Kisah Tragedi Hari Kamis, saat Rasulullah SAW Sakit Keras
Kamis, 29 Desember 2022 - 15:22 WIB
Situasi seperti ini berlangsung sampai paruh terakhir abad kedua Hijrah, ketika beberapa orang mulai merintis pengumpulan dan penulisan hadis. Mereka adalah Ibnu Jurayj di Mekkah, Malik di Madinah. Al-Awza'i di Syria, Sa'id bin Abu 'Urwah di Basrah, Mu'ammar di Yaman, dan Sofyan al-Tsawry di Kufah.
"Selama rentang waktu yang cukup panjang itu, kepada apa Umar merujuk selain al-Qur'an?" ujar Jalaluddin Rahmat.
"Ketika mereka ingin mengetahui cara-cara sholat yang tidak diuraikan al-Qur'an atau menghadapi masalah-masalah baru yang timbul dalam perkembangan Islam, apa yang mereka jadikan acuan?" lanjutnya.
Fazlur Rahman menjawab, mula-mula umat Islam merujuk kepada sunnah, tapi sesudah itu mereka melihat hadis. Sekarang, dalam rangka membuka pintu ijtihad, kita harus kembali lagi kepada sunnah. "Saya melihat perkembangan sebaliknya: dari hadis ke sunnah. Untuk membuka pintu ijtihad, kita harus mulai dari peninjauan ulang kepada kedua konsep itu," ujarnya.
"Selama rentang waktu yang cukup panjang itu, kepada apa Umar merujuk selain al-Qur'an?" ujar Jalaluddin Rahmat.
"Ketika mereka ingin mengetahui cara-cara sholat yang tidak diuraikan al-Qur'an atau menghadapi masalah-masalah baru yang timbul dalam perkembangan Islam, apa yang mereka jadikan acuan?" lanjutnya.
Fazlur Rahman menjawab, mula-mula umat Islam merujuk kepada sunnah, tapi sesudah itu mereka melihat hadis. Sekarang, dalam rangka membuka pintu ijtihad, kita harus kembali lagi kepada sunnah. "Saya melihat perkembangan sebaliknya: dari hadis ke sunnah. Untuk membuka pintu ijtihad, kita harus mulai dari peninjauan ulang kepada kedua konsep itu," ujarnya.
(mhy)