Tafsir Surat Al-Kafirun dan Fadhilahnya Bagi yang Membacanya
Senin, 20 Desember 2021 - 23:06 WIB
Surat Al-Kaafirun, surat ke-109 dalam Al-Qur'an yang memiliki fadhillah agung. Surat ini dikenal sebagai amalan yang membersihkan diri dari segala bentuk kemusyrikan.
Surat ini terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah yang diturunkan sesudah Surat Al-Maa'uun. Dinamai Al-Kafirun (orang-orang Kafir), karena diambil dari ayat pertama surat ini.
"Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menadi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS Al-Kaafirun: 1-6)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, surat ini adalah surat yang menyatakan pembebasan diri dari apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik dan untuk membersihkan diri dengan sebersih-bersihnya dari segala bentuk kemusyrikan.
Maka firman Allah:
{قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ}
"Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir." (Al-Kafirun: 1)
Ini mencakup semua orang kafir yang ada di muka bumi, tetapi lawan bicara dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang kafir Quraisy. Menurut suatu pendapat, di antara kebodohan mereka ialah, mereka pernah mengajak Rasulullah SAW untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama satu tahun. Maka Allah menurunkan surat ini dan memerintahkan kepada Rasul-Nya agar memutuskan hubungan dengan agama mereka secara keseluruhan. Lalu Allah berfirman:
{لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ}
"Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah." (Al-Kafirun: 2)
Yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan.
{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}
"Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah." (Al-Kafirun: 3)
Yaitu Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Lafaz ma di sini bermakna man.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
{وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}
"Dan aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah." (Al-Kafirun: 4-5)
Yakni aku tidak akan melakukan penyembahan seperti kalian. Dengan kata lain, aku tidak akan menempuh cara itu dan tidak pula mengikutinya. Sesungguhnya yang aku sembah hanyalah Allah sesuai dengan apa yang disukai dan diridai-Nya.Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}
"Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 5)
Artinya, kalian tidak mau menuruti perintah-perintah Allah dan syariat-Nya dalam beribadah kepada-Nya, melainkan kalian telah membuat-buat sesuatu dari diri kalian sendiri sesuai hawa nafsu kalian. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَما تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدى
"Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (An-Najm: 23)
Maka Rasulullah SAW berlepas diri dari mereka dalam semua yang mereka kerjakan; karena sesungguhnya seorang hamba itu harus mempunyai Tuhan yang disembahnya dan cara ibadah yang ditempuhnya. Rasul dan para pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. Untuk itulah maka kalimat Islam ialah "Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Dengan kata lain, tiada yang berhak disembah selain Allah, dan tiada jalan yang menuju kepada-Nya selain dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah.
Sedangkan orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan cara penyembahan yang tidak diizinkan oleh Allah. Karena itulah maka Rasulullah berkata kepada mereka, sesuai dengan perintah Allah:
{لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ}
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (Al-Kafirun: 6)
Imam Al-Bukhari mengatakan bahwa dikatakan: Untukmulah agamamu. (Al-Kafirun: 6) Yakni kekafiran, dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6)
Yaitu agama Islam, dan tidak disebutkan dini, karena akhir semua ayat memakai huruf nun, maka huruf Ya-nya dibuang. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain:
{فَهُوَ يَهْدِينِ}
"Maka Dialah yang menunjuki aku." (Asy-Syu'ara: 78)
Imam Ahmad Bin Hambal dan ulama lainnya mengatakan bahwa orang Nasrani tidak dapat mewaris dari orang Yahudi. Demikian pula sebaliknya. Karena ada hadis yang diriwayatkan dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah telah bersabda:
«لَا يَتَوَارَثُ أَهْلُ مِلَّتَيْنِ شَتَّى»
"Dua orang pemeluk agama yang berbeda tidak dapat saling mewarisi di antara keduanya.
Fadhilah Surat Al-Kafirun
1. Surat yang Ditakuti Iblis
Tidak ada surat yang sangat ditakuti Iblis kecuali Surat Al-Kafirun ini. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: "Tidak ada dalam Al-Qur'an yang lebih menakutkan bagi Iblis daripada "Qul Ya Ayyuhal Kafirun", sebab ia adalah tauhid dan pembebas dari kemusyrikan."
