Kisah Yazid bin Muawiyah, Putra Mahkota Pertama dalam Sejarah Kaum Muslimin

Kamis, 17 Februari 2022 - 18:40 WIB
Belum puas dengan apa yang sudah dilakukannya, salah seorang berhati batu dari pasukan Umar bin Saad yang bernama Syamir bin Zil-Jausyan, mendatangi jasad yang sudah tidak berdaya itu lalu memenggal kepala Husein bin Ali dan menancapkannya di ujung tombak.

Ali Audah dalam buku berjudul "Ali bin Abi Thalib; Sampai kepada Hasan dan Husain" memaparkan perbuatan ini kemudian disambut sorak sorai oleh pasukan Umar bin Sa’ad. Mereka lalu berhamburan ke jasad-jasad yang lain dan ikut memenggal pula kepala-kepala dari jasad keluarga Nabi SAW lainnya.

Belum puas sampai di sana, pasukan Umar bin Sa’ad ini menjarah juga atribut yang menempel pada jasad Al Husein. Tak lupa mereka juga berhamburan ke kemah yang didiami oleh para wanita dari keluarga Nabi Saw. Pasukan ini menjarah harta mereka, menawan mereka, dan memperlakukan wanita dari keturunan Rasulullah SAW layaknya budak.

Hanya satu laki-laki yang tersisa dalam pembantaian ini, yaitu Ali bin Husein yang ketika itu sedang mengalami sakit keras. Menurut Akbar Shah Najeebabadi, ketika Syamir melihat Ali bin Husein, iapun sebenarnya ingin membunuhnya. Namun Umar bin Saad melarangnya. Ali bin Husein akhirnya dirantai, dan dipaksa berjalan hingga ke Kufah bersama para wanita dan kepala-kepala yang ditancapkan di ujung tombak para prajurit Umar bin Sa’ad.

Ath-Thabari melaporkan ada sebanyak 70 kepala yang akhirnya dibawa oleh pasukan Umar bin Saad ini.

Menurut Ali Audah, pada peristiwa Karbala ini, personil Husein bin Ali hanya terdiri dari 72 orang, 32 orang pasukan berkuda dan 40 pejalan kaki. Ini artinya hampir segenap personil laki-laki yang dibawa oleh Al Husein ludes tak bersisa. Adapun jumlah pasukan yang dibawa oleh Umar bin Sa’ad atas perintah Ubaidillah bin Ziyad sebanyak 4000 orang.

Bila melihat dari nama-nama korban yang disebutkan oleh Thabari, hampir setengahnya dari korban-korban ini adalah sanak keluarga Al Husein sendiri. Dengan kata lain bisa anggap, bahwa yang dibawa Al Husein ini memang bukan sebuah pasukan tempur. Sehingga peristiwa yang terjadi di Karbala lebih layak disebut sebagai genosida terhadap keturunan Nabi SAW daripada sebuah pertempuran.

Dengan penuh kebanggaan pasukan Umar bin Sa’ad memasuki Kufah dengan ekspresi seperti orang baru memenangkan sebuah perang. Melihat iring-iringan yang ganjil ini, sontak terjadi hysteria di seluruh kota. Orang-orang menangis dan mengutuk perbuatan pasukan ini. Bagimanapun penduduk Kufah adalah pendukung Ali bin Abi Thalib. Mereka sangat mengenali kepala-kepala yang tertancap diujung tombak itu, terlebih kepala Husein bin Ali. Perasaan menyesal, horror dan kebencian menyelimuti banyak orang di antara mereka. Hanya satu orang yang puas menyaksikan peristiwa tersebut yaitu Ubaidillah bin Ziyad.

Setelah mendengar laporan tentang keberhasilan mereka, Ibn Ziyad memerintahkan anak buahnya mengarak kepala-kepala tersebut dan tawanan semuanya ke Damaskus untuk dipamerkan di hadapan Yazid. Sepanjang perjalanan sejauh ribuan kilometer dari Kufah ke Damaskus, pasukan ini mendapat sambutan dan juga cemooh dari wilayah-wilayah yang mereka singgahi.

(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More