Pintu Taubat bagi Orang Kafir dan Musyrik Masih Terbuka
Selasa, 17 Mei 2022 - 17:35 WIB
"Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka?Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya ialah: Bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) la'nat para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS. Ali Imran : 86-89.)
Taubat Bisa Sia-Sia
Namun, taubat pun bisa jadi sia-sia semata apabila manusia melakukan suatu tindakan yang merugikan.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 90 berbunyi:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir setelah keimanan mereka, lantas bertambah dalam kekafiran, maka taubat mereka tidak akan pernah diterima. Dan mereka itulah (orang-orang) yang tersesat,".
Dalam kitab "Tafsir Nurul Qur’an" karya Allamah Kamal Faqih Imani dijelaskan, beberapa ahli tafsir telah menyatakan bahwa ayat tersebut diwahyukan mengenai sekelompok Ahli Kitab yang telah beriman kepada Allah. Namun setelah Rasulullah SAW diberi tugas kenabian, mereka (kaum kafir) mengingkarinya.
Sesungguhnya Allah membuka jalan bagi mereka yang hendak bertaubat. Bertaubat berarti memperbaiki diri dari arah yang buruk ke jalan yang baik, maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya. Maka setelah bertobat, sudah selayaknya hamba tersebut membarui keimanannya melalui suatu cara yang dapat menghapuskan kerusakan itu.
Sedangkan mereka yang tidak diterima taubatnya adalah mereka yang bersifat ekstrinsik. Mereka menyaksikan para penganjur kebenaran, sehingga dengan terpaksa menungkapkan penyesalan dan taubat mereka. Sehingga, taubat yang jenis ini tidak diterima dan sia-sia.
Sebab, mereka akan kembali kepada jalan keburukan, dan enggan mengubah dirinya sebagaimana niat suci dalam sikap taubat itu sendiri. Dengan kata lain, Allah menolak taubat tersebut. Wallahu a'lam.
Taubat Bisa Sia-Sia
Namun, taubat pun bisa jadi sia-sia semata apabila manusia melakukan suatu tindakan yang merugikan.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 90 berbunyi:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir setelah keimanan mereka, lantas bertambah dalam kekafiran, maka taubat mereka tidak akan pernah diterima. Dan mereka itulah (orang-orang) yang tersesat,".
Dalam kitab "Tafsir Nurul Qur’an" karya Allamah Kamal Faqih Imani dijelaskan, beberapa ahli tafsir telah menyatakan bahwa ayat tersebut diwahyukan mengenai sekelompok Ahli Kitab yang telah beriman kepada Allah. Namun setelah Rasulullah SAW diberi tugas kenabian, mereka (kaum kafir) mengingkarinya.
Sesungguhnya Allah membuka jalan bagi mereka yang hendak bertaubat. Bertaubat berarti memperbaiki diri dari arah yang buruk ke jalan yang baik, maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya. Maka setelah bertobat, sudah selayaknya hamba tersebut membarui keimanannya melalui suatu cara yang dapat menghapuskan kerusakan itu.
Sedangkan mereka yang tidak diterima taubatnya adalah mereka yang bersifat ekstrinsik. Mereka menyaksikan para penganjur kebenaran, sehingga dengan terpaksa menungkapkan penyesalan dan taubat mereka. Sehingga, taubat yang jenis ini tidak diterima dan sia-sia.
Sebab, mereka akan kembali kepada jalan keburukan, dan enggan mengubah dirinya sebagaimana niat suci dalam sikap taubat itu sendiri. Dengan kata lain, Allah menolak taubat tersebut. Wallahu a'lam.
Baca Juga
(mhy)