2. Menjauhkan Diri dari Sifat dan Perbuatan Musyrik
Keutamaan membaca surat ini sebelum tidur dapat menjauhkan diri dari sifat dan perbuatan yang menjerumuskan kepada kemusyrikan. Hal ini disabdakan Nabi Muhammad:
اقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ ثُمَّ نَمْ عَلَى خَاتِمَتِهَا فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ
"Bacalah Surat Qul Ya Ayyuhal Kafirun, kemudian tidurlah bila telah selesai, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan kemusyrikan".
Dalam Hadis lain disebutkan:
إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ مِنَ اللَّيْلِ فَاقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ
"Apabila engkau telah berada di peraduanmu di malam hari, maka bacalah Qul Ya Ayyuhal Kafirun, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan."
3. Bacaan di Waktu Sholat Fajar
Dari Jabir bin Abdullah: "Seorang laki-laki berdiri lalu Sholat Fajar dua rakaat. Ia membaca di rakaat pertama Qul ya Ayyuhal Kafirun hingga akhir surat. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ini adalah hamba yang beriman kepada Tuhannya. Kemudian ia membaca pada rakaat kedua Qul Huwallahu Ahad sampai akhir surat. Lalu Nabi bersabda: Ini adalah hamba yang mengenal Tuhannya. Thalhah berkata: Maka aku suka membaca dua surat ini dalam dua rakaat ini"
4. Menyamai Seperempat Al-Qur'an
Membaca Surat Al-Kafirun sama dengan seperempat Al-Qur'an. Hal ini diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Qul ya Ayyhal Kafirun (katakanlah hai orang -orang kafir) sama dengan seperempat Al Quran".
Imam at-Turmuzi juga mengatakan bahwa dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa Surat Al-Kafirun ini sebanding dengan seperempat Al-Qur'an. Syeikh al-Mubarakfuri dalam kitab 'Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan at-Tirmizi' menyebutkan bahwa hukum-hukum yang berkaitan dengan dua kalimah syahadat serta penjelasan tentang kehidupan dunia dan akhirat dan Al-Kafirun mempunyai kandungan itu.
Baca Juga: Surat Al-Kafirun, Surat yang Sangat Ditakuti Iblis
Surat ini terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah yang diturunkan sesudah Surat Al-Maa'uun. Dinamai Al-Kafirun (orang-orang Kafir), karena diambil dari ayat pertama surat ini.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
"Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menadi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS Al-Kaafirun: 1-6)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, surat ini adalah surat yang menyatakan pembebasan diri dari apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik dan untuk membersihkan diri dengan sebersih-bersihnya dari segala bentuk kemusyrikan.
Maka firman Allah:
{قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ}
"Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir." (Al-Kafirun: 1)
Ini mencakup semua orang kafir yang ada di muka bumi, tetapi lawan bicara dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang kafir Quraisy. Menurut suatu pendapat, di antara kebodohan mereka ialah, mereka pernah mengajak Rasulullah SAW untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama satu tahun. Maka Allah menurunkan surat ini dan memerintahkan kepada Rasul-Nya agar memutuskan hubungan dengan agama mereka secara keseluruhan. Lalu Allah berfirman:
{لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ}
"Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah." (Al-Kafirun: 2)
Yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan.
{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}
"Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah." (Al-Kafirun: 3)
Yaitu Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Lafaz ma di sini bermakna man.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
{وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}
"Dan aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah." (Al-Kafirun: 4-5)
Yakni aku tidak akan melakukan penyembahan seperti kalian. Dengan kata lain, aku tidak akan menempuh cara itu dan tidak pula mengikutinya. Sesungguhnya yang aku sembah hanyalah Allah sesuai dengan apa yang disukai dan diridai-Nya.Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}
"Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 5)
Artinya, kalian tidak mau menuruti perintah-perintah Allah dan syariat-Nya dalam beribadah kepada-Nya, melainkan kalian telah membuat-buat sesuatu dari diri kalian sendiri sesuai hawa nafsu kalian. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَما تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدى
"Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (An-Najm: 23)
Maka Rasulullah SAW berlepas diri dari mereka dalam semua yang mereka kerjakan; karena sesungguhnya seorang hamba itu harus mempunyai Tuhan yang disembahnya dan cara ibadah yang ditempuhnya. Rasul dan para pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. Untuk itulah maka kalimat Islam ialah "Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Dengan kata lain, tiada yang berhak disembah selain Allah, dan tiada jalan yang menuju kepada-Nya selain dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah.
