Mengapa Rasulullah Melarang Mendatangi Dukun? Salah Satu Akibatnya Sholat Tidak Diterima
Kamis, 25 Agustus 2022 - 11:03 WIB
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagaimana riwayat berikut :
“Barang siapa mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari”. (HR Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang ummatnya mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung, dan melarang bertanya serta membenarkan apa yang mereka katakan, karena mengandung kemungkaran dan bahaya yang sangat besar pula. Karena mereka adalah orang-orang yang melakukan perbuatan dosa .
Rasulullah bersabda :
Dari Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial dan untung berdasarkan burung dan lainnya, yang bertanya dan yang menyampaikannya, atau yang melakukan praktek perdukunan dan yang meminta untuk didukuni atau yang menyihir atau yang meminta dibuatkan sihir, dan barang siapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir pada apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam “. (HR Bazzar dengan sanad Jayyid).
Hadis-hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut diatas membuktikan tentang kekufuran para dukun dan tukang ramal, karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib dan mereka tidak akan sampai pada maksud yang diinginkan melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan menyembah jin-jin, dan ini merupakan perbuatan kufur dan syirik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di masa sekarang, para dukun jaman moderen melakukan prakteknya di kota-kota besar, bahkan membuka pusat perdukunannya dengan izin resmi. Ilmu perdukunan mereka didukung oleh ilmu pengetahuan moderen.
Para pasienya orang-orang yang berpendidikan dan memiliki kemampuan ekonomi menengah ke atas. Tujuan mendatangi dukun tidak terbatas pada urusan klasik, seperti urusan untuk berobat, akan tetapi lebih meluas lagi hingga ke dalam masalah profesi dan pekerjaan yang sedang mereka geluti.
Artinya orang jaman sekarang masih banyak yang tertipu dalam hal ini. Padahal, mendatangi perdukunan dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda:
Diriwayatkan lagi oleh sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang mendatangi tukang tenung untuk bertanya tentang sesuatu, maka tidak diterima darinya shalat selama empat puluh malam”. (HR. Muslim).
Sabda Rasulullah yang lain :
Bukanlah termasuk golongan kami orang yang mencari perdukunan atau melakukan perdukunan. (HR. Thabrani).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Kitab (Taurat)? Mereka percaya kepada Jibt dan Tagut,..." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 51).
Dalam tafsir At Thobari dalam menjelaskan surat An-Nisa ayat 51 tersebut dikatakan bahwa yang disebut jibt adalah tukang sihir. Thaghut diartikan kahin atau dukun.
مَنْ أَتَى عَرَّافاً فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً
“Barang siapa mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari”. (HR Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang ummatnya mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung, dan melarang bertanya serta membenarkan apa yang mereka katakan, karena mengandung kemungkaran dan bahaya yang sangat besar pula. Karena mereka adalah orang-orang yang melakukan perbuatan dosa .
Rasulullah bersabda :
Dari Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial dan untung berdasarkan burung dan lainnya, yang bertanya dan yang menyampaikannya, atau yang melakukan praktek perdukunan dan yang meminta untuk didukuni atau yang menyihir atau yang meminta dibuatkan sihir, dan barang siapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir pada apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam “. (HR Bazzar dengan sanad Jayyid).
Hadis-hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut diatas membuktikan tentang kekufuran para dukun dan tukang ramal, karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib dan mereka tidak akan sampai pada maksud yang diinginkan melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan menyembah jin-jin, dan ini merupakan perbuatan kufur dan syirik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di masa sekarang, para dukun jaman moderen melakukan prakteknya di kota-kota besar, bahkan membuka pusat perdukunannya dengan izin resmi. Ilmu perdukunan mereka didukung oleh ilmu pengetahuan moderen.
Para pasienya orang-orang yang berpendidikan dan memiliki kemampuan ekonomi menengah ke atas. Tujuan mendatangi dukun tidak terbatas pada urusan klasik, seperti urusan untuk berobat, akan tetapi lebih meluas lagi hingga ke dalam masalah profesi dan pekerjaan yang sedang mereka geluti.
Artinya orang jaman sekarang masih banyak yang tertipu dalam hal ini. Padahal, mendatangi perdukunan dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda:
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ « مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Diriwayatkan lagi oleh sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang mendatangi tukang tenung untuk bertanya tentang sesuatu, maka tidak diterima darinya shalat selama empat puluh malam”. (HR. Muslim).
Sabda Rasulullah yang lain :
Bukanlah termasuk golongan kami orang yang mencari perdukunan atau melakukan perdukunan. (HR. Thabrani).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْبًا مِّنَ الْكِتٰبِ يُؤْمِنُوْنَ بِا لْجِبْتِ وَا لطَّا غُوْت..
"Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Kitab (Taurat)? Mereka percaya kepada Jibt dan Tagut,..." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 51).
Dalam tafsir At Thobari dalam menjelaskan surat An-Nisa ayat 51 tersebut dikatakan bahwa yang disebut jibt adalah tukang sihir. Thaghut diartikan kahin atau dukun.