Diskusi Sayyidah Aisyah dengan Wanita Yahudi Tentang Azab Kubur
Kamis, 06 Januari 2022 - 14:31 WIB
Dalam kitab Shahih Al-Bukhari, dikisahkan bahwa Sayyidah Aisyah radhiyallahu'anha menerima tamu seorang perempuan Yahudi di rumahnya. Perempuan tersebut mengajak Sayyidah Aisyah untuk berdiskusi. Ternyata yang diperbincangkan dua wanita ini adalah tentang azab kubur.
Dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata,"
“Aku tidak mengetahui tentang azab kubur, sampai datang perempuan Yahudi kepadaku. Dia meminta sesuatu kepadaku, kemudian aku berikan. Perempuan Yahudi tersebut berkata, ‘Semoga Allah menjagamu dari Azab kubur’. Aku mengira itu hanyalah bagian dari bualan Yahudi semata. Hingga akhirnya, Rasulullah datang, aku memberi tahu perihal tersebut, Rasulullah mengatakan kepadaku bahwa adzab kubur itu ada. Maka, sejak itu aku tidak melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam setelah melaksanakan shalat kecuali beliau memohon perlindungan dari siksa kubur.” (HR. Al-Bukhari)
Sedangkan dalam Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Sayiidah Aisyah berkata, “Dua wanita tua Yahudi Madinah masuk ke kamarku dan berkata, "Sesungguhnya penghuni kubur itu diazab di dalam kubur.' Aku tidak mempercayai ucapan mereka dan belum siap membenarkan mereka. Sesaat kemudian mereka keluar dan Rasulullah SAW masuk. Aku berkata, Wahai Rasulullah, dua wanita tua Yahudi Madinah masuk ke kamarku dan mengatakan bahwa penghuni kubur diazab dalam kubur.' Beliau bersabda, “Mereka benar. Penghuni kubur diazab dengan azab yang dapat didengar oleh hewan ternak.” (HR Muslim)
Di dalam kitab 'Umdatul Qari’ dijelaskan bahwa pengetahuan perempuan Yahudi tersebut tentang siksa kubur ia ketahui dari kitab Taurat atau di dalam kitab-kitab mereka yang lain.
Isyarat Al-Qur'an Tentang Azab Kubur
Di dalam Al-Qur'an terdapat isyarat-isyarat yang menunjukkan adanya azab kubur. Imam Bukhari mencantumkan sub-bab “Azab Kubur” dalam bab “Jenazah.” Di dalam sub-bab ini, ia menyebutkan ayat-ayat Al-Qur'an: (Ingatlah) ketika orang-orang yang lalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut , dan para malaikat memukul dengan tangannya, (Sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan". (QS al-An'am: 93). Nanti mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar. (QS at Taubah: 101).
Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. Dikatakan kepada malaikat, “Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat karas!" (QS Ghafir : 45-46)
Ayat pertama yang dituturkan Bukhari berkenaan dengan bahwa malaikat mengazab orang-orang kafir pada saat sekarat sebagaimana telah dijelaskan. Ayat kedua menunjukkan adanya dua azab yang menimpa orang-orang munafik sebelum azab hari kiamat. Azab pertama adalah musibah yang ditimpakan oleh Allah di dunia dengan siksaan langsung oleh Allah atau lewat kaum mukmin, dan azab kedua adalah azab kubur.
Al-Hasan al-Basri berkata, “Akan Kami azab mereka dua kali maksudnya adalah azab dunia dan arab kubur.”
Ath-Thabari berkata, “Yang jelas, salah satu azab itu adalah azab kubur, dan yang satunya lagi mengandung berbagai kemungkinan seperti lapar, tertawan, terbunuh, atau dihinakan dan lain-lain.”
