Kisah Khalifah Al-Mahdi Membangun Konspirasi Penggulingan Putra Mahkota Isa Bin Musa
Rabu, 18 Mei 2022 - 17:42 WIB
Al-Mahdi yang mengetahui hal ini, sebenarnya tidak menyetujui perbuatan mereka. Tapi dia diam saja, dan tidak menghalangi perbuatan mereka pada Isa bin Musa. Hal ini membuat kelompok-kelompok tersebut kian berani mengintensifkan serangannya pada Isa bin Musa. Kondisi ini dibiarkan terjadi selama beberapa hari. Hingga akhirnya, tokoh-tokoh senior Bani Abbas menyarankan agar mereka yang bertikai membawa masalah ini ke hadapan khalifah. Maka digelarlah pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut, para pimpinan kelompok terus menunjukkan permusuhannya pada Isa bin Musa dan menolak untuk mengakuinya sebagai putra mahkota. Melihat situasi ini, Al-Mahdi menilai bahwa mereka harus diberikan jalan keluar.
Lalu dia mengusulkan, untuk mengganti Isa bin Musa dari posisi putra mahkota dan menawarkan putranya yang bernama Musa sebagai putra mahkota. Usulan khalifah ini ternyata langsung disetujui oleh majelis tersebut, kecuali Isa bin Musa yang baru menyadari tentang drama yang berlangsung ini. Tapi dia sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa.
Al-Mahdi kemudian meminta pendapat Isa bin Musa mengenai kesepakatan ini. Isa lagi-lagi terpojok. Dia tidak bisa memilih. Dalam situasi ini, dia hanya bisa memberikan usulan sederhana, bahwa di belakangnya, ada sejumlah orang dan kelompok yang sudah mengangkat sumpah setia padanya. Dia meminta agar khalifah memberi solusi untuk mengatasi kekecewaan mereka.
Al-Mahdi lalu mengirimkan sejumlah ulama dan ahli hukum untuk memutuskan masalah ini. Setelah memikirkan beberapa waktu, akhirnya mereka menyetujui keinginan Isa bin Musa. Al-Mahdi pun akhinya memutuskan untuk membeli sumpah dari Isa bin Musa seharga 10.000.000 Dirham, ditambah sebuah pemukiman untuknya di wilayah Zab dan Kaskar. Dan harga ini pun disetujui oleh Isa bin Musa.
Demikianlah, proses penggulingan putra mahkota ini berlangsung demikian tertib dan alamiah. Beberapa hari kemudian, Al-Mahdi menggelar acara khusus untuk serah terima posisi putra mahkota ini. Dia ingin agar semua orang mendengar keputusan penting ini. Karena ini menyangkut legitimasi kepemimpinan setelah dirinya. Maka dipanggil lah semua tokoh terkemuka di masanya, termasuk pejabat dan para jenderal Abbasiyah.
Mereka semua dikumpulkan untuk mendengarkan pengunduran diri Isa bin Musa, lalu dilanjutkan dengan penobatan Musa bin Al-Mahdi sebagai putra mahkota. Mereka semua pun secara aklamasi bersumpah setia pada Musa bin Al-Mahdi.
Dalam pertemuan tersebut, para pimpinan kelompok terus menunjukkan permusuhannya pada Isa bin Musa dan menolak untuk mengakuinya sebagai putra mahkota. Melihat situasi ini, Al-Mahdi menilai bahwa mereka harus diberikan jalan keluar.
Lalu dia mengusulkan, untuk mengganti Isa bin Musa dari posisi putra mahkota dan menawarkan putranya yang bernama Musa sebagai putra mahkota. Usulan khalifah ini ternyata langsung disetujui oleh majelis tersebut, kecuali Isa bin Musa yang baru menyadari tentang drama yang berlangsung ini. Tapi dia sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa.
Al-Mahdi kemudian meminta pendapat Isa bin Musa mengenai kesepakatan ini. Isa lagi-lagi terpojok. Dia tidak bisa memilih. Dalam situasi ini, dia hanya bisa memberikan usulan sederhana, bahwa di belakangnya, ada sejumlah orang dan kelompok yang sudah mengangkat sumpah setia padanya. Dia meminta agar khalifah memberi solusi untuk mengatasi kekecewaan mereka.
Al-Mahdi lalu mengirimkan sejumlah ulama dan ahli hukum untuk memutuskan masalah ini. Setelah memikirkan beberapa waktu, akhirnya mereka menyetujui keinginan Isa bin Musa. Al-Mahdi pun akhinya memutuskan untuk membeli sumpah dari Isa bin Musa seharga 10.000.000 Dirham, ditambah sebuah pemukiman untuknya di wilayah Zab dan Kaskar. Dan harga ini pun disetujui oleh Isa bin Musa.
Demikianlah, proses penggulingan putra mahkota ini berlangsung demikian tertib dan alamiah. Beberapa hari kemudian, Al-Mahdi menggelar acara khusus untuk serah terima posisi putra mahkota ini. Dia ingin agar semua orang mendengar keputusan penting ini. Karena ini menyangkut legitimasi kepemimpinan setelah dirinya. Maka dipanggil lah semua tokoh terkemuka di masanya, termasuk pejabat dan para jenderal Abbasiyah.
Mereka semua dikumpulkan untuk mendengarkan pengunduran diri Isa bin Musa, lalu dilanjutkan dengan penobatan Musa bin Al-Mahdi sebagai putra mahkota. Mereka semua pun secara aklamasi bersumpah setia pada Musa bin Al-Mahdi.
(mhy)