Salim Maula Abu Hudzaifah: Calon Pengganti Umar Bin Khattab yang Syahid di Perang Yamamah

Senin, 11 Juli 2022 - 16:13 WIB
Ketika tangan kanannya itu buntung dan bendera perang itu jatuh, ia segera mengambilnya dengan tangan kiri, lalu senantiasa mengacungkannya tinggi-tinggi sambil mengumandangkan ayat Al-Qur'an berikut ini:

"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." (Ali Imran:146)

Sebuah semboyan yang sangat agung. Semboyan yang dipilih Salim saat menghadapi ajalnya.

Sekelompok orang-orang murtad mengepung dan menyerbunya, hingga pahlawan itu tersungkur ke tanah. Tetapi, rohnya belum juga keluar dari tubuhnya yang suci, sampai pertempuran itu berakhir dengan kematian Musailamah Al-Kadzdzab dan kekalahan tentara murtad, dan kemenangan berada di tangan tentara Muslimin.

Ketika kaum muslimin mengidentifikasi kurban dan para syuhada, mereka menemukan Salim dalam sekarat maut. Ia sempat bertanya kepada mereka, “Bagaimana nasib Abu Hudzaifah?”

“Ia telah menemui syahidnya,” jawab mereka.

“Baringkanlah aku di sampingnya."

“Ini dia di sampingmu, wahai Salim. Dia telah menemui syahidnya di tempat ini.”



Mendengar jawaban itu, bibir Salim menyunggingkan senyum yang terakhir, dan setelah itu ia tidak berbicara lagi. Dia bersama saudaranya telah menemukan apa yang mereka dambakan selama ini. Mereka masuk Islam bersama, hidup bersama, dan kemudian gugur syahid bersama pula. Persamaan nasib yang sangat mengharukan, dan suatu takdir yang sangat indah.

Mukmin yang agung itu kini telah pergi menemui Rabb-nya. Seorang beriman, yang mengenai dirinya ketika telah tiada, Umar bin Khattab pernah berkata, “Seandainya Salim masih hidup, pasti ia menjadi penggantiku nanti.”

(mhy)
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More