Kisah Imam Al-Ghazali Mendapat Pencerahan Spritual dari Tukang Sol Sepatu

Selasa, 29 Maret 2022 - 15:33 WIB
Imam Al-Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu. Namun Syekh itu berkata: "Bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu."

Imam Al-Ghazali lalu bersiap membersihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu Syekh berkata: "Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu." Imam Al-Ghazali menuruti perintah Syekh Al Khurazy dengan tulus dan ridha.

Namun, ketika Imam Al-Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syekh tersebut, Syekh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang.

Ada riwayat lain, sang guru memerintahkan Imam al-Ghazali menyapu di pasar tanpa menanggalkan baju kebesaran keulamaannya. Imam al-Ghazali secara ikhlas melaksanakan perintah gurunya itu agar dapat mengikis perasaan tinggi "memiliki perasaan berilmu".

Atas kemampuan Imam Al-Ghazali mengikis serta membuang jauh-jauh sifat ketinggian itulah, lantas kemudian Allah pancarkan di dalam hatinya, Nur Makrifatullah. Allah Swt telah memberikan Ilmu Laduni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.

Demikian setelah Imam Al-Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dalam beberapa kasus terbukanya pintu kewalian dalam beberapa kisah Manaqib Al-Awliya ada diantara mereka yang justru memperoleh pengalaman rohani Makrifatullah setelah berjumpa dan berguru dengan orang-orang yang nampak "Ummi", namun mereka memiliki kebersihan hati dan jiwa.

Pesannya bagi kita orang awam yang tidak memahami rahasia-rahasia jalan kewalian, memang ada baiknya tidak perlu ikut-ikutan terjebak pada ikhtilaf dan syubhat (samar kebenarannya) serta perdebatan diantara para ulama dalam menghukumnya suatu perkara yang mereka pakarnya di bidang itu.

Dan keluhuran sikap orang-orang berilmu menyikapi berbagai fitnah dan persoalan dalam agama ini, bukan dengan bully, makian dan caci maki, apalagi dengan terus mencari-cari kesalahan orang yang tidak sepaham dan sealiran dengannya.

Memang bagi kita, tidak ada salahnya jika bersikap arif dan bijaksana untuk tidak mudah berburuk sangka selama mereka tidak melakukan pelanggaran syariat, sembari memohon ditunjukkan kebenaran agar kita tidak terjerumus pada sikap yang justru memusuhi para wali Allah itu sendiri.

Allahu A'lam

(rhs)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?  Para sahabat menjawab: Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.

(HR. Muslim No. 4678)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More