Tips dari Ulama Tentang Cara Melembutkan Hati
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 09:05 WIB
Waspadai diri kita, apakah memiliki hati lembut atau keras. Ketika seorang muslim malas melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Tala, lalu sulit terenyuh, maka perlu diwaspadai, karena bisa jadi itu adalah tanda mengerasnya hati. Sebaliknya, jika seseorang mulai bersedih saat merasa banyak dosa, lalu gemar melakukan ibadah dengan khusyuk, dia memiliki hati yang lembut . Jadi, hati yang keras adalah hati yang sakit.
Ulama menyebutkan ada beberapa cara untuk mengobati hati agar senantiasa lembut, yakni menyukai ibadah dan membenci kemasiatan.
Dalam tulisannya berjudul 'ad Da'wa wad Dawa' , Al Jawabul Kafi Liman Sa'ala 'anid Dawa'i Syafi'i, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan bahwa sumber dari semua kerasnya hati adalah kebodohan. Yaitu orang yang enggan membaca, merenungi, dan mempelajari Al Qur'an. Termasuk juga mempelajari hadis-hadis Nabi Shallalahi 'Alaihi wa Sallam.
Menurut Ibnu Qayyim, Al-Qur'an adalah obat bagi hati dari penyakit kebodohan . Allah Ta'ala tidak menurunkan obat yang cepat menyembuhkan kecuali Al-Qur'an. Sehingga :
1. Banyak membaca Al-Quran dengan mentadabburinya adalah obat kerasnya hati.
Sebab Al Qur’an adalah kalamullah, perkataan Allah, Rabb pencipta langit dan bumi, bukan perkataan makhluk. Selain dapat menenangkan hati, membaca Al Qur’an akan diganjar banyak pahala.
Bayangkan saja, 1 huruf dari Al Qur’an diganjar 1 pahala, dan 1 pahala akan dibalas dengan 10 kebaikan. Namun syarat untuk menenangkan hati tidaklah hanya sekedar membaca, tapi di-tadabburi, direnungkan maknanya sehingga dapat diamalkan.
2. Menjauhi kemaksiatan dengan ilmu yang dipelajari dari Al-Qur'an
Menjauhi maksiat sangat penting karena dampak negatif maksiat adalah dapat membutakan mata hati. Sedang mata hati adalah sebab lembutnya hati.
Ketika Imam Malik bertemu Imam SYafi'i dan melihat sesuatu yang membikin takjub, Imam Malik berkata : "Sungguh aku melihat bahwa Allah Ta'ala telah memberimu cahaya. Jangan kamu padamkan dengan gelapnya kemaksiatan."
3. Perbanyak dzikir mengingat Allah
Hal ini ditegaskan dalam surat Ra’d ayat 28. Ayat tersebut menegaskan bahwa berdzikir dapat melembutkan hati. Karena dengan mengingat Allah, maka hati pun menjadi tenang.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28).
Dzikir adalah suatu amalan yang mudah, cukup menggerakkan lisan dan bibir saja. Sehingga tidak bisa dijadikan alasan untuk enggan berdzikir.
4. Yang bisa melembutkan hati adalah dengan memilih teman yang baik agamanya dan akhlaknya.
Jika seseorang memiliki teman yang baik agamanya, maka ia akan mendapatkan kebaikan yang banyak pula. Seperti yang Nabi permisalkan dalam suatu hadits riwayat Al-Bukhari, dimana kawan yang baik dimisalkan sebagai penjual misk (minyak wangi). Boleh jadi ia diberi minyak wangi tersebut, boleh jadi ia membelinya, atau minimal mendapakan bau yang wangi dengan sebab berdekatan dengan penjual minyak wangi.
6. Senantiasa berdoa kepada Allah Ta'ala
Doa adalah senjata seorang mukmin, jangan sampai seorang mukmin melupakan bahwa urusannya tergantung kehendak AllahTa’ala.
Hadis riwayat dari imam Al Auza'i yang bersumber dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan Allah menyukai hamba terus menerus berdoa kepada-Nya.
Banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam ketaatan dan diberikan kelembutan hati, dan dijauhkan dari rasa malas yang terus menerus sehingga hati menjadi mati.
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallammengajarkan kita sebuah doa agar berlindung dari rasa malas. Berikut adalah doanya :
Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat
Artinya : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Wallahu A'lam
Ulama menyebutkan ada beberapa cara untuk mengobati hati agar senantiasa lembut, yakni menyukai ibadah dan membenci kemasiatan.
Dalam tulisannya berjudul 'ad Da'wa wad Dawa' , Al Jawabul Kafi Liman Sa'ala 'anid Dawa'i Syafi'i, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan bahwa sumber dari semua kerasnya hati adalah kebodohan. Yaitu orang yang enggan membaca, merenungi, dan mempelajari Al Qur'an. Termasuk juga mempelajari hadis-hadis Nabi Shallalahi 'Alaihi wa Sallam.
Menurut Ibnu Qayyim, Al-Qur'an adalah obat bagi hati dari penyakit kebodohan . Allah Ta'ala tidak menurunkan obat yang cepat menyembuhkan kecuali Al-Qur'an. Sehingga :
1. Banyak membaca Al-Quran dengan mentadabburinya adalah obat kerasnya hati.
Sebab Al Qur’an adalah kalamullah, perkataan Allah, Rabb pencipta langit dan bumi, bukan perkataan makhluk. Selain dapat menenangkan hati, membaca Al Qur’an akan diganjar banyak pahala.
Bayangkan saja, 1 huruf dari Al Qur’an diganjar 1 pahala, dan 1 pahala akan dibalas dengan 10 kebaikan. Namun syarat untuk menenangkan hati tidaklah hanya sekedar membaca, tapi di-tadabburi, direnungkan maknanya sehingga dapat diamalkan.
2. Menjauhi kemaksiatan dengan ilmu yang dipelajari dari Al-Qur'an
Menjauhi maksiat sangat penting karena dampak negatif maksiat adalah dapat membutakan mata hati. Sedang mata hati adalah sebab lembutnya hati.
Ketika Imam Malik bertemu Imam SYafi'i dan melihat sesuatu yang membikin takjub, Imam Malik berkata : "Sungguh aku melihat bahwa Allah Ta'ala telah memberimu cahaya. Jangan kamu padamkan dengan gelapnya kemaksiatan."
3. Perbanyak dzikir mengingat Allah
Hal ini ditegaskan dalam surat Ra’d ayat 28. Ayat tersebut menegaskan bahwa berdzikir dapat melembutkan hati. Karena dengan mengingat Allah, maka hati pun menjadi tenang.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28).
Dzikir adalah suatu amalan yang mudah, cukup menggerakkan lisan dan bibir saja. Sehingga tidak bisa dijadikan alasan untuk enggan berdzikir.
4. Yang bisa melembutkan hati adalah dengan memilih teman yang baik agamanya dan akhlaknya.
Jika seseorang memiliki teman yang baik agamanya, maka ia akan mendapatkan kebaikan yang banyak pula. Seperti yang Nabi permisalkan dalam suatu hadits riwayat Al-Bukhari, dimana kawan yang baik dimisalkan sebagai penjual misk (minyak wangi). Boleh jadi ia diberi minyak wangi tersebut, boleh jadi ia membelinya, atau minimal mendapakan bau yang wangi dengan sebab berdekatan dengan penjual minyak wangi.
6. Senantiasa berdoa kepada Allah Ta'ala
Doa adalah senjata seorang mukmin, jangan sampai seorang mukmin melupakan bahwa urusannya tergantung kehendak AllahTa’ala.
Hadis riwayat dari imam Al Auza'i yang bersumber dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan Allah menyukai hamba terus menerus berdoa kepada-Nya.
Banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam ketaatan dan diberikan kelembutan hati, dan dijauhkan dari rasa malas yang terus menerus sehingga hati menjadi mati.
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallammengajarkan kita sebuah doa agar berlindung dari rasa malas. Berikut adalah doanya :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat
Artinya : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Wallahu A'lam
(wid)