Kisah Sayyidina Husein Meninggalkan Madinah Demi Memperbaiki Umat Kakeknya
Jum'at, 05 Agustus 2022 - 14:30 WIB
Sebagian kelompok menerima tawaran Husein as dan sekelompok yang lain menolak dan melanjutkan perjalanan mereka. Ucapan Husein ketika berjumpa dengan karavan Yaman di Tan’im, “Barang siapa ingin bergabung bersama kami, maka kami akan menanggung seluruh biayanya dan kami akan menjadi teman perjalanan yang baik baginya. Barang siapa ingin berpisah dari kami di pertengahan jalan, maka kami akan menanggung biayanya selama perjalanan bersama kami.”
Pada Kamis, 10 Dzulhijjah 60 H, Karavan Karbala telah tiba di persinggahan ketiga; yakni Shaffah. Di persinggahan ini, Farazdaq penyair masyhur berjumpa dengan Husein as seraya berkata, “Segala sesuatu yang Anda inginkan dari Allah, maka Dia pasti menganugerahkannya kepada Anda.”
“Ceritakanlah kondisi rakyat Irak kepadaku,” ujar Husain.
Farazdaq menjawab, “Anda telah bertanya kepada orang yang tahu. Hati rakyat bersama Anda dan pedang mereka bersama Bani Umaiyah. Ketentuan Ilahi turun dari langit dan segala sesuatu yang Dia kehendaki pasti terjadi.”
Husain as menimpali, “Benar ucapanmu. Segala sesuatu ada di tangan Allah. Setiap hari Dia pasti memiliki kehendak. Jika ketentuan Ilahi sesuai dengan kehendak kami, maka kami akan bersyukur kepada-Nya atas seluruh nikmat yang telah Dia anugerahkan. Untuk bersyukur ini, kami memohon taufik kepada-Nya. Jika ketentuan Ilahi memisahkan antara kami dan harapan-harapan kami, maka amal setiap orang yang tulus dan bersumber dari ketakwaan kepada Allah tidak akan pernah terlupakan.”
Ucapan Husein as kepada Farazdaq di persinggahan ini, “Jika seluruh peristiwa sesuai dengan kehendak kami, maka kami akan bersyukur kepada Allah lantaran seluruh nikmat yang telah Dia turunkan. Jika seluruh peristiwa tidak sesuai dengan kehendak kami, maka orang yang memiliki niat benar dan hatinya didominasi ketakwaan tidak akan keluar dari jalan yang benar dan ia tidak akan pernah merugi.”
Bermimpi Ketemu Rasulullah SAW
Pada Jumat, 11 Dzulhijjah 60 H, di persinggahan ini, 'Aun dan Muhammad dua putera Abdullah bin Ja'far Thayyar berhasil mengejar Husein as dengan membawa surat ayah mereka untuk beliau.
Dalam surat ini, Abdullah meminta supaya Husein as mengurungkan niat ke Kufah dan segera kembali ke Mekkah. Ketika menulis surat tersebut, Abdullah bin Ja'far pergi menjumpai Amr bin Sa'id gubernur Mekkah dan berhasil memperoleh jaminan keamanan bagi Husein as.
Setelah itu, Abdullah mengirimkan surat jaminan keamanan tersebut kepada Husein as melalui saudara Amr bin Sa'id. Abdullah sendiri akhirnya datang dan berjumpa dengan Husein as di Dzatul 'Irq dan membacakan surat tersebut kepada beliau.
Husein as menolak untuk kembali ke Mekkah seraya berkata, "Saya bermimpi berjumpa Rasulullah SAW. Ia memerintahkan supaya saya meneruskan perjalan ini. Saya pasti akan melaksanakan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW."
Setelah itu, Husein as menjawab surat Amr bin Sa'id. Abdullah bin Ja'far dan Yahya bin Sa'id pun berpisah dari Husain as. Akan tetapi, kedua putra Abdullah tetap bersama beliau. Abdullah berpesan kepada mereka supaya senantiasa bersama Husain as. Akan tetapi, ia sendiri memohon maaf dan kembali ke Mekkah.
Sebagian isi surat Husein as kepada Amr bin Sa'id gubernur Mekkah, "Jaminan keamanan yang terbaik adalah jaminan keamanan yang dimiliki oleh Allah. Di dunia ini, saya memohon supaya memiliki rasa takut kepada-Nya sehingga di akhirat kelak Dia akan memberikan jaminan keamanan."
Pada Sabtu, 12 Dzulhijjah 60 H, setelah Wadil 'Aqiq, karavan Husein as tiba di Wadis Shafra'. Menurut sebuah riwayat, di persinggahan ini, Mujamma' bin Ziyad dan 'Abbad bin Muhajir bergabung dengan karavan ini.
Mujamma' dan 'Abbad berdomisili di persinggahan Juhainah di pinggiran kota Madinah. Setelah Husain as keluar dari Mekkah dan tiba di persinggahan ini, Mujamma' dan 'Abbad menjumpai beliau dan bersedia menemani beliau dalam perjalanan ini. Mereka setia bersama beliau hingga tiba di Karbala seraya berperang di barisan beliau dan menengguk cawan syahadah.
Di antara ucapan Husain as selama dalam perjalanan dari Mekkah ke Karbala, "Saya tidak melihat kematian kecuali kebahagiaan dan hidup bersama orang-orang lalim tidak lain kecuali kecelaan."
Pada Senin, 14 Dzulhijjah 60 H, Husain as beserta rombongan tiba di Dzatul 'Irq dan berisitirahat di persinggahan ini.
