Kisah Siti Hajar Berlari Bolak-balik dari Shafa sampai Marwah Hingga 7 Kali
Rabu, 22 Juni 2022 - 05:15 WIB
Kisah Siti Hajar berlari bolak-balik dari Shafa ke Marwah hingga 7 kali dan tangis Ismail yang kelaparan hingga munculnya air zamzam amatlah bersejarah. Apa yang dilakukan Siti Hajar itu kini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan umat Islam yang melaksanakan haji, yaitu sa’i.
Dalam buku "99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Quran" karya Ridwan Abary disebutkan sejarah asal-usul air Zamzam tersebut bermula setelah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar dikaruniai seorang anak, yakni Ismail, setelah penantian yang panjang.
Tatkala Ismail masih balita Nabi Ibrahim memindahkan anak dan istrinya tersebut ke lembah yang berdekatan dengan Kakbah . Lalu beliau bertolak kembali ke negeri Syam.
Melihat kepergian suaminya, Siti Hajar bertanya, “Pergi ke mana engkau Ibrahim? Apakah kau tega meninggalkan kami di tempat yang sunyi dan juga tandus ini?”.
Karena tidak juga dijawab oleh suaminya, Siti Hajar kembali bertanya, “Adakah kepergianmu ini adalah perintah dari Allah?”
Nabi Ibrahim kemudian mengiyakan pertanyaan dari istrinya tersebut. Siti Hajar kemudian kembali berkata, “Jikalau demikian, pasti Allah tak akan menyia-nyiakan nasib kita.”
Di atas bukit yang jauh dari tempat istri dan anaknya ditinggalkan, Nabi Ibrahim menahan rasa sedihnya. Sungguh berat rasanya meninggalkan mereka di tempat yang begitu sepi tanpa makanan dan minuman yang memadai serta tanpa seseorang yang menemani.
Di saat inilah beliau mengangkat lengannya dan memanjatkan doa kepada Sang Khalik untuk keselamatan keduanya sebagaimana yang tertuang dalam surah Ibrahim [14] ayat 37.
Setelah kepergian Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail mulai merasa kelaparan dan kehausan. Bekal yang diberikan oleh Nabi Ibrahim pun sudah habis. Karena tidak tega melihat anaknya kehausan dan kelaparan, ia akhirnya memutuskan untuk pergi mencari makanan atau minuman.
Siti Hajar kemudian bergegas menuju Bukit Shafa. Namun sesampainya di atas, Siti Hajar tidak menemukan apapun.
Siti Hajar turun kembali menuju Bukit Marwah. Namun, tidak juga ia menemukan makanan ataupun minuman. Kemudian ia kembali ke bukit Shafa, kembali lagi ke bukit Marwah. Begitu seterusnya hingga tujuh kali.
Apa yang dilakukan Siti Hajar itu kini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan umat Islam yang melaksanakan haji, yaitu sa’i.
Ketika sedang berada di atas bukit Marwah, Siti Hajar tiba-tiba mendengar suara. Setelah berlari ke sana kemari tanpa menemui seorang pun, ia beranggapan bahwa itu suara hatinya saja. “Rasa letih mungkin membuat pikirannya kacau”, ujarnya di dalam hati. Tapi suara itu terdengar kembali lagi dan lagi. Ternyata, beliau memang benar-benar mendengar sebuah suara. Ia segera kembali ke tempat nabi Ismail berada.
Ketika ia sampai, Nabi Ismail sedang menangis sembari menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. Dari hentakan kaki Ismail tersebut, kemudian mengalirlah air dari dalam tanah.
Siti Hajar kemudian berkata, “berkumpulah”, yang dalam bahasa Arab adalah zam-zam. Akhirnya Hajar dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian malaikat berkata kepadanya:
لَا تَخَافُوا الضَّيْعَةَ فَإِنَّ هَا هُنَا بَيْتَ اللَّهِ يَبْنِي هَذَا الْغُلَامُ وَأَبُوهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَهْلَهُ
“Janganlah kamu takut diterlantarkan, karena di sini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.”
Dalam buku "99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Quran" karya Ridwan Abary disebutkan sejarah asal-usul air Zamzam tersebut bermula setelah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar dikaruniai seorang anak, yakni Ismail, setelah penantian yang panjang.
Tatkala Ismail masih balita Nabi Ibrahim memindahkan anak dan istrinya tersebut ke lembah yang berdekatan dengan Kakbah . Lalu beliau bertolak kembali ke negeri Syam.
Melihat kepergian suaminya, Siti Hajar bertanya, “Pergi ke mana engkau Ibrahim? Apakah kau tega meninggalkan kami di tempat yang sunyi dan juga tandus ini?”.
Karena tidak juga dijawab oleh suaminya, Siti Hajar kembali bertanya, “Adakah kepergianmu ini adalah perintah dari Allah?”
Nabi Ibrahim kemudian mengiyakan pertanyaan dari istrinya tersebut. Siti Hajar kemudian kembali berkata, “Jikalau demikian, pasti Allah tak akan menyia-nyiakan nasib kita.”
Di atas bukit yang jauh dari tempat istri dan anaknya ditinggalkan, Nabi Ibrahim menahan rasa sedihnya. Sungguh berat rasanya meninggalkan mereka di tempat yang begitu sepi tanpa makanan dan minuman yang memadai serta tanpa seseorang yang menemani.
Di saat inilah beliau mengangkat lengannya dan memanjatkan doa kepada Sang Khalik untuk keselamatan keduanya sebagaimana yang tertuang dalam surah Ibrahim [14] ayat 37.
Setelah kepergian Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail mulai merasa kelaparan dan kehausan. Bekal yang diberikan oleh Nabi Ibrahim pun sudah habis. Karena tidak tega melihat anaknya kehausan dan kelaparan, ia akhirnya memutuskan untuk pergi mencari makanan atau minuman.
Siti Hajar kemudian bergegas menuju Bukit Shafa. Namun sesampainya di atas, Siti Hajar tidak menemukan apapun.
Siti Hajar turun kembali menuju Bukit Marwah. Namun, tidak juga ia menemukan makanan ataupun minuman. Kemudian ia kembali ke bukit Shafa, kembali lagi ke bukit Marwah. Begitu seterusnya hingga tujuh kali.
Apa yang dilakukan Siti Hajar itu kini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan umat Islam yang melaksanakan haji, yaitu sa’i.
Ketika sedang berada di atas bukit Marwah, Siti Hajar tiba-tiba mendengar suara. Setelah berlari ke sana kemari tanpa menemui seorang pun, ia beranggapan bahwa itu suara hatinya saja. “Rasa letih mungkin membuat pikirannya kacau”, ujarnya di dalam hati. Tapi suara itu terdengar kembali lagi dan lagi. Ternyata, beliau memang benar-benar mendengar sebuah suara. Ia segera kembali ke tempat nabi Ismail berada.
Ketika ia sampai, Nabi Ismail sedang menangis sembari menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. Dari hentakan kaki Ismail tersebut, kemudian mengalirlah air dari dalam tanah.
Siti Hajar kemudian berkata, “berkumpulah”, yang dalam bahasa Arab adalah zam-zam. Akhirnya Hajar dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian malaikat berkata kepadanya:
لَا تَخَافُوا الضَّيْعَةَ فَإِنَّ هَا هُنَا بَيْتَ اللَّهِ يَبْنِي هَذَا الْغُلَامُ وَأَبُوهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَهْلَهُ
“Janganlah kamu takut diterlantarkan, karena di sini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.”
Baca Juga