Tiga Soal Ujian di Alam Kubur untuk Dapat Tiket Surga atau Neraka
Senin, 08 Juni 2020 - 15:17 WIB
Muhammad Ahmad al-‘Amari dalam "Ada Apa Di Hari Kiamat " menjelaskan yang dimaksud beriman kepada hari akhir yaitu mengilmui dengan setiap perkara yang berkaitan dengan kejadian setelah kematian seorang hamba sambil dibarengi keyakinan yang sempurna.
Menurutnya pula, bahwa keimanan ini mencakup berbagai aspek, serta gambaran garis besarnya, mulai dari adanya siksa dan nikmat kubur , hari kebangkitan, berkumpul di padang mahsyar, penghitungan semua amal, pembalasan, pembagian kitab, timbangan, telaga, melewati shirat, surga dan neraka.
Muhammad Ahmad al-‘Amari menggambarkan secara global yaitu: kewajiban setiap muslim, tanpa terkecuali, dituntut untuk mengetahui serta menyakini, bahwa di dalam kubur nanti ada nikmat maupun siksa bagi penghuninya.
Alam kubur juga disebut alam barzakh. Dari segi bahasa, "barzakh" berarti "pemisah". Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai "periode antara kehidupan dunia dan akhirat". Keberadaan di sana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat.
Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat menggambarkan kehidupan di sana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca. Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka melihat kita yang hidup di pentas bumi ini.
Di sisi lain, menurut Quraish, harus dipahami bahwa kubur yang dimaksud di sini bukannya sebidang tanah tempat jasad mereka dikuburkan, tetapi satu alam yang kita tidak tahu persis bagaimana keadaannya.
Hadis-hadis Nabi pun -dengan kualitas yang beraneka ragam- menurut Quraish, amat banyak yang berbicara tentang alam barzakh, sehingga amat riskan untuk menolak keberadaan alam itu hanya dengan menggunakan satu atau dua ayat yang sepintas terlihat berbeda dengan keterangan-keterangan tersebut. ( )
Hadis yang diriwayatkan dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: "Bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله ِصَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّار ِ )) [رواه الترمذي وضعفه الألباني].
"Sesungguhnya kubur itu tak ubahnya, bagaikan taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka".
Walaupun hadis tersebut dikatakan lemah oleh para ulama , menurut Muhammad Ahmad al-‘Amari, akan tetapi maknanya sahih. Hal itu sebagaimana yang telah di tunjukkan oleh al-Qur'an serta hadis sahih lainnya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَحَاقَ بَِٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ ٤٥ ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ﴾ [غافر : 45-46]
"Dan Fir'aun beserta kaumnya (mereka) dikelilingi oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (QS Ghaafir: 45-46).
Selanjutnya, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam juga biasa dalam do'anya berlindung kepada Allah dari azab kubur.
Sebuah hadis sahih yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari , dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa pernah pada suatu hari ada seorang wanita Yahudi berkunjung ke rumahnya, kemudian di sela-sela pembicaraanya, wanita tersebut menyebut masalah azab kubur. Maka Aisyah mengatakan padanya semoga Allah melindungimu dari azab kubur.
Tatkala Rasulullah datang, maka Aisyah menanyakan kepada beliau tentang azab kubur. Dan beliau menjawab; 'Ia, azab kubur itu ada'.
Menurutnya pula, bahwa keimanan ini mencakup berbagai aspek, serta gambaran garis besarnya, mulai dari adanya siksa dan nikmat kubur , hari kebangkitan, berkumpul di padang mahsyar, penghitungan semua amal, pembalasan, pembagian kitab, timbangan, telaga, melewati shirat, surga dan neraka.
Muhammad Ahmad al-‘Amari menggambarkan secara global yaitu: kewajiban setiap muslim, tanpa terkecuali, dituntut untuk mengetahui serta menyakini, bahwa di dalam kubur nanti ada nikmat maupun siksa bagi penghuninya.
Alam kubur juga disebut alam barzakh. Dari segi bahasa, "barzakh" berarti "pemisah". Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai "periode antara kehidupan dunia dan akhirat". Keberadaan di sana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat.
Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat menggambarkan kehidupan di sana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca. Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka melihat kita yang hidup di pentas bumi ini.
Di sisi lain, menurut Quraish, harus dipahami bahwa kubur yang dimaksud di sini bukannya sebidang tanah tempat jasad mereka dikuburkan, tetapi satu alam yang kita tidak tahu persis bagaimana keadaannya.
Hadis-hadis Nabi pun -dengan kualitas yang beraneka ragam- menurut Quraish, amat banyak yang berbicara tentang alam barzakh, sehingga amat riskan untuk menolak keberadaan alam itu hanya dengan menggunakan satu atau dua ayat yang sepintas terlihat berbeda dengan keterangan-keterangan tersebut. ( )
Hadis yang diriwayatkan dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: "Bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله ِصَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّار ِ )) [رواه الترمذي وضعفه الألباني].
"Sesungguhnya kubur itu tak ubahnya, bagaikan taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka".
Walaupun hadis tersebut dikatakan lemah oleh para ulama , menurut Muhammad Ahmad al-‘Amari, akan tetapi maknanya sahih. Hal itu sebagaimana yang telah di tunjukkan oleh al-Qur'an serta hadis sahih lainnya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَحَاقَ بَِٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ ٤٥ ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ﴾ [غافر : 45-46]
"Dan Fir'aun beserta kaumnya (mereka) dikelilingi oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (QS Ghaafir: 45-46).
Selanjutnya, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam juga biasa dalam do'anya berlindung kepada Allah dari azab kubur.
Sebuah hadis sahih yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari , dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa pernah pada suatu hari ada seorang wanita Yahudi berkunjung ke rumahnya, kemudian di sela-sela pembicaraanya, wanita tersebut menyebut masalah azab kubur. Maka Aisyah mengatakan padanya semoga Allah melindungimu dari azab kubur.
Tatkala Rasulullah datang, maka Aisyah menanyakan kepada beliau tentang azab kubur. Dan beliau menjawab; 'Ia, azab kubur itu ada'.