Di persinggahan ini, Husein as berjumpa dengan seseorang dari kabilah Bani Asad yang bernama Busyr bin Ghalib. Beliau menanyakan kondisi Kufah kepadanya. Busyr menjawab, "Hati mereka bersama Anda dan pedang bersama Bani Umaiyah."
Pada Kamis, 10 Dzulhijjah 60 H, Karavan Karbala telah tiba di persinggahan ketiga; yakni Shaffah. Di persinggahan ini, Farazdaq penyair masyhur berjumpa dengan Husein as seraya berkata, “Segala sesuatu yang Anda inginkan dari Allah, maka Dia pasti menganugerahkannya kepada Anda.”
“Ceritakanlah kondisi rakyat Irak kepadaku,” ujar Husain.
Farazdaq menjawab, “Anda telah bertanya kepada orang yang tahu. Hati rakyat bersama Anda dan pedang mereka bersama Bani Umaiyah. Ketentuan Ilahi turun dari langit dan segala sesuatu yang Dia kehendaki pasti terjadi.”
Husain as menimpali, “Benar ucapanmu. Segala sesuatu ada di tangan Allah. Setiap hari Dia pasti memiliki kehendak. Jika ketentuan Ilahi sesuai dengan kehendak kami, maka kami akan bersyukur kepada-Nya atas seluruh nikmat yang telah Dia anugerahkan. Untuk bersyukur ini, kami memohon taufik kepada-Nya. Jika ketentuan Ilahi memisahkan antara kami dan harapan-harapan kami, maka amal setiap orang yang tulus dan bersumber dari ketakwaan kepada Allah tidak akan pernah terlupakan.”
Ucapan Husein as kepada Farazdaq di persinggahan ini, “Jika seluruh peristiwa sesuai dengan kehendak kami, maka kami akan bersyukur kepada Allah lantaran seluruh nikmat yang telah Dia turunkan. Jika seluruh peristiwa tidak sesuai dengan kehendak kami, maka orang yang memiliki niat benar dan hatinya didominasi ketakwaan tidak akan keluar dari jalan yang benar dan ia tidak akan pernah merugi.”
Bermimpi Ketemu Rasulullah SAW
Pada Jumat, 11 Dzulhijjah 60 H, di persinggahan ini, 'Aun dan Muhammad dua putera Abdullah bin Ja'far Thayyar berhasil mengejar Husein as dengan membawa surat ayah mereka untuk beliau.
Dalam surat ini, Abdullah meminta supaya Husein as mengurungkan niat ke Kufah dan segera kembali ke Mekkah. Ketika menulis surat tersebut, Abdullah bin Ja'far pergi menjumpai Amr bin Sa'id gubernur Mekkah dan berhasil memperoleh jaminan keamanan bagi Husein as.
Setelah itu, Abdullah mengirimkan surat jaminan keamanan tersebut kepada Husein as melalui saudara Amr bin Sa'id. Abdullah sendiri akhirnya datang dan berjumpa dengan Husein as di Dzatul 'Irq dan membacakan surat tersebut kepada beliau.
Husein as menolak untuk kembali ke Mekkah seraya berkata, "Saya bermimpi berjumpa Rasulullah SAW. Ia memerintahkan supaya saya meneruskan perjalan ini. Saya pasti akan melaksanakan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW."
Setelah itu, Husein as menjawab surat Amr bin Sa'id. Abdullah bin Ja'far dan Yahya bin Sa'id pun berpisah dari Husain as. Akan tetapi, kedua putra Abdullah tetap bersama beliau. Abdullah berpesan kepada mereka supaya senantiasa bersama Husain as. Akan tetapi, ia sendiri memohon maaf dan kembali ke Mekkah.
Sebagian isi surat Husein as kepada Amr bin Sa'id gubernur Mekkah, "Jaminan keamanan yang terbaik adalah jaminan keamanan yang dimiliki oleh Allah. Di dunia ini, saya memohon supaya memiliki rasa takut kepada-Nya sehingga di akhirat kelak Dia akan memberikan jaminan keamanan."
Pada Sabtu, 12 Dzulhijjah 60 H, setelah Wadil 'Aqiq, karavan Husein as tiba di Wadis Shafra'. Menurut sebuah riwayat, di persinggahan ini, Mujamma' bin Ziyad dan 'Abbad bin Muhajir bergabung dengan karavan ini.
Mujamma' dan 'Abbad berdomisili di persinggahan Juhainah di pinggiran kota Madinah. Setelah Husain as keluar dari Mekkah dan tiba di persinggahan ini, Mujamma' dan 'Abbad menjumpai beliau dan bersedia menemani beliau dalam perjalanan ini. Mereka setia bersama beliau hingga tiba di Karbala seraya berperang di barisan beliau dan menengguk cawan syahadah.
Di antara ucapan Husain as selama dalam perjalanan dari Mekkah ke Karbala, "Saya tidak melihat kematian kecuali kebahagiaan dan hidup bersama orang-orang lalim tidak lain kecuali kecelaan."
Pada Senin, 14 Dzulhijjah 60 H, Husain as beserta rombongan tiba di Dzatul 'Irq dan berisitirahat di persinggahan ini.
Di persinggahan ini, Husein as berjumpa dengan seseorang dari kabilah Bani Asad yang bernama Busyr bin Ghalib. Beliau menanyakan kondisi Kufah kepadanya. Busyr menjawab, "Hati mereka bersama Anda dan pedang bersama Bani Umaiyah."