10 Sahabat Nabi Muhammad Berkulit Hitam Selain Bilal

Selasa, 13 Desember 2022 - 06:40 WIB
8. Abu Dzar Al-Ghifari

Abu Dzar berasal dari suku Ghifar (dikenal sebagai penyamun sebelum datangnya Islam) sehingga namanya populer dengan Abu Dzar Al-Ghifari. Nama lahirnya adalah Jundub. Beliau adalah orang Arab berkulit hitam. Ia memeluk Islam secara sukarela. Sahabat yang dikenal sederhana ini semasa hidupnya selalu memperhatikan kaum dhuafa. Kepedulian terhadap kaum fakir ini menjadi salah satu keistimewaannya.

9. Aiman bin 'Ubayd

Sahabat lain yang berkulit hitam adalah Aiman bin 'Ubayd. Beliau merupakan putra dari Ummu Aiman dan suami pertamanya Ubayd ibn Zayd dari suku Bani Khazraj. Ia adalah saudara tiri Usama bin Zaid. Seperti ibunya, Aiman melayani Nabi Muhammad dan selalu menyiapkan kendi air yang digunakan beliau untuk berwudhu. Aiman juga seorang penggembala dan memelihara delapan ekor kambing milik Nabi Muhammad SAW. Aiman syahid dalam Pertempuran Hunayn.

10. Su'airah Al-Asadiyyah

Su'airah Al-Asadiyyah berasal dari Habsyah (Ethiopia), Sahabiyah Nabi yang berkulit hitam. Ia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan penuh ketulusan. Kisahnya diabadikan dalah satu Hadis dari Atha' bin Abi Rabah ia berkata, Ibnu Abbas berkata kepadaku: "Maukah engkau aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?" Aku pun menjawab: "Tentu saja." Ia berkata: "Wanita berkulit hitam ini (orangnya). Ia telah datang menemui Nabi lalu berkata: "Sesungguhnya aku berpenyakit ayan (epilepsi), yang bila kambuh maka tanpa disadari auratku terbuka. Doakanlah supaya aku sembuh." Rasulullah SAW bersabda: "Jika engkau kuat bersabar, engkau akan memperoleh surga. Namun jika engkau ingin, aku akan berdoa kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu."

Maka ia berkata: "Aku akan bersabar." Kemudian ia berkata: "Sesungguhnya aku (bila kambuh maka tanpa disadari auratku) terbuka, maka mintakanlah kepada Allah supaya auratku tidak terbuka." Maka Beliau pun mendoakannya." (HR Al-Bukhari 5652)

Demikian 10 sahabat Nabi berkulit hitam berikut sekelumit kisah hikmahnya. Pada saat khutbah Wada' (perpisahan), Nabi Muhammad SAW pernah berwasiat:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى أَبَلَّغْتُ

Artinya: "Wahai manusia, sungguh Tuhan kalian adalah satu dan bapak kalian juga satu (Adam). Ketahuilah, tidak ada kemuliaan orang Arab atas non-Arab dan tidak pula orang non-Arab atas orang Arab. Begitu pula orang berkulit merah (tidaklah lebih mulia) atas yang berkulit hitam dan tidak pula yang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah, kecuali dengan takwa. Sudahkah aku menyampaikan hal ini?" (HR Ahmad 22391)



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More