Ini Si Pemalu yang Dicintai Allah Ta'ala

Senin, 15 Juni 2020 - 05:00 WIB
Seorang ahli hikmah pernah ditanya tentang orang fasik. Beliau menjawab, “Yaitu orang yang tidak menjaga pandangannya, suka mengintip aurat tetangganya dari balik pintu rumahnya.”



Orang yang punya rasa malu kepada manusia tidak akan berani melakukan dosa di hadapan orang lain. Jangankan dosa, melakukan kebiasaan jeleknya saja dia malu jika ada orang yang melihatnya.

Termasuk bagian dari malu kepada manusia adalah mengutamakan orang yang lebih mulia darinya. Menghargai ulama dan orang saleh. Memuliakan orangtua dan gurunya. Merendahkan diri di hadapan mereka.

Orang yang masih punya rasa malu kepada orang lain akan dihargai dan disegani. Masyarakat mau mendengarkan pendapat dan nasihatnya.

Ketiga, malu kepada diri sendiri. Ketika orang punya malu kepada dirinya sendiri, dia tidak akan melakukan perbuatan dosa ketika sendirian. Ia malu jika ada orang yang melihat perbuatannya.

ahi Munkar

Maka adalah dengan sifat iffah (menahan diri dari yang dilarang) dan menjaga diri dalam kesendirian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( الحياء لا يأتي إلا بخير ))

‘Sifat malu tidak datang kecuali dengan kebaikan.”

Dan beliau juga bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( الحياء خير كله )) . أو قال: ((الحياء كله خير ))

“Sifat malu adalah baik semuanya, atau beliau bersabda: semuanya adalah baik.” Maksudnya bahwa ia adalah sebab untuk menarik kebaikan kepadanya.

Dan beliau bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((ما كان الحياء في شيء إلا زانه))

“Tidak ada sikap malu pada sesuatu kecuali menghiasinya. ’’Sabdanya ‘pada sesuatu” merupakan mubalaghah, maksudnya jikalau sikap malu ada pada benda padat niscaya menghiasinya, maka bagaimana dengan manusia?

Dalam kalimat hikmah dikatakan, “Siapa yang melakukan perbuatan ketika sendirian yang ia malu melakukannya saat dilihat orang, maka ia tidak berhak mendapatkan kemulian.” Kalimat hikmah yang lain mengatakan, “Hendaknya malu kepada diri sendiri lebih besar dibanding malu kepada orang lain.”

Rasulullah SAW adalah figur yang sempurna dalam akhlak malu. Beliau tidak pernah menjulurkan kakinya ketika sedang duduk bersama sahabatnya. Pada suatu hari beliau lewat dan berpapasan dengan orang yang sedang mandi. Lalu beliau bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah maha hidup, maha lembut, dan maha menutupi. Allah cinta pada rasa malu dan menutup diri. Jika kalian mandi maka lindungilah diri kalian dari pandangan orang.”

.

Aisyah RA adalah putri yang sangat pemalu dan menjaga kehormatan dirinya. Suatu saat beliau pernah bercerita, “Ketika aku masuk ke rumahku yang di dalamnya terdapat makam Rasulullah (suamiku) dan ayahku Abu Bakar , aku menampakkan sebagian auratku, dalam hati aku berkata, “Sesungguhnya aku sedang berada di kuburan suamiku dan ayahku.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:  Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik.  Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.  Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan),  dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 350)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More