Haedar Nashir: Inti dari Idul Adha Adalah Jiwa dan Semangat Berbagi

Sabtu, 09 Juli 2022 - 10:04 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir/Foto/Muhammadiyah
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1443 H, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah , Haedar Nashir mengajak kaum muslimin menghidupkan kembali jiwa dan semangat berbagi.

Inti dari ibadah kurban menurut Haedar adalah ruh untuk rendah hati mendermakan sebagian nikmat yang dimiliki baik berupa ilmu, tenaga, akal pikiran, hingga harta yang semua itu diberikan dengan semangat pencerahan.

“Mereka yang punya ilmu tidak arogan dengan keilmuannya dan mau berbagi ilmu dalam usaha mencerdasaan dan mencerahkan akal budi umat dan bangsa sehingga ilmu itu menyinari jiwa, akal budi, alam pikiran dan menyinari tindakan,” pesan Haedar Nashir sebagaimana dilansir laman resmi PP Muhammadiyah.



Sekadar mengingatkan, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 10 Dzulhijjah 1443 Hijriah atau Hari Idul Adha jatuh pada hari Sabtu, 9 Juli 2022.

Dalam amanat yang Haedar sampaikan pada malam takbiran Idul Adha, Jumat (8/7/2022), Haedar juga berpesan agar siapapun yang memiliki akses dalam kekayaan, kekuasaan dan jabatan publik menggunakan kelebihan yang dimilikinya itu untuk semaksimal mungkin menebar kemaslahatan pada orang banyak.

“Kekuasaan bukan untuk kekuasaan, kekuasaan bukan untuk memupuk oligarki, kekuasaan apalagi jangan sampai disalahgunakan untuk korupsi dan segala bentuk penyimpangan kekuasaan,” kata Haedar.



Kekuasaan itu amanah, untuk berkhidmat baik dalam konteks kita ingin membangun umat terbaik maupun bangsa yang unggul, maka kekuasaan yang mau berkurban adalah kekuasaan yang mampu mensejahterakan, mendamaikan, mempersatukan, memajukan sekaligus menghindari segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

"Bagi mereka yang sedang dilanda masalah, musibah dan memerlukan pembelaan, negara harus hadir,” tegasnya.

Bagi mereka yang memiliki kelebihan harta baik secara individu, korporasi, ataupun perusahaan, Haedar mengingatkan agar mereka tetap berbagi kepada mereka yang kekurangan.

“Jangan sampai kekayaan itu kemudian membuat kita senjang dengan sesama rakyat dan anak bangsa. Mereka yang memiliki akses dan kekuatan ekonomi kita harapkan semangat berbaginya untuk membagi kue yang dimilikinya untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pesan Haedar.





Semarak

Sementara itu, sholat idul adha yang diselenggarakan cabang-cabang Muhammadiyah di Indonesia lebih semarak dibanding tahun-tahun lalu. Hal ini terjadi karena tidak sedikit umat Islam yang menyelanggarakan Idul Adha hari ini, kendati pemerintah menetapkan besok, Ahad 10 Juli 2022.

Sholat Idul Adha di Bekasi Utara yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah di halaman parkir Eks Superindo, Perumahan Villa Indah Permai ramai dikunjungi jamaah. "Empat kali lipat dari sholat Idul Adha tahun-tahun sebelumnya," ujar salah seorang pengurus Muhammadiyah setempat. Imam dan Khatib pada sholat id tersebut adalah Ust. Abu Daedat Syihab MH

Hal yang sama juga terjadi di Masjid Al-Manar, Bekasi Utara. Jamaah mememenuhi masjid dan halaman masjid ini. Kondisi serupa terjadi di lapangan Sekolah Muhammadiyah, Jl Kimangunsarkoro No 45 Bekasi Jaya Bekasi Timur. Di kompleks Muhammadiyah tersebut menghadirkan imam dan khatib Drs. H. Agus Tri Sundani, M.A.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?  Para sahabat menjawab: Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.

(HR. Muslim No. 4678)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More