Dituduh Menyimpang karena Tidak Menikah dan Menolak Makan Daging
Senin, 22 Juni 2020 - 11:35 WIB
Mereka bertanya: “Siapakah Anda, semoga Allah memuliakan Anda!”
Orang itu menjawab: “Demi Allah, aku tidak akan memberitahukannya karena kalian nanti akan memujiku, tidak pula aku ceritakan kepada selain kalian karena mereka akan menyanjungku. Akan tetapi aku memuji Allah Ta’ala dan mengharap pahala-Nya.”
Kemudian ia meninggalkan mereka dan pergi. Mereka menyuruh seseorang untuk mengikuti laki-laki tersebut guna memberitahukan kepada mereka siapa sebenarnya laki-laki misterius tersebut. Utusan tersebut terus membuntuti di belakangnya tanpa sepengetahuan beliau hingga sampai kepada pana sahabatnya. Utusan tersebut bertanya kepada mereka perihal laki-laki itu, lalu mereka menjawab: “Apakah Anda belum tahu siapa laki-laki itu? Dialah ahli zuhudnya orang Bashrah. . .Amir bin Abdillah At-Tamimi.”
Meski demikian gemilangnya perjalanan hidup Amir bin Abdillah namun beliau tidak terhindar pula dan hasutan dan gangguan manusia. Beliau menghadapi risiko seperti yang biasa dialami oleh orang yang lantang menyuarakan kebenaran, mencegah kemungkaran dan berusaha untuk menghilangkannya.
Peristiwa yang melatarbelakangi beliau mendapatkan hasutan tersebut bermula ketika beliau melihat salah seorang anak buah dan kepala polisi Bashrah sedang memegang leher seorang ahli dzimmah dan menariknya. Sementara orang dzimmi tersebut berteriak meminta tolong kepada manusia: “Tolonglah aku semoga Allah menolong kalian! Tolonglah ahli dzimmah (yang dilindungi) Nabi kalian wahai kaum muslimin!”
Maka Amir bin Abdillah menghampininya dan bertanya: “Kamu sudah menunaikan jizyah yang menjadi kewajibanmu?”
Ahli dzimmah itu menjawab: Ya, aku sudah menunaikannya.”
Amir menoleh kepada orang yang memegang leher ahli dzimmah tersebut dan bertanya: “Apa yang Anda inginkan darinya?
Dia menjawab: “Aku ingin dia pergi bersamaku untuk membersihkan kebun milik kepala polisi.”
Amir bertanya kepada si dzimmi: “Anda berhasrat untuk kerja di tempat tesebut?”
Si dzimmi menjawab: “Tidak, karena tugas itu akan memeras tenagaku dan aku tidak bisa mencari makan untuk keluargaku!”
Lalu Amir menoleh lagi kepada laki-laki yang memegang leher dzimmi tersebut: “Lepaskan dia!”
Ia menjawab: “Aku tidak akan melepaskannya.”
Maka tidak ada pilihan bagi Amir selain menyelamatkan orang dzimmi tersebut sembari berkata: “Demi Allah, tidak boleh perjanjian orang dzinimi (untuk dilindungi) dengan Nabi Muhammad dibatalkan selagi saya masih hidup.”
Kemudian berkumpullah manusia dan turut membantu Amir mengalahkan polisi itu dan akhirnya selamatlah orang dzimmi tersebut. Sebagai pelampiasannya teman-teman petugas polisi tersebut menuduh Amir sebaai orang yang tidak taat pemerintah dan keluar dan ahlus sunnah wal jama’ah.
Mereka berkata: “Dia tidak mau menikah dengan wanita, tidak mau makan daging hewan dan susunya. Tidak mau menghadiri pertemuan yang diadakan pemerintah..” Dan mereka mengadukan persoalan tersebut kepada amirul mukminin Utsman bin Affan.
Lihat Juga :