Ayat ketiga merupakan argumentasi yang jelas bagi Ahlusunah dalam menetapkan adanya azab kubur. Dalam ayat itu Allah menegaskan bahwa neraka ditampakkan kepada keluarga Firaun pada pagi dan petang sebelum hari kiamat, karena setelah itu Allah berfirman, “Dan pada hari terjadinya kiamat, dikatakan kepada malaikat, "Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras." (QS Al-Ghafir : 16)
Al-Qurthubi berkata, “Sebagian besar ulama berpendapat bahwa penampakan ini terjadi di alam barzakh. Ini merupakan argumentasinya dalam menetapkan adanya azab kubur.”
Isyarat-isyarat Al-Qur'an lainnya yang jelas-jelas menunjukkan fitnah dan azab kubur adalah ayat, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (QS Ibrahim : 27)
Dalam hadis riwayat al-Barra' ibn 'Asib, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang mukmin telah dimasukkan ke dalam kubur, ia datang dan bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Itulah makna ayat, Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh.” Dalam riwayat lain ada tambahan dari Nabi SAW setelah menyebut ayat “Allah meneguhkan (iman) oang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh”: “Ayat ini turun mengenai azab kubur.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya, Lihat Fath al-Bari, III, h. 231).
Karena sangat pentingnya masalah azab kubur ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkannya kepada para sahabat. Bahkan beliau pernah berkhutbah mengenai hal ini. Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan bahwa Asma binti Abu Bakar berkata, “Rasulullah SAW suatu ketika berkhutbah dan menyebut tentang fitnah kubur yang dialami manusia. Setelah beliau menyebut hal itu, terjadi kegaduhan di kalangan kaum muslim.” (Shahih al-Bukhari)
Dalam riwayat an-Nasa'i, ada tambahan, “Aku tidak jelas memahami pembicaraan Rasulullah SAW. Ketika orang-orang sudah tenang, aku berkata kepada seorang lelaki di dekatku, “Semoga Allah memberkatimu! Apakah yang diucapkan Rasulullah SAW pada akhir pembicaraannya?" Ia menjawab, “Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji di dalam kubur dengan ujian yang mirip dengan fitnah Dajal.” (Diriwayatkan oleh an-Nasa'i).
Wallahu A'lam
Dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata,"
كنت لم أعلم بعذاب القبر حتى دخلت علي يهودية، فسألت شيئا فأعطيتها فقالت: أعاذك الله من عذاب القبر فظننت أن قولها من أباطيل اليهود، حتى دخل النبي صلى الله عليه وسلم فذكرت له ذلك، فأخبرنى أن عذاب القبر حق
“Aku tidak mengetahui tentang azab kubur, sampai datang perempuan Yahudi kepadaku. Dia meminta sesuatu kepadaku, kemudian aku berikan. Perempuan Yahudi tersebut berkata, ‘Semoga Allah menjagamu dari Azab kubur’. Aku mengira itu hanyalah bagian dari bualan Yahudi semata. Hingga akhirnya, Rasulullah datang, aku memberi tahu perihal tersebut, Rasulullah mengatakan kepadaku bahwa adzab kubur itu ada. Maka, sejak itu aku tidak melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam setelah melaksanakan shalat kecuali beliau memohon perlindungan dari siksa kubur.” (HR. Al-Bukhari)
Sedangkan dalam Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Sayiidah Aisyah berkata, “Dua wanita tua Yahudi Madinah masuk ke kamarku dan berkata, "Sesungguhnya penghuni kubur itu diazab di dalam kubur.' Aku tidak mempercayai ucapan mereka dan belum siap membenarkan mereka. Sesaat kemudian mereka keluar dan Rasulullah SAW masuk. Aku berkata, Wahai Rasulullah, dua wanita tua Yahudi Madinah masuk ke kamarku dan mengatakan bahwa penghuni kubur diazab dalam kubur.' Beliau bersabda, “Mereka benar. Penghuni kubur diazab dengan azab yang dapat didengar oleh hewan ternak.” (HR Muslim)
Di dalam kitab 'Umdatul Qari’ dijelaskan bahwa pengetahuan perempuan Yahudi tersebut tentang siksa kubur ia ketahui dari kitab Taurat atau di dalam kitab-kitab mereka yang lain.
