Peradaban Pasca-Nabi Nuh, Namrud Raja Pertama yang Kuasai Dunia
Sabtu, 15 Januari 2022 - 14:22 WIB
Salah satu peradaban yang berkembang cukup tinggi pada waktu itu adalah peradaban kaum Ad. Mereka adalah kaum yang mendiami kawasan selatan semenanjung Arab (sekarang Yaman hingga Oman). Mereka dianugerahi Allah SWT tubuh yang kuat dan sempurna, hingga mampu membuat bangunan-bangunan tinggi nan megah, yang tidak ada padanan pada masanya.
Namun karena pencapaian tersebut, mereka malah berpaling dari agama Allah dan mulai kembali menyembah berhala. Kepada mereka, Allah SWT mengutus Nabi Hud . Namun kaum tersebut mengingkari seruan nabi-Nya, hingga akhirnya Allah SWT menurunkan azab kepada mereka, berupa angin yang mematikan.
Kaum Ad dan Kaum Tsamud
Setelah kaum Ad, muncul kemudian kaum Tsamud. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Katsir, setelah penghancuran Kaum Ad, suku Tsamud menggantikan mereka dalam kekuasaan dan kejayaan. Mereka juga jatuh ke dalam penyembahan berhala.
“Ketika kekayaan materi mereka meningkat, demikian pula cara kejahatan mereka, sementara kebajikan mereka menurun. Seperti Kaum Ad, mereka membangun bangunan-bangunan megah di dataran dan memahat rumah-rumah yang indah di perbukitan. Tirani dan penindasan menjadi lazim ketika orang-orang jahat memerintah negeri itu,” ujar Ibnu Katsir.
Hal ini juga diungkapkan di dalam Al-Quran:
“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.”( QS al-Araf : 74).
Kepada kaum Tsamud, Allah SWT mengutus Nabi Saleh untuk menyeru mereka kembali ke jalan Allah SWT. Namun lagi-lagi, kaum ini mendustakan nabi-Nya. Kaum Tsamud menentang seruan Nabi Saleh dengan cara yang lebih canggih dari pendahulunya (Kaum Ad).
Mereka bahkan sempat meminta bukti yang nyata kepada Nabi Saleh, sehingga Allah SWT mengabulkan permintaan mereka dengan menurunkan mukjizat berupa unta yang keluar dari bebatuan. Tapi mukjizat ini, alih-alih membawa mereka kembali pada agama Allah, malah membuat sebagian besar dari mereka makin tersesat. Allah SWT kemudian mengazab mereka dengan azab yang pedih, sehingga memusnahkan kaum yang durhaka itu meskipun mereka tinggal di dalam gunung batu yang kokoh.
Raja Namrud
Setelah era kaum Ad dan Tsamud, peradaban manusia terus berkembang pesat. Di sekitar tepian sungai Eufrat dan Tigris, muncul peradaban Babilonia. Mereka mewarisi keahlian kaum Ad dan Tsamud dalam membuat bangunan yang tinggi dan memahat bebatuan.
Sejurus dengan berkembangnya kemampuan teknis mereka, kemampuan strategis mereka pun berkembang pesat. Sehingga mereka mampu mengatur tata kehidupan masyarakat yang kompleks, kosmopolitan, dan dalam skala paling luas pada masanya. Dan puncak kejayaan Babilonia ini, terjadi ketika mereka dipimpin oleh seorang penguasa bernama Namrud bin Kanaan bin Cush bin Sam bin Nuh.
Menurut ath-Thabari, berdasarkan riwayat dari Musa bin Harun, Ammar bin Hammad, Asbad, Al-Suddi, Abdul Salih dan Abdul Malik, Ibn Abbad, dan Murrah Al-Hamdani, Ibn Masud dan beberapa sahabat Nabi SAW lainnya, bahwa Raja pertama yang menguasai seluruh dunia, dari timur hingga barat, adalah Namrud bin Kanaan bin Cush bin Syem bin Nuh.
"Ada setidaknya empat raja yang pernah menguasai seluruh dunia, mereka adalah Namrud, Sulaiman bin Daud, Dzu al-Qarnain (Zulkarnain), dan Nabukadnezzar – dua beriman dan dua durhaka,” ujar ath-Thabari.
Babilonia pada masa itu adalah sebuah ibu kota dari rezim kekuasaan global. Di tempat inilah tata nilai dan sistem peradaban dunia dibentuk dan diproduksi. Pada era Namrud, level kedurhakaan yang mereka lakukan kian dalam dan kompleks.