Sedangkan orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan cara penyembahan yang tidak diizinkan oleh Allah. Karena itulah maka Rasulullah berkata kepada mereka, sesuai dengan perintah Allah:
{لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ}
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (Al-Kafirun: 6)
Imam Al-Bukhari mengatakan bahwa dikatakan: Untukmulah agamamu. (Al-Kafirun: 6) Yakni kekafiran, dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6)
Yaitu agama Islam, dan tidak disebutkan dini, karena akhir semua ayat memakai huruf nun, maka huruf Ya-nya dibuang. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain:
{فَهُوَ يَهْدِينِ}
"Maka Dialah yang menunjuki aku." (Asy-Syu'ara: 78)
Imam Ahmad Bin Hambal dan ulama lainnya mengatakan bahwa orang Nasrani tidak dapat mewaris dari orang Yahudi. Demikian pula sebaliknya. Karena ada hadis yang diriwayatkan dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah telah bersabda:
«لَا يَتَوَارَثُ أَهْلُ مِلَّتَيْنِ شَتَّى»
"Dua orang pemeluk agama yang berbeda tidak dapat saling mewarisi di antara keduanya.
Fadhilah Surat Al-Kafirun
1. Surat yang Ditakuti Iblis
Tidak ada surat yang sangat ditakuti Iblis kecuali Surat Al-Kafirun ini. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: "Tidak ada dalam Al-Qur'an yang lebih menakutkan bagi Iblis daripada "Qul Ya Ayyuhal Kafirun", sebab ia adalah tauhid dan pembebas dari kemusyrikan."
2. Menjauhkan Diri dari Sifat dan Perbuatan Musyrik
Keutamaan membaca surat ini sebelum tidur dapat menjauhkan diri dari sifat dan perbuatan yang menjerumuskan kepada kemusyrikan. Hal ini disabdakan Nabi Muhammad:
اقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ ثُمَّ نَمْ عَلَى خَاتِمَتِهَا فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ
"Bacalah Surat Qul Ya Ayyuhal Kafirun, kemudian tidurlah bila telah selesai, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan kemusyrikan".
Dalam Hadis lain disebutkan:
إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ مِنَ اللَّيْلِ فَاقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ
"Apabila engkau telah berada di peraduanmu di malam hari, maka bacalah Qul Ya Ayyuhal Kafirun, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan."
3. Bacaan di Waktu Sholat Fajar
Dari Jabir bin Abdullah: "Seorang laki-laki berdiri lalu Sholat Fajar dua rakaat. Ia membaca di rakaat pertama Qul ya Ayyuhal Kafirun hingga akhir surat. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ini adalah hamba yang beriman kepada Tuhannya. Kemudian ia membaca pada rakaat kedua Qul Huwallahu Ahad sampai akhir surat. Lalu Nabi bersabda: Ini adalah hamba yang mengenal Tuhannya. Thalhah berkata: Maka aku suka membaca dua surat ini dalam dua rakaat ini"
4. Menyamai Seperempat Al-Qur'an
Membaca Surat Al-Kafirun sama dengan seperempat Al-Qur'an. Hal ini diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Qul ya Ayyhal Kafirun (katakanlah hai orang -orang kafir) sama dengan seperempat Al Quran".
Imam at-Turmuzi juga mengatakan bahwa dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa Surat Al-Kafirun ini sebanding dengan seperempat Al-Qur'an. Syeikh al-Mubarakfuri dalam kitab 'Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan at-Tirmizi' menyebutkan bahwa hukum-hukum yang berkaitan dengan dua kalimah syahadat serta penjelasan tentang kehidupan dunia dan akhirat dan Al-Kafirun mempunyai kandungan itu.
Baca Juga: Surat Al-Kafirun, Surat yang Sangat Ditakuti Iblis
(rhs)