Kisah Menyentuh Rabi'ah ar-Ra'yi, 30 Tahun Ditinggal Jihad sang Ayah

Senin, 11 April 2022 - 17:27 WIB
Ummu ar-Rabi’ah pura-pura sibuk dan tidak menjawabnya, suaminya mengulangi pertanyaannya, “Lekaslah, mana uang itu? Bawalah kemari agar bisa disatukan dengan hasil yang kubawa.”

Dia berkata, “Aku letakkan uang tersebut di tempat yang semestinya dan akan kuambil beberapa hari lagi insyaAllah…"

Pembicaraan antara keduanya terputus lantaran terdengar suara azan. Farrukh bergegas mengambil air wudlu lalu menuju ke pintu sambil bertanya, “Mana ar-Rabi’ah?”

Istrinya menjawab, “Dia sudah lebih dahulu berangkat ke masjid. Saya kira engkau akan tertinggal sholat berjamaah.”

Sampailah Farrukh di masjid, beliau mendapati imam sudah menyelesaikan sholatnya. Dia pun segera sholat, kemudian menuju ke makam Rasulullah SAW dan mengucap shalawat atasnya, setelah itu mengambil tempat di Raudhah Muthahharah (tempat antara makam nabi dengan mimbarnya). Betapa rindunya beliau untuk sholat. Maka beliau memilih tempat untuk salat sunah kemudian beliau berdoa sekehendaknya.



Ketika beliau berhasrat untuk pulang, dilihatnya ruangan masjid sudah padat dengan orang yang hendak belajar, pemandangan yang belum ia saksikan sebelumnya. Mereka duduk melingkari syaikh majelis ilmu tersebut sampai tak ada lagi tempat kosong untuk berjalan. Dia mengamati, ternyata orang-orang yang hadir itu ada yang telah lanjut usia, orang-orang yang terlihat berwibawa nampak sebagai orang terhormat, juga para pemuda.

Mereka semua duduk menghamparkan lututnya, masing-masing memegang buku dan pena untuk mencatat semua uraian syaikh itu, kemudian dihafalkan. Semua mengarahkan pandangan kepada syaikh majelis. Dengan tekun mereka mendengarkan dan mencatat hingga seolah-olah kepala mereka seperti ada burung yang bertengger. Para mubaligh mengulangi kata demi kata dari syaikh itu, agar tidak ada seorang pun yang keliru mendengarnya mengingat jaraknya yang cukup jauh.

Farrukh berusaha melihat wajah syaikh yang luar biasa itu tetapi nihil, karena orang-orang terlalu padat dan jaraknya yang cukup jauh. Dia kagum dengan segala perkataan syaikh itu, juga pada ingatannya yang tajam dan ilmunya yang luas, juga antusias hadirin yang untuk mendengarkannya.

Beberapa waktu kemudian majelis itupun usai. Syaikh berdiri dari tempatnya, sementara orang-orang langsung berkerumun dan mengiringkannya hingga keluar masjid.

Farrukh yang belum beranjak dari tempatnya bertanya kepada fulan yang di sebelahnya,

Farrukh: “Siapakah syaikh yang baru saja berceramah?”

Fulan: “Apakah Anda bukan penduduk Madinah?”

Farrukh: “Saya penduduk sini.”

Fulan: “Masih adakah di Madinah ini orang yang tak mengenal syaikh yang memberikan ceramah itu?”

Farrukh: “Maaf, saya benar-benar tidak tahu karena sudah sejak 30 tahun lalu saya meninggalkan kota ini dan baru kemarin saya kembali.”

Fulan: “Tidak apa, duduklah sejenak, akan saya jelaskan. Syaikh yang Anda dengarkan ceramahnya tadi adalah seorang tokoh ulama tabi’in, termasuk di antara ulama yang terpandang, dialah ahli hadis di Madinah, fuqaha, dan imam kami meski usianya masih sangat muda.”

Farrukh: “Masya Allah… laa quwwata illa billah.” (tidak ada kekuatan kecuali dari Allah).

Fulan: “Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Abu Hanifah an-Nu’man, Yahya bin Sa’id al-Anshari, Sufyan ats-Tsauri, Abdurrahman bin Amru al-Auza’i, Laits bin Sa’id dan lain-lain.”

Farrukh: “Tetapi Anda belum…”
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوۡبَنَا بَعۡدَ اِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ رَحۡمَةً ‌ ۚ اِنَّكَ اَنۡتَ الۡوَهَّابُ
Mereka berdoa, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

(QS. Ali 'Imran Ayat 8)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More