Azab Allah Taala kepada Kaum Luth dan Hasil Penelitian Ilmiah di Lokasi Kejadian

Senin, 31 Januari 2022 - 05:15 WIB
Sedangkan kata sijjil dalam ayat di atas, menurut al-Biqai mengandung makna ketinggian. Atas dasar itu, ulama ini memahami batu-batu tersebut dilemparkan dari tempat yang tinggi.

Sementara itu Thabathabai mendukung pendapat yang menyatakan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Persia yang mengandung makna batu dan tanah yang basah.

Mengenai bekas-bekas kehancuran setelah turunnya azab, ayat lain berkata: “Dan sesungguhnya Kami tinggalkan darinya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.” (QS al-Ankabut [29]: 35)

Kata min pada firman-Nya: tarakna minha (Kami tinggalkan darinya) di dalam ayat di atas, dapat juga berarti sebagian, sehingga penggalan ayat itu bermakna: “Kami tinggalkan pada sebagian negeri itu bukti yang jelas yang menunjukkan Kuasa Kami.”

Apa pun maknanya, yang jelas di Sodom yang terletak di sebelah selatan Laut Mati Yordania, terdapat bukti tentang kebinasaan kaum Luth itu. Bukti dimaksud menurut Ibnu Asyur adalah apa yang di temukan di “Danau Luth” berupa bekas-bekas negeri itu serta sisa belerang dan benda-benda yang digunakan menghujani mereka dengan siksa dari langit itu.

Menurut al-Biqai, warna air di sana sangat hitam, berbeda dengan warna di tempat lain. Thabathabai yang hidup di masa kontemporer ini berpendapat bahwa kini kita tidak lagi mengetahui tempatnya tidak juga bekas-bekasnya, tetapi ayat ini menyatakan bahwa tanda itu jelas dikenal paling tidak pada masa turunnya Al-Qur'an.

Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel dan Yordania.



Sisa-Sisa Kehancuran

Selama ribuan tahun terkubur, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth ini berhasil ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati.

Tim ilmuwan dari New Mexico Tech, Northern Arizona University, NC State University, Elizabeth City (NC) State University, DePaul University, Trinity Southwest University, Comet Research Group, dan Los Alamos National Laboratories mendapati hancurnya Tall el-Hammam akibat asteroid.

Di luar penelitian tersebut, jauh sebelum itu juga sudah dilakukan penelitian oleh ilmuan yang berbeda. Pada awalnya, penelitian dilakukan oleh seorang ahli purbakala, William Albright, pada 1924 di sekitar Laut Mati.

Beberapa orang yang bersama William Albright mencari keberadaan sisa-sisa Kota Sodom dan Gomorah, hingga akhirnya mereka menemukan situs purbakala Bab-Edh-dhra (dibaca: Babhedra).

Bab-edh-dhra adalah makam terbesar khas zaman perunggu yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter. Di sini mereka juga menemukan makam berisi perhiasan emas dan menggali lebih 700 tembikar yang merupakan hadiah penguburan, termasuk tempat parfum kecil dan banyak benda lain, seperti kain.

Konon, makam ini telah digunakan selama 1000 tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga penghancuran Kota Sodom.

Keberadaan umat Nabi Luth di sekitar laut mati ini diperkuat dengan ulasan National Geographic edisi Desember 1957:

''Gunung Sodom, tanah gersang dan tandus muncul secara tajam di atas Laut Mati. Belum pernah seorang pun menemukan Kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan, namun para akademisi percaya bahwa mereka berada di Lembah Siddim yang melintang dari tebing terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati menelan mereka setelah gempa bumi.''

Selanjutnya, ahli purbakala lainnya, Paul Lapp dan Thomas Schaub, melakukan penggalian kembali di sekitar Laut Mati pada 1967. Dan kemudian, penggalian diteruskan oleh Werner Keller, seorang ahli arkeologi asal Jerman di sekitar Laut Mati.

Dengan merujuk pada keterangan Al-Qur'an mengenai dijungkirbalikkannya kota tempat kediaman umat Nabi Luth, Werner Keller menyatakan: ''Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman. Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan, petir, keluarnya gas alam serta lautan api.''

Werner percaya bahwa umat Nabi Luth dihancurkan melalui sebuah gempa bumi yang sangat hebat. Berkaitan dengan hal ini, Werner Keller menulis: ''Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur lama sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Yordania dekat Bashan masih terdapat kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati; bentangan lava yang luas dan lapisan basal yang dalam yang telah terdeposit pada permukaan batu kapur.''

Perihal meteor pernah juga disampaikan para Para arkeolog dari Trinity Southwest University, sebuah lembaga pendidikan tinggi Kristen di Albuquerque, New Mexico, AS. Seperti dilaporkan dari Sputniknews pada 23 November 2018, mereka mengklaim peradaban di wilayah Laut Mati hancur 3.700 tahun yang lalu setelah dihantam meteor.

Selama pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research di Denver, Colorado, peneliti Phillip Silvia melaporkan temuan awal dari penggalian mereka di daerah tersebut, yang oleh beberapa ilmuwan dianggap sebagai rumah bagi kota-kota yang disebut dalam Alkitab dan Al-Quran sebagai Sodom dan Gomora.

Hasilnya menunjukkan bahwa kota-kota dan pemukiman di wilayah Ghor Tengah di Lembah Yordan, di mana sekitar 65.000 orang tinggal semasa waktu tersebut, binasa akibat gelombang panas yang membawa angin dan partikel kecil.

Gelombang ledakan juga memicu terciptanya air asin di Laut Mati. Menurut para peneliti, ledakan tersebut tidak hanya menghapus seluruh kehidupan kota-kota Zaman Perunggu Tengah tersebut, tetapi juga lahan yang dulunya subur.

Menurut para ilmuwan, ledakan meteor menyebabkan bencana yang menyapu bersih kawasan itu, termasuk kota kuno Tall el-Hammam, tempat para peneliti melakukan penggalian selama bertahun-tahun.

Penanggalan radiokarbon dilaporkan mengungkapkan bahwa dinding bata-lumpur tiba-tiba menghilang di kota Ghor Tengah, karena hanya fondasi batu yang tersisa.

Permukaan tembikar yang ditemukan di situs itu meleleh menjadi kaca, yang mungkin merupakan hasil dari suhu ekstrem. Setelah dugaan ledakan meteor, orang-orang dipastikan tidak mau kembali ke wilayah Laut Mati tersebut selama 600-700 tahun.

Hal yang menakutkan adalah peneliti meyakini hampir pasti ini bukan kali terakhir kota di dunia mengalami nasib yang hancur akibat asteroid. Kekhawatiran ini diperkuat dengan data pada September 2021, ada lebih dari 26.000 asteroid dekat Bumi yang diketahui dan seratus komet dekat Bumi periode pendek.

Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila Berbuka Puasa, beliau mengucapkan:  DZAHABAZH ZHAMAA'U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATIL AJRU IN SYAA-ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah).

(HR. Sunan Abu Dawud No. 2010)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More