Kimia Kebahagiaan Al-Ghazali: Pemeriksaan Diri dan Zikir Kepada Allah (1)
Jum'at, 12 Juni 2020 - 08:58 WIB
Itulah tujuan pemeriksaan diri, dan Nabi SAW telah berkata, "Kebahagiaan itu bagi orang yang sekarang mengerjakan amal-amal yang akan memberikan keuntungan baginya setelah mati."
Sekarang sampailah kita pada zikrullah yang berarti ingatnya seseorang bahwa Allah mengamati seluruh tindakan dan pikirannya. Orang-orang hanya melihat penampilan luar, sementara Allah melihat keduanya; yang di luar maupun yang di dalam diri manusia.
.
Orang yang benar-benar mempercayai hal ini akan mampu mendisiplinkan wujud-luar maupun wujud-dalamnya. Jika ia menyangkal hal ini, maka ia adalah seorang kafir; dan jika sementara mempercayainya dia bertindak bertentangan dengan kepercayaannya itu, maka dia telah melakukan kesalahan berupa bersikap angkuh yang paling parah.
Suatu hari seorang Habsy datang kepada Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah melakukan banyak dosa. Mungkinkah tobat saya bisa diterima?" Nabi menjawab, "Ya."
Kemudian sang Habsy berkata, "Wahai Rasulullah, setiap saya melakukan dosa, adakah Tuhan benar-benar melihatnya?" "Ya," jawab beliau.
Sang Habsy pun melontarkan pekikan dan kemudian jatuh tak sadar. Sebelum seseorang benar-benar yakin akan kenyataan bahwa ia selalu berada di dalam pengamatan Allah, tidak mungkin ia bertindak di jalan yang benar.
a Menawar
Seorang Syaikh suatu kali mempunyai seorang murid yang ia sayangi lebih dari yang lain, sehingga membangkitkan rasa iri mereka. Suatu hari sang Syaikh memberi masing-masing muridnya seekor unggas dan memerintahkan mereka untuk pergi dan membunuhnya di suatu tempat yang tak ada yang bisa melihat.
Sesuai dengan itu, setiap muridnya membunuh unggasnya di tempat yang tersembunyi dan membawanya kembali, kecuali murid Syaikh yang paling disayanginya itu. Ia membawa kembali unggas itu dalam keadaan hidup seraya berkata, "Saya tak bisa menemukan tempat seperti itu, karena Allah selalu melihatku di mana-mana."
Sang Syaikh pun berkata kepada muridnya yang lain, "Sekarang kamu tahu tingkatan anak muda ini. Ia telah mencapai tingkat selalu mengingati Allah."
Ketika Zulaikha menggoda Yusuf, ia menutupkan kain ke atas wajah berhala yang biasa disembahnya. Yusuf berkata kepadanya, "Wahai Zulaikha, engkau malu di hadapan seonggokan batu, maka tidakkah aku mesti malu di hadapan Dia yang menciptakan tujuh langit dan bumi."
Satu kali seseorang datang kepada Wali Junaid dan berkata, "Saya tidak bisa menahan pandangan mata saya dari melihat hal-hal yang menggairahkan. Apa yang mesti saya perbuat?"
Jawab Junaid, "Dengan mengingat bahwa Allah melihatmu jauh lebih jelas daripada kamu melihat orang lain." Di dalam hadis qudsi tertulis bahwa Allah berfirman, "surga itu bagi orang-orang yang sempat berkeinginan untuk mengerjakan dosa tapi kemudian ingat bahwa mataKu ada di atas mereka dan kemudian mereka menahan diri."
Abdullah bin Dinar meriwayatkan, bahwa suatu kali ia berjalan bersama Khalifah Umar di dekat Makkah ketika bertemu seorang anak laki-laki penggembala sedang menggembalakan sekawanan domba.
Umar berkata kepadanya, "Juallah seekor domba padaku." Anak laki-laki itu menjawab, "Domba-domba ini bukan milikku, tapi milik tuanku."
Sekarang sampailah kita pada zikrullah yang berarti ingatnya seseorang bahwa Allah mengamati seluruh tindakan dan pikirannya. Orang-orang hanya melihat penampilan luar, sementara Allah melihat keduanya; yang di luar maupun yang di dalam diri manusia.
.
Orang yang benar-benar mempercayai hal ini akan mampu mendisiplinkan wujud-luar maupun wujud-dalamnya. Jika ia menyangkal hal ini, maka ia adalah seorang kafir; dan jika sementara mempercayainya dia bertindak bertentangan dengan kepercayaannya itu, maka dia telah melakukan kesalahan berupa bersikap angkuh yang paling parah.
Suatu hari seorang Habsy datang kepada Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah melakukan banyak dosa. Mungkinkah tobat saya bisa diterima?" Nabi menjawab, "Ya."
Kemudian sang Habsy berkata, "Wahai Rasulullah, setiap saya melakukan dosa, adakah Tuhan benar-benar melihatnya?" "Ya," jawab beliau.
Sang Habsy pun melontarkan pekikan dan kemudian jatuh tak sadar. Sebelum seseorang benar-benar yakin akan kenyataan bahwa ia selalu berada di dalam pengamatan Allah, tidak mungkin ia bertindak di jalan yang benar.
a Menawar
Seorang Syaikh suatu kali mempunyai seorang murid yang ia sayangi lebih dari yang lain, sehingga membangkitkan rasa iri mereka. Suatu hari sang Syaikh memberi masing-masing muridnya seekor unggas dan memerintahkan mereka untuk pergi dan membunuhnya di suatu tempat yang tak ada yang bisa melihat.
Sesuai dengan itu, setiap muridnya membunuh unggasnya di tempat yang tersembunyi dan membawanya kembali, kecuali murid Syaikh yang paling disayanginya itu. Ia membawa kembali unggas itu dalam keadaan hidup seraya berkata, "Saya tak bisa menemukan tempat seperti itu, karena Allah selalu melihatku di mana-mana."
Sang Syaikh pun berkata kepada muridnya yang lain, "Sekarang kamu tahu tingkatan anak muda ini. Ia telah mencapai tingkat selalu mengingati Allah."
Ketika Zulaikha menggoda Yusuf, ia menutupkan kain ke atas wajah berhala yang biasa disembahnya. Yusuf berkata kepadanya, "Wahai Zulaikha, engkau malu di hadapan seonggokan batu, maka tidakkah aku mesti malu di hadapan Dia yang menciptakan tujuh langit dan bumi."
Satu kali seseorang datang kepada Wali Junaid dan berkata, "Saya tidak bisa menahan pandangan mata saya dari melihat hal-hal yang menggairahkan. Apa yang mesti saya perbuat?"
Jawab Junaid, "Dengan mengingat bahwa Allah melihatmu jauh lebih jelas daripada kamu melihat orang lain." Di dalam hadis qudsi tertulis bahwa Allah berfirman, "surga itu bagi orang-orang yang sempat berkeinginan untuk mengerjakan dosa tapi kemudian ingat bahwa mataKu ada di atas mereka dan kemudian mereka menahan diri."
Abdullah bin Dinar meriwayatkan, bahwa suatu kali ia berjalan bersama Khalifah Umar di dekat Makkah ketika bertemu seorang anak laki-laki penggembala sedang menggembalakan sekawanan domba.
Umar berkata kepadanya, "Juallah seekor domba padaku." Anak laki-laki itu menjawab, "Domba-domba ini bukan milikku, tapi milik tuanku."