Hud, Nabi Pertama dari 4 Nabi Keturunan Arab
Selasa, 30 November 2021 - 14:11 WIB
Nabi Hud as diyakini sebagai nabi pertama keturunan Arab dan berbicara dengan Bahasa Arab. Selain Nabi Hud, nabi keturunan Arab lainnya adalah Nabi Saleh as, Nabi Syu'aib as, dan Nabi Muhammad SAW . Jadi ada empat nabi yang keturunan Arab.
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul "Qashash Al-Anbiyaa" mengutip Kitab Shahih Ibnu Hibban mengatakan bahwa ketika menceritakan tentang para nabi dan rasul, Abu Dzar Al-Ghifari dalam sebuah hadits disebutkan, “Di antara mereka ada empat orang Nabi yang berasal dari keturunan Arab, yaitu Hud, Saleh, Syu'aib, dan Nabimu wahai Abu Dzar?”
Nabi Hud, nama dan nasabnya adalah Hud bin Selah bin Arpakhsad bin Sam bin Nuh. Namun ada juga yang meriwayatkan bahwa nama Hud sebenarnya adalah, Eber bin Selah bin Arpakhsad bin Sam bin Nuh.
Dan ada juga yang meriwayatkan bahwa namanya adalah, Hud bin Abdullah bin Rabah bin Jarud bin Ad bin Aus bin Iram bin Sam bin Nuh. "Riwayat ini disampaikan oleh Ibnu Jarir," ujar Ibnu Katsir.
Dikatakan pula, bahwa Nabi Hud adalah orang pertama yang berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab.
Hanya saja, Wahab bin Munabbih menyangkalnya dan mengira bahwa ayah Nabi Hud-lah orang pertama yang menggunakannya.
Ulama lain mengatakan, bahwa orang pertama yang berbahasa Arab adalah Nabi Nuh. "Ada juga yang mengatakan bahwa orang pertama yang menggunakannya adalah Nabi Adam, dan pendapat ini lebih layak dipertimbangkan. Lalu ada juga yang mengatakan yang lainnya," ujar Ibnu Katsir .
Aribah dan Musta'ribah
Selanjutnya Ibnu Katsir mengatakan bahwa orang-orang Arab yang hidup sebelum zaman Nabi Ismail disebut dengan Arab Aribah. Di antaranya adalah, Kaum Ad, Tsamud, Jurhum, Thasm, Jadis, Amim, Madyan, Imlaq, Abil, Jasim, Qahtan, Abu Yaqtun, dan lain-lain.
Adapun yang disebut dengan Arab Musta'ribah adalah mereka yang terlahir dari Ismail bin Ibrahim. "Nabi Ismail inilah orang pertama yang menggunakan bahasa Arab fushah," jelasnya.
Ismail mengambil dasar bahasanya dari kaum Jurhum, kaum yang pernah ditemui oleh ibunda Ismail, Siti Hajar, di Tanah Haram. Namun Nabi Ismail mendapat petunjuk langsung dari Allah hingga bahasanya benar-benar fasih. "Bahasa itulah yang kemudian juga digunakan oleh Rasulullah SAW," tambahnya.
Menurut Ibu Katsir, kaum Hud adalah orang-orang Arab yang menempati ahqaf (yakni bukit-bukit berpasir) di wilayah Yaman, antara Oman dan Hadhramaut, di sebuah pemukiman yang menjorok ke laut bernama Syahr. Dan, nama lembahnya adalah Mughits.
Mereka senang tinggal di kemah-kemah dengan tonggak-tonggak yang besar, sebagaimana difirmankan Allah: “Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) Ad? (yaitu) penduduk Iram yang menempati tonggak-tonggak (bangunan-bangunan) yang tinggi.” (QS Al-Fajr:6-7).
"Kaum Ad Iram, yaitu kaum Ad generasi pertama," ujar Ibnu Katsir.
Adapun mengenai ciri kaum Ad generasi pertama, pada firman Allah dijelaskan, “Penduduk Iram yang menempati tonggak-tonggak (bangunan-bangunan) yang tinggi, yang belum pernah ada (dibangun suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain.” (QS Al-Fajr : 7-8)
Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “belum pernah ada” adalah kabilahnya, dan ada juga yang mengatakan bangunannya. Namun, menurut Ibnu Katsir, yang paling tepat adalah kabilahnya.
Ibnu Katsir juga mengatakan bagi yang mengira bahwa Iram adalah sebuah kota yang selalu berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain, terkadang di Syam, terkadang di Yaman, terkadang di Hijaz, terkadang di negeri lainnya, maka pendapat ini tidak benar adanya, karena tidak didukung dengan dalil, tidak diperkuat dengan alasan, dan tidak disandarkan dengan bukti yang memadai.
Di sisi lain, Ibnu Katsir juga menjelaskan kaum Nabi Hud adalah kau Ad generasi pertama penyembah berhala, setelah bencana banjir di era Nabi Nuh. "Berhala yang mereka sembah berjumlah tiga buah, yaitu Sadd, Samud, dan Hera," katanya.
