Kisah Cinta Mengharukan Atikah dan Abdullah Putra Abu Bakar

Senin, 08 Juni 2020 - 18:16 WIB
Namun sayang sungguh disayang ketika ia ikut serta dalam pertempuran Thaif sebilah panah melesat ke arahnya dan langsung mengenainya sehingga ia pun gugur dalam medan tempur. Foto/Ilustrasi/Ist
Duhai Atikah sayang, aku tak mampu melupakanmu sepanjang mentari masih bersinar

Dan sepanjang merpati cantik itu masih bersuara indah

Duhai Atikah, hatiku sepanjang siang dan malam

Selalu bergantung pada dirimu tentang rasa dalam jiwa

Tak terbayangkan orang sepertiku menceraikan orang sepertimu hari ini

Tidak juga orang sepertimu yang diceraikan tanpa kesalahan

Ia berakhlak mulia, cerdas, terpandang

Dan kesempurnaan fisik yang dibalut malu dan kejujuran

Begitulah salah satu syair kesedihan Abdullah bin Abu Bakar setelah ayahnya menyuruh dirinya menceraikan istri tercinta, Atikah. Abdullah larut dalam kesedihan. Atikah, sungguh membuatnya mabuk kepayang.

Ibnu Hajar dalam Al Ishobah memaparkan tentang kisah Abdullah dan Atikah ini. Digambarkan, Atikah adalah wanita yang cantik jelita. Bukan hanya itu, dia juga berakhlak mulia. Nasabnya, Atikah binti Zaid bin Amr. Ia adalah wanita Quraisy, saudarinya Said bin Zaid, salah satu 10 sahabat yang dijamin masuk surga dalam satu hadis Nabi. Atikah juga adalah sepupu Umar bin Khattab .



Kecantikan dan keluhuran pribadi Atikah benar-benar menyihir hati Abdullah. Menyita seluruh jiwanya. Menyandera seutuh akalnya. Hari-harinya hanya mengagumi Atikah. Kecantikannya, jelitanya, dan adab mulianya.

Cinta Atikah nyaris tak menyisakan kehidupan Abdullah, kecuali mengagumi dan larut dalam cintanya. Setiap hari dan setiap saat. “Ia (Atikah) menyibukkannya(Abdullah) dari perang-perangnya,” tulis Imam Ibnu Hajar.



Karena mabuk cinta, membuat Abdullah enggan terlibat dalam berbagai ekspedisi yang dilakukan oleh kaum Muslimin. Inilah yang membuat Abu Bakar melampiaskan kemarahannya, dan mengatakan kepada anaknya dengan kata-kata bahwa kegagalan yang dilakukan Abdullah dalam dakwah sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan.



Dari Abdullah bin Aashim bin Al Mundzir dia mengatakan semenjak Abdullah menikahi Atikah, dia pun terus ingin bersamanya sehingga sering tertinggal dari kancah pertempuran. Maka ketika sang ayah melihat penurunan semangat sang putra dari jihad, dia pun merintahkan sang putra untuk menceraikan istrinya.



Abdullah tak peduli. Di dalam pikirannya hanya ada Atikah. Cinta telah mulai berubah menjadi diktator dan mulai terlihat angkuh, memaksa untuk hanya dia yang diperhatikan dan dipedulikan. Bahkan memaksa Abdullah untuk melupakan berbagai kewajiban hidup.

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَاِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ ءَاَنۡتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوۡنِىۡ وَاُمِّىَ اِلٰهَيۡنِ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ‌ؕ قَالَ سُبۡحٰنَكَ مَا يَكُوۡنُ لِىۡۤ اَنۡ اَقُوۡلَ مَا لَـيۡسَ لِىۡ بِحَقٍّ‌ؕ اِنۡ كُنۡتُ قُلۡتُهٗ فَقَدۡ عَلِمۡتَهٗ‌ؕ تَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِىۡ وَلَاۤ اَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِكَ‌ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ عَلَّامُ الۡغُيُوۡبِ‏ (١١٦) مَا قُلۡتُ لَهُمۡ اِلَّا مَاۤ اَمَرۡتَنِىۡ بِهٖۤ اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ رَبِّىۡ وَرَبَّكُمۡ‌ۚ وَكُنۡتُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيۡدًا مَّا دُمۡتُ فِيۡهِمۡ‌ۚ فَلَمَّا تَوَفَّيۡتَنِىۡ كُنۡتَ اَنۡتَ الرَّقِيۡبَ عَلَيۡهِمۡ‌ؕ وَاَنۡتَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدٌ‏ (١١٧) اِنۡ تُعَذِّبۡهُمۡ فَاِنَّهُمۡ عِبَادُكَ‌ۚ وَاِنۡ تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَاِنَّكَ اَنۡتَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ (١١٨)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? (Isa) menjawab, Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Maidah Ayat 116-118)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More