Isyarat Al-Qur'an Tentang Azab Kubur
Di dalam Al-Qur'an terdapat isyarat-isyarat yang menunjukkan adanya azab kubur. Imam Bukhari mencantumkan sub-bab “Azab Kubur” dalam bab “Jenazah.” Di dalam sub-bab ini, ia menyebutkan ayat-ayat Al-Qur'an: (Ingatlah) ketika orang-orang yang lalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut , dan para malaikat memukul dengan tangannya, (Sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan". (QS al-An'am: 93). Nanti mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar. (QS at Taubah: 101).
Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. Dikatakan kepada malaikat, “Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat karas!" (QS Ghafir : 45-46)
Ayat pertama yang dituturkan Bukhari berkenaan dengan bahwa malaikat mengazab orang-orang kafir pada saat sekarat sebagaimana telah dijelaskan. Ayat kedua menunjukkan adanya dua azab yang menimpa orang-orang munafik sebelum azab hari kiamat. Azab pertama adalah musibah yang ditimpakan oleh Allah di dunia dengan siksaan langsung oleh Allah atau lewat kaum mukmin, dan azab kedua adalah azab kubur.
Al-Hasan al-Basri berkata, “Akan Kami azab mereka dua kali maksudnya adalah azab dunia dan arab kubur.”
Ath-Thabari berkata, “Yang jelas, salah satu azab itu adalah azab kubur, dan yang satunya lagi mengandung berbagai kemungkinan seperti lapar, tertawan, terbunuh, atau dihinakan dan lain-lain.”
Ayat ketiga merupakan argumentasi yang jelas bagi Ahlusunah dalam menetapkan adanya azab kubur. Dalam ayat itu Allah menegaskan bahwa neraka ditampakkan kepada keluarga Firaun pada pagi dan petang sebelum hari kiamat, karena setelah itu Allah berfirman, “Dan pada hari terjadinya kiamat, dikatakan kepada malaikat, "Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras." (QS Al-Ghafir : 16)
Al-Qurthubi berkata, “Sebagian besar ulama berpendapat bahwa penampakan ini terjadi di alam barzakh. Ini merupakan argumentasinya dalam menetapkan adanya azab kubur.”
Isyarat-isyarat Al-Qur'an lainnya yang jelas-jelas menunjukkan fitnah dan azab kubur adalah ayat, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (QS Ibrahim : 27)
Dalam hadis riwayat al-Barra' ibn 'Asib, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang mukmin telah dimasukkan ke dalam kubur, ia datang dan bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Itulah makna ayat, Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh.” Dalam riwayat lain ada tambahan dari Nabi SAW setelah menyebut ayat “Allah meneguhkan (iman) oang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh”: “Ayat ini turun mengenai azab kubur.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya, Lihat Fath al-Bari, III, h. 231).
Karena sangat pentingnya masalah azab kubur ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkannya kepada para sahabat. Bahkan beliau pernah berkhutbah mengenai hal ini. Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan bahwa Asma binti Abu Bakar berkata, “Rasulullah SAW suatu ketika berkhutbah dan menyebut tentang fitnah kubur yang dialami manusia. Setelah beliau menyebut hal itu, terjadi kegaduhan di kalangan kaum muslim.” (Shahih al-Bukhari)
Dalam riwayat an-Nasa'i, ada tambahan, “Aku tidak jelas memahami pembicaraan Rasulullah SAW. Ketika orang-orang sudah tenang, aku berkata kepada seorang lelaki di dekatku, “Semoga Allah memberkatimu! Apakah yang diucapkan Rasulullah SAW pada akhir pembicaraannya?" Ia menjawab, “Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji di dalam kubur dengan ujian yang mirip dengan fitnah Dajal.” (Diriwayatkan oleh an-Nasa'i).
Wallahu A'lam
(wid)