Kecantikan yang Membuat Muslimah Disayang Allah
Senin, 22 Juni 2020 - 20:28 WIB
إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR. Ahmad)
Hati yang bersih adalah hati yang bersih dan selamat dari kesyirikan. Baik syirik kecil ataupun syirik besar. Bersih dan selamat dari bid’ah dan syubhat. Yang memunculkan keraguan terhadap agama. Hati yang bersih dan selamat adalah hati yang selamat dari syahwat yang haram yang dapat menghantarkan seseorang kepada perbuatan keji dan mungkar.
Tawadhu'
Muslimah juga perlu menjaga hati agar tawadhu ’, yakni hati yang selamat dari riya’, sombong, dan hasad. Ia adalah hati yang ikhlas, memperuntukkan ibadah hanya kepada Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Orang yang demikian adalah orang yang paling berbahagia. Dadanya paling lapang. Sangat dekat kepada Allah Ta'ala dan jauh dari maksiat kepada Allah.
Allah melihat bagaimana ibadah seorang hamba. Apakah ibadah tersebut ibadah yang ikhlas karena Allah? Apakah ibadah itu sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tata cara penunaiannya? Jika tidak sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penunaiannya, maka amalan tersebut tertolak. Tidak pandang betapa banyak amalannya. (Baca juga : Inilah 'Mandi Wajib' yang Harus Dilakukan Muslimah )
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).
Dijelaskan juga olehRasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, (maka) baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila segumpal daging tersebut buruk, (maka) buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Wallahu A'lam
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR. Ahmad)
Hati yang bersih adalah hati yang bersih dan selamat dari kesyirikan. Baik syirik kecil ataupun syirik besar. Bersih dan selamat dari bid’ah dan syubhat. Yang memunculkan keraguan terhadap agama. Hati yang bersih dan selamat adalah hati yang selamat dari syahwat yang haram yang dapat menghantarkan seseorang kepada perbuatan keji dan mungkar.
Tawadhu'
Muslimah juga perlu menjaga hati agar tawadhu ’, yakni hati yang selamat dari riya’, sombong, dan hasad. Ia adalah hati yang ikhlas, memperuntukkan ibadah hanya kepada Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Orang yang demikian adalah orang yang paling berbahagia. Dadanya paling lapang. Sangat dekat kepada Allah Ta'ala dan jauh dari maksiat kepada Allah.
Allah melihat bagaimana ibadah seorang hamba. Apakah ibadah tersebut ibadah yang ikhlas karena Allah? Apakah ibadah itu sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tata cara penunaiannya? Jika tidak sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penunaiannya, maka amalan tersebut tertolak. Tidak pandang betapa banyak amalannya. (Baca juga : Inilah 'Mandi Wajib' yang Harus Dilakukan Muslimah )
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).
Dijelaskan juga olehRasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, (maka) baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila segumpal daging tersebut buruk, (maka) buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Wallahu A'lam
(wid)