Apa Kabar Alumni Ramadhan? Ini Pesan Ustaz Oemar Mita
Kamis, 11 Juni 2020 - 17:45 WIB
Ramadhan 1441 Hijriyah merupakan Ramadhan paling beda dari sebelumnya karena kita melewatinya di tengah pandemi. Sebagian ulama menyebut Ramadhan sebagai bulan madrasah.
"Semua yang berpuasa di bulan Ramadhan akan menjadi alumni Ramadhan. Tetapi yang paling istimewa adalah orang-orang yang namanya tercatat di pintu Ar-Rayyan," kata Dai yang juga Founder Syameela Ustaz Oemar Mita dalam kajian online di kediamannya di Bekasi. ( )
Allah Ta'ala tidak meminta kita untuk menjalankan Ramadhan yang banyak, tapi Allah meminta kita untuk menjalankan Ramadhan dengan berkualitas. Karena Allah melihat kualitas amal kita, bukan kuantitasnya. Tidak ada yang menjamin kalau kita setelah Ramadhan , amal kita langsung diterima. Apakah amal Ramadhan kita diterima Allah Ta'ala? Jawabannya belum tentu.
Dalilnya ada dalam Al-Qur'anul Karim :
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
"Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan". (QS. Al-Furqan: 23)
Dalam Hadis Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
"Berapa banyak orang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja". (HR. At-Thabrani)
Dikisahkan, Imam Hasan Al-Bashri setiap hari Senin dan Kamis sore beliau selalu menangis. Apa yang beliau tangisi? Ternyata beliau menangis memikirkan apakah amalnya selama ini diterima Allah Ta'ala, karena Senin dan Kamis adalah hari di mana Malaikat melaporkan amal-amal kita kepada Allah Ta'ala.
"Kenapa kita harus tahu ini, bukankah nantinya kita su'udzan sama Allah? Enggak, di sini kita malah disuruh melakukan amal berkualitas, tidak asal-asalan, tidak Apa adanya dan ala kadarnya," terang Ustaz Oemar . (Baca Juga: Rahasia Musibah dan Amalan yang Harus Dihidupkan)
Apa Setelah Ramadhan?
Lalu, apa yang harus dilakukan setelah Ramadhan? Lakukanlah apa yang dilakukan oleh generasi terbaik umat ini, yaitu generasinya Sahabat:
1. Memperbanyak Doa.
Karena hanya doa yang bisa mengubah takdir, dan dengan doa kita bisa mengetuk pintu langit. Umat terdahulu menjadikan setahun itu menjadi 2 bagian, 6 bulan setelah Ramadhan mereka pakai untuk berdoa agar amal-amal mereka selama Ramadhan diterima Allah Ta'ala. 6 bulan berikutnya mereka berdoa agar mereka dipertemukan kembali dengan Ramadhan.
2. Menjadikan RamadhansebagaiPola Hidup Ideal.
Ramadhan hakikatnya bukan nama bulan semata. Lakukan pola hidup seperti di bulan Ramadhan , bangun sebelum azan subuh, lanjutkan dengan puasa-puasa sunnah, lanjutkan salat malamnya, lanjutkan bacaan Al-Qur'annya. Sama seperti kalau kita ke Makkah dan Madinah, di sana waktu kita kebanyakan dipakai buat ibadah, tidur dan makan hanya selingan saja. Orang beriman sesungguhnya tidak pernah berpisah dengan Ramadhan.
3. Waspada Terhadap Rayap (Perusak) Amal.
Yaitu kemunafikan, kedzaliman, menjadi wali syaithan di kala sendiri, menggugat takdir, akhlaq yang buruk, riya', ghibah, meninggalkan salat Jum'at. Kita semua sebagai alumni Ramadhan harus waspada terhadap rayap (perusak) amal ini.
Indikator amal diterima oleh Allah Ta'ala. Ini untuk menilai diri sendiri bukan untuk menilai orang lain. Yaitu:
"Semua yang berpuasa di bulan Ramadhan akan menjadi alumni Ramadhan. Tetapi yang paling istimewa adalah orang-orang yang namanya tercatat di pintu Ar-Rayyan," kata Dai yang juga Founder Syameela Ustaz Oemar Mita dalam kajian online di kediamannya di Bekasi. ( )
Allah Ta'ala tidak meminta kita untuk menjalankan Ramadhan yang banyak, tapi Allah meminta kita untuk menjalankan Ramadhan dengan berkualitas. Karena Allah melihat kualitas amal kita, bukan kuantitasnya. Tidak ada yang menjamin kalau kita setelah Ramadhan , amal kita langsung diterima. Apakah amal Ramadhan kita diterima Allah Ta'ala? Jawabannya belum tentu.
Dalilnya ada dalam Al-Qur'anul Karim :
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
"Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan". (QS. Al-Furqan: 23)
Dalam Hadis Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
"Berapa banyak orang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja". (HR. At-Thabrani)
Dikisahkan, Imam Hasan Al-Bashri setiap hari Senin dan Kamis sore beliau selalu menangis. Apa yang beliau tangisi? Ternyata beliau menangis memikirkan apakah amalnya selama ini diterima Allah Ta'ala, karena Senin dan Kamis adalah hari di mana Malaikat melaporkan amal-amal kita kepada Allah Ta'ala.
"Kenapa kita harus tahu ini, bukankah nantinya kita su'udzan sama Allah? Enggak, di sini kita malah disuruh melakukan amal berkualitas, tidak asal-asalan, tidak Apa adanya dan ala kadarnya," terang Ustaz Oemar . (Baca Juga: Rahasia Musibah dan Amalan yang Harus Dihidupkan)
Apa Setelah Ramadhan?
Lalu, apa yang harus dilakukan setelah Ramadhan? Lakukanlah apa yang dilakukan oleh generasi terbaik umat ini, yaitu generasinya Sahabat:
1. Memperbanyak Doa.
Karena hanya doa yang bisa mengubah takdir, dan dengan doa kita bisa mengetuk pintu langit. Umat terdahulu menjadikan setahun itu menjadi 2 bagian, 6 bulan setelah Ramadhan mereka pakai untuk berdoa agar amal-amal mereka selama Ramadhan diterima Allah Ta'ala. 6 bulan berikutnya mereka berdoa agar mereka dipertemukan kembali dengan Ramadhan.
2. Menjadikan RamadhansebagaiPola Hidup Ideal.
Ramadhan hakikatnya bukan nama bulan semata. Lakukan pola hidup seperti di bulan Ramadhan , bangun sebelum azan subuh, lanjutkan dengan puasa-puasa sunnah, lanjutkan salat malamnya, lanjutkan bacaan Al-Qur'annya. Sama seperti kalau kita ke Makkah dan Madinah, di sana waktu kita kebanyakan dipakai buat ibadah, tidur dan makan hanya selingan saja. Orang beriman sesungguhnya tidak pernah berpisah dengan Ramadhan.
3. Waspada Terhadap Rayap (Perusak) Amal.
Yaitu kemunafikan, kedzaliman, menjadi wali syaithan di kala sendiri, menggugat takdir, akhlaq yang buruk, riya', ghibah, meninggalkan salat Jum'at. Kita semua sebagai alumni Ramadhan harus waspada terhadap rayap (perusak) amal ini.
Indikator amal diterima oleh Allah Ta'ala. Ini untuk menilai diri sendiri bukan untuk menilai orang lain. Yaitu: