Kisah Kuda Jibril Menggoda Kuda Firaun Agar Turun ke Laut Mengejar Nabi Musa
Senin, 24 Oktober 2022 - 05:15 WIB
Kisah kuda malaikat Jibril yang menggoda kuda Raja Firaun agar turun ke laut yang sudah terbelah, ketika mengejar Nabi Musa as dikisahkan Ibnu Katsir tatkala menafsirkan surat Yunus ayat 90-91.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengisahkan tatkala mendengar berita bahwa Nabi Musa dan pengikutnya eksodus meninggalkan Mesir, kemarahan Fir'aun menjadi-jadi.
Ia lalu mengumpulkan bala tentaranya dari berbagai kota besar yang berada di bawah kekuasaannya. Lalu ia memimpin pengejaran terhadap Musa as dan kaum Bani Israil. Kala itu, kata Ibnu Katsir, Firaun bersama pasukan yang sangat besar jumlahnya.
"Tidak ada seorang pun yang tertinggal dari Fir'aun, termasuk kalangan orang-orang yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan di berbagai wilayah kerajaannya," ujarnya.
Firaun bersama bala tentaranya akhirnya berhasil mengejar kaum Bani Israil di waktu matahari terbit. Disebutkan oleh firman-Nya:
فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
"Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” ( QS Asy-Syuara : 61)
Demikian itu terjadi setelah kaum Bani Israil sampai di tepi laut. Sedangkan Fir'aun dan pasukannya berada di belakang mereka; dan tiada jalan lain bagi kedua belah pihak melainkan hanya berperang.
Pengikut-pengikut Nabi Musa as mencari jalan selamat dari kejaran mereka. Maka Nabi Musa as menjawab bahwa ia diperintahkan oleh Allah untuk menempuh jalan itu.
كَلا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
"Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." ( QS Asy-Syu'ara : 62)
Bilamana dalam keadaan terjepit, maka jalan keluar menjadi luas. Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk memukul laut yang ada di hadapannya dengan tongkatnya.
Musa pun memukul laut itu dengan tongkatnya, dan laut itu pun terbelah. Tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar, semuanya ada dua belas belahan, sehingga tiap-tiap sibt (kabilah) Bani Israil menempuh satu jalan darinya. Dan Allah memerintahkan kepada angin untuk bertiup sehingga mengeringkan tanahnya.
فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلا تَخْشَى
"Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah takut akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)." ( QS Thaha : 77)
Sepanjang jalan air itu berlubang seperti jendela agar masing-masing kaum dapat melihat kaum lainnya dan agar mereka jangan menduga bahwa teman mereka binasa. Akhirnya kaum Bani Israil dapat melewati laut itu dengan selamat.
Dua Malaikat
Setelah mereka sampai di tepi yang lainnya tanpa ada yang ketinggalan, maka Fir'aun dan bala tentaranya baru sampai ke tepi laut dari arah yang berlawanan. Saat itu Fir'aun bersama 100.000 pasukan berkuda dan pasukan lainnya yang beraneka ragam.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengisahkan tatkala mendengar berita bahwa Nabi Musa dan pengikutnya eksodus meninggalkan Mesir, kemarahan Fir'aun menjadi-jadi.
Ia lalu mengumpulkan bala tentaranya dari berbagai kota besar yang berada di bawah kekuasaannya. Lalu ia memimpin pengejaran terhadap Musa as dan kaum Bani Israil. Kala itu, kata Ibnu Katsir, Firaun bersama pasukan yang sangat besar jumlahnya.
"Tidak ada seorang pun yang tertinggal dari Fir'aun, termasuk kalangan orang-orang yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan di berbagai wilayah kerajaannya," ujarnya.
Firaun bersama bala tentaranya akhirnya berhasil mengejar kaum Bani Israil di waktu matahari terbit. Disebutkan oleh firman-Nya:
فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
"Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” ( QS Asy-Syuara : 61)
Demikian itu terjadi setelah kaum Bani Israil sampai di tepi laut. Sedangkan Fir'aun dan pasukannya berada di belakang mereka; dan tiada jalan lain bagi kedua belah pihak melainkan hanya berperang.
Pengikut-pengikut Nabi Musa as mencari jalan selamat dari kejaran mereka. Maka Nabi Musa as menjawab bahwa ia diperintahkan oleh Allah untuk menempuh jalan itu.
كَلا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
"Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." ( QS Asy-Syu'ara : 62)
Bilamana dalam keadaan terjepit, maka jalan keluar menjadi luas. Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk memukul laut yang ada di hadapannya dengan tongkatnya.
Musa pun memukul laut itu dengan tongkatnya, dan laut itu pun terbelah. Tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar, semuanya ada dua belas belahan, sehingga tiap-tiap sibt (kabilah) Bani Israil menempuh satu jalan darinya. Dan Allah memerintahkan kepada angin untuk bertiup sehingga mengeringkan tanahnya.
فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلا تَخْشَى
"Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah takut akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)." ( QS Thaha : 77)
Sepanjang jalan air itu berlubang seperti jendela agar masing-masing kaum dapat melihat kaum lainnya dan agar mereka jangan menduga bahwa teman mereka binasa. Akhirnya kaum Bani Israil dapat melewati laut itu dengan selamat.
Dua Malaikat
Setelah mereka sampai di tepi yang lainnya tanpa ada yang ketinggalan, maka Fir'aun dan bala tentaranya baru sampai ke tepi laut dari arah yang berlawanan. Saat itu Fir'aun bersama 100.000 pasukan berkuda dan pasukan lainnya yang beraneka ragam.