Ada di antara mereka yang menyembah benda-benda langit, ada yang menyembah patung, ada yang menyembah api, dan bahkan ada yang menyembah raja itu sendiri. Kepada kaum inilah, Allah SWT mengutus kekasih-Nya, yang bernama Ibrahim AS.
Namun karena pencapaian tersebut, mereka malah berpaling dari agama Allah dan mulai kembali menyembah berhala. Kepada mereka, Allah SWT mengutus Nabi Hud . Namun kaum tersebut mengingkari seruan nabi-Nya, hingga akhirnya Allah SWT menurunkan azab kepada mereka, berupa angin yang mematikan.
Kaum Ad dan Kaum Tsamud
Setelah kaum Ad, muncul kemudian kaum Tsamud. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Katsir, setelah penghancuran Kaum Ad, suku Tsamud menggantikan mereka dalam kekuasaan dan kejayaan. Mereka juga jatuh ke dalam penyembahan berhala.
“Ketika kekayaan materi mereka meningkat, demikian pula cara kejahatan mereka, sementara kebajikan mereka menurun. Seperti Kaum Ad, mereka membangun bangunan-bangunan megah di dataran dan memahat rumah-rumah yang indah di perbukitan. Tirani dan penindasan menjadi lazim ketika orang-orang jahat memerintah negeri itu,” ujar Ibnu Katsir.
Hal ini juga diungkapkan di dalam Al-Quran:
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.”( QS al-Araf : 74).
Kepada kaum Tsamud, Allah SWT mengutus Nabi Saleh untuk menyeru mereka kembali ke jalan Allah SWT. Namun lagi-lagi, kaum ini mendustakan nabi-Nya. Kaum Tsamud menentang seruan Nabi Saleh dengan cara yang lebih canggih dari pendahulunya (Kaum Ad).
Mereka bahkan sempat meminta bukti yang nyata kepada Nabi Saleh, sehingga Allah SWT mengabulkan permintaan mereka dengan menurunkan mukjizat berupa unta yang keluar dari bebatuan. Tapi mukjizat ini, alih-alih membawa mereka kembali pada agama Allah, malah membuat sebagian besar dari mereka makin tersesat. Allah SWT kemudian mengazab mereka dengan azab yang pedih, sehingga memusnahkan kaum yang durhaka itu meskipun mereka tinggal di dalam gunung batu yang kokoh.
Raja Namrud
Setelah era kaum Ad dan Tsamud, peradaban manusia terus berkembang pesat. Di sekitar tepian sungai Eufrat dan Tigris, muncul peradaban Babilonia. Mereka mewarisi keahlian kaum Ad dan Tsamud dalam membuat bangunan yang tinggi dan memahat bebatuan.
Sejurus dengan berkembangnya kemampuan teknis mereka, kemampuan strategis mereka pun berkembang pesat. Sehingga mereka mampu mengatur tata kehidupan masyarakat yang kompleks, kosmopolitan, dan dalam skala paling luas pada masanya. Dan puncak kejayaan Babilonia ini, terjadi ketika mereka dipimpin oleh seorang penguasa bernama Namrud bin Kanaan bin Cush bin Sam bin Nuh.
Menurut ath-Thabari, berdasarkan riwayat dari Musa bin Harun, Ammar bin Hammad, Asbad, Al-Suddi, Abdul Salih dan Abdul Malik, Ibn Abbad, dan Murrah Al-Hamdani, Ibn Masud dan beberapa sahabat Nabi SAW lainnya, bahwa Raja pertama yang menguasai seluruh dunia, dari timur hingga barat, adalah Namrud bin Kanaan bin Cush bin Syem bin Nuh.
"Ada setidaknya empat raja yang pernah menguasai seluruh dunia, mereka adalah Namrud, Sulaiman bin Daud, Dzu al-Qarnain (Zulkarnain), dan Nabukadnezzar – dua beriman dan dua durhaka,” ujar ath-Thabari.
Babilonia pada masa itu adalah sebuah ibu kota dari rezim kekuasaan global. Di tempat inilah tata nilai dan sistem peradaban dunia dibentuk dan diproduksi. Pada era Namrud, level kedurhakaan yang mereka lakukan kian dalam dan kompleks.
Ada di antara mereka yang menyembah benda-benda langit, ada yang menyembah patung, ada yang menyembah api, dan bahkan ada yang menyembah raja itu sendiri. Kepada kaum inilah, Allah SWT mengutus kekasih-Nya, yang bernama Ibrahim AS.
Lihat Juga :