanya melibatkan beberapa orang, terdiri dari anggota kerajaan dan keturunan Muḥammad ibn’Abd al-Wahhāb.
Pada saat ia wafat pada 1 bulan Rajab 1282 4 H/2 Desember 1865, kekuatan dinasti Saud II sudah menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan di kawasan.
Ubah Haluan Politik
Sejak Faishal memerintah kembali pada tahun 1843, ia menunjukkan itikad baik pada kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya, khususnya pada Dinasti Utsmaniyah atau Ottoman, yang pada saat itu dinilai masih sebagai imperium terkuat di kawasan.
Bila pada masa pemerintahannya yang pertama ia menolak membayar upeti, maka pada masa pemerintahannya yang kedua, ia justru datang dengan suka rela membayar upeti ke Ottoman.
Tidak mengherankan kemudian, jalan pemerintahannya yang kedua berlangsung mulus tanpa gangguan. Sehingga berbagai ekspedisi militernya pun tidak memiliki halangan yang berarti.
Dinasti Saud II pun menikmati masa pertumbuhan pada era pemerintahan Faisal bin Turki. Suku-suku di sekitar kekuasaannya tunduk dan membayar pajak.
Penulisan puisi dan sejarah berkembang baik, dan keadilan ditegakkan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Riyadh. Di pusat sendiri, kekuasaan mutlak berada di tangan Faishal. Ia hanya menerapkan sistem aparatur yang sederhana, yang hanya melibatkan beberapa orang, terdiri dari anggota kerajaan dan keturunan Muḥammad ibn’Abd al-Wahhāb.
Pada saat ia wafat pada 1 bulan Rajab 1282 4 H/2 Desember 1865, kekuatan dinasti Saud II sudah menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan di kawasan.
(mhy)