Dalam Tarikh Ath-Thabari juga disebutkan bahwa nama berhala yang mereka sembah adalah, Sada, Samud, dan Heba.
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul "Qashash Al-Anbiyaa" mengutip Kitab Shahih Ibnu Hibban mengatakan bahwa ketika menceritakan tentang para nabi dan rasul, Abu Dzar Al-Ghifari dalam sebuah hadits disebutkan, “Di antara mereka ada empat orang Nabi yang berasal dari keturunan Arab, yaitu Hud, Saleh, Syu'aib, dan Nabimu wahai Abu Dzar?”
Nabi Hud, nama dan nasabnya adalah Hud bin Selah bin Arpakhsad bin Sam bin Nuh. Namun ada juga yang meriwayatkan bahwa nama Hud sebenarnya adalah, Eber bin Selah bin Arpakhsad bin Sam bin Nuh.
Dan ada juga yang meriwayatkan bahwa namanya adalah, Hud bin Abdullah bin Rabah bin Jarud bin Ad bin Aus bin Iram bin Sam bin Nuh. "Riwayat ini disampaikan oleh Ibnu Jarir," ujar Ibnu Katsir.
Dikatakan pula, bahwa Nabi Hud adalah orang pertama yang berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab.
Hanya saja, Wahab bin Munabbih menyangkalnya dan mengira bahwa ayah Nabi Hud-lah orang pertama yang menggunakannya.
Ulama lain mengatakan, bahwa orang pertama yang berbahasa Arab adalah Nabi Nuh. "Ada juga yang mengatakan bahwa orang pertama yang menggunakannya adalah Nabi Adam, dan pendapat ini lebih layak dipertimbangkan. Lalu ada juga yang mengatakan yang lainnya," ujar Ibnu Katsir .
Aribah dan Musta'ribah
Selanjutnya Ibnu Katsir mengatakan bahwa orang-orang Arab yang hidup sebelum zaman Nabi Ismail disebut dengan Arab Aribah. Di antaranya adalah, Kaum Ad, Tsamud, Jurhum, Thasm, Jadis, Amim, Madyan, Imlaq, Abil, Jasim, Qahtan, Abu Yaqtun, dan lain-lain.
Adapun yang disebut dengan Arab Musta'ribah adalah mereka yang terlahir dari Ismail bin Ibrahim. "Nabi Ismail inilah orang pertama yang menggunakan bahasa Arab fushah," jelasnya.
Ismail mengambil dasar bahasanya dari kaum Jurhum, kaum yang pernah ditemui oleh ibunda Ismail, Siti Hajar, di Tanah Haram. Namun Nabi Ismail mendapat petunjuk langsung dari Allah hingga bahasanya benar-benar fasih. "Bahasa itulah yang kemudian juga digunakan oleh Rasulullah SAW," tambahnya.
Menurut Ibu Katsir, kaum Hud adalah orang-orang Arab yang menempati ahqaf (yakni bukit-bukit berpasir) di wilayah Yaman, antara Oman dan Hadhramaut, di sebuah pemukiman yang menjorok ke laut bernama Syahr. Dan, nama lembahnya adalah Mughits.
Mereka senang tinggal di kemah-kemah dengan tonggak-tonggak yang besar, sebagaimana difirmankan Allah: “Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) Ad? (yaitu) penduduk Iram yang menempati tonggak-tonggak (bangunan-bangunan) yang tinggi.” (QS Al-Fajr:6-7).
"Kaum Ad Iram, yaitu kaum Ad generasi pertama," ujar Ibnu Katsir.
Adapun mengenai ciri kaum Ad generasi pertama, pada firman Allah dijelaskan, “Penduduk Iram yang menempati tonggak-tonggak (bangunan-bangunan) yang tinggi, yang belum pernah ada (dibangun suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain.” (QS Al-Fajr : 7-8)
Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “belum pernah ada” adalah kabilahnya, dan ada juga yang mengatakan bangunannya. Namun, menurut Ibnu Katsir, yang paling tepat adalah kabilahnya.
Ibnu Katsir juga mengatakan bagi yang mengira bahwa Iram adalah sebuah kota yang selalu berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain, terkadang di Syam, terkadang di Yaman, terkadang di Hijaz, terkadang di negeri lainnya, maka pendapat ini tidak benar adanya, karena tidak didukung dengan dalil, tidak diperkuat dengan alasan, dan tidak disandarkan dengan bukti yang memadai.
Di sisi lain, Ibnu Katsir juga menjelaskan kaum Nabi Hud adalah kau Ad generasi pertama penyembah berhala, setelah bencana banjir di era Nabi Nuh. "Berhala yang mereka sembah berjumlah tiga buah, yaitu Sadd, Samud, dan Hera," katanya.
Dalam Tarikh Ath-Thabari juga disebutkan bahwa nama berhala yang mereka sembah adalah, Sada, Samud, dan Heba.